Wall Street Beragam Setelah Laba Microsoft hingga Alphabet Mengecewakan

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq turun 2,04 persen ke posisi 10.970,99. Indeks S&P 500 terpangkas 0,74 persen ke posisi 3.830,60.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2022, 07:08 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Rabu, 26 Oktober 2022. Indeks Nasdaq dan S&P 500 melemah sehingga menghentikan kenaikan beruntun dalam tiga hari seiring pelaku pasar menilai laba yang mengecewakan dari Microsoft dan Alphabet.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq turun 2,04 persen ke posisi 10.970,99. Indeks S&P 500 terpangkas 0,74 persen ke posisi 3.830,60. Indeks Dow Jones naik 2,37 poin ke posisi 31.839,11.

Saham mencoba reli pada hari sebelumnya, dengan pelaku pasar mencoba untuk mengabaikan hasil kuartalan dari Microsoft dan Alphabet. Pada satu titik, indeks Dow Jones menguat lebih dari 300 poin karena Visa menopang indeks dengan pendapatan laba yang kuat.

Saham Alphabet, induk Google turun 9,1 persen setelah raksasa teknologi itu meleset dari harapan di antara pendapatan dan laba. Alphabet juga melalporkan penurunan pendapatan iklan Youtube yang juga mendorong investor untuk mempertimbangkan prospek perusahaan teknologi lain yang mengandalkan belanja iklan.

Sementara itu, saham Microsoft susut 7,7 persen setelah raksasa teknologi itu melaporkan pendapatan cloud yang lebih lemah dari perkiraan dalam hasil kuartalan terbarunya, meski mengalakah perkiraan laba dan pendapatan. Perseroan juga mengeluarkan panduan pendapatan kuartalan yang jauh dari harapan.

Portfolio Manager GLOBALT Investments, Keith Buchanan menuturkan, perubahan dalam indeks utama mencerminkan “tarik menarik” antara perusahaan Amerika Serikat dan the Federal Reserve (the Fed) yang telah membuat investor berusaha untuk menyeimbangkan apa yang dilaporkan perusahaan dan apa artinya bagi kenaikan suku bunga ke depan.

 

 


Volatilitas Masih Terjadi

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Dia menuturkan, yang pertama dari laporan kinerja dari teknologi besar berdampak khusus seiring industri yang dihadapi banyak investor.

“Aksi intraday hari ini adalah semacam mikrokosmos dari apa yang kami rasakan sebagai investor selama beberapa minggu terakhir. Optimisme dibangun hampir seluruh di atas pandangan pesimistis. Optimisme the Federal Reserve hanya terjadi dalam skenario di mana segala sesuatunya memburuk lebih cepat, dari suduk pandang ekonomi makro,” ujar Buchanan.

Ia mengatakan, volatilitas ada di sini dan untuk sementara. “Saya pikir mungkin akan tetap ada di sini. Bukan pada hari ke hari, minggu ke minggu, tetapi pada basis intraday, hanya karena posisi investor saat ini,” tutur dia.

Sementara itu, saham Harley-Davidson naik 12,6 persen setelah produsen sepeda motor tersebut melaporkan mengalahkan harapan. Di sisi lain, saham Boeing susut sekitar 8,8 persen setelah melaporkan kerugian kuartalan dan meleset dari harapan pendapatan.


Penutupan Wall Street pada 25 Oktober 2022

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 25 Oktober 2022 seiring investor menilai koreksi imbal hasil obligasi dan data baru ekonomi. Hal ini sebagai petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 337,12 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.836,74. Indeks S&P 500 menguat 1,6 persen ke posisi 3.859,11. Indeks Nasdaq bertambah 2,2 persen ke posisi 11.199,12.

Pergerakan wall street pada perdagangan Selasa pekan ini menambah reli tajam yang terlihat pada dua sesi perdagangan sebelumnya. Pada Senin, 24 Oktober 2022, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik lebih dari 1 persen, sedangkan indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen. Pada Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones melonjak lebih dari 700 poin.

Penurunan imbal hasil obligasi berkontribusi pada kenaikan terbaru. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 15 basis poin ke posisi 4,087 persen. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun susut tiga basis poin ke posisi 4,473 persen.

Chief Investment Officer Cornerstone Wealth, Cliff Hodge menuturkan, imbal hasil dan pergerakan indeks utama adalah tanda-tanda investor menggandakan di tengah harapan pelonggaran the Federal Reserve (the Fed).

Hodge mengatakan, data ekonomi yang dikeluarkan pada Selasa pekan ini juga merupakan titik harapan bagi investor yang mencari the Fed mengubah arah kenaikan suku bunga karena bank sentral mencoba untuk menekan inflasi.

 


Cermati Data Ekonomi AS

Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Indeks the S&P CoreLogic Case-Shiller 20-City House Price yang dirilis Selasa pekan ini menunjukkan harga rumah turun 1,3 persen di 20 kota intik yang dipelajari dari bulan ke bulan pada Agustus, tetapi masih 13,1 persen lebih tinggi dari tahun lalu. Indeks Keyakinan Konsumen juga turun menunjukkan pandangan ekonomi yang memburuk setelah prospek membaik dalam dua bulan.

“Ini pelangi setelah badai cukup besar,” ujar Chief Investment Officer of Multi-Asset Strategies and Solutions Voya Investment Management, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (26/10/2022).

Pihaknya melihat cukup banyak perlambatan dalam ekonomi sehingga tidak perlu khawatir tentang the Fed yang benar-benar menaikkan suku bunga melampaui apa yang sudah ditentukan.

“Saya pikir kita akhirnya sampai ke tempat di mana pasar telah memperhitungkan jumlah pengetatan the Fed yang tepat. Setelah Anda melakukan itu, ketidakpastian di pasar turun, dan kita bisa melihat harga lebih tinggi,” ujar dia.

Selain itu, pelaku pasar juga meneliti segelintir laporan perusahaan.  Saham General Motors dan Coca-Cola masing-masing naik 3,6 persen dan 2,4 persen setelah melaporkan laba yang lebih kuat dari perkiraan. Saham Xerox anjlok 14 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya