BEI Beri Sanksi Teguran Tertulis kepada Ajaib dan Stockbit Sekuritas

BEI memberikan dua pengumuman pada 26 Oktober 2022 terkait sanksi teguran tertulis tersebut kepada PT Ajaib Sekuritas Asia dan PT Stockbit Sekuritas Digital.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2022, 13:18 WIB
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi teguran tertulis kepada dua perusahaan sekuritas. Hal ini lantaran perusahaan sekuritas tersebut belum sepenuhnya menerapkan ketentuan pedoman fasilitas pesanan langsung hingga pedoman tata kelola teknologi informasi.

Mengutip laman keterbukaan informasi BEI, Kamis, (27/10/2022), BEI memberikan dua pengumuman pada 26 Oktober 2022 terkait sanksi teguran tertulis tersebut kepada PT Ajaib Sekuritas Asia dan PT Stockbit Sekuritas Digital. Pengumuman pemberian sanksi tersebut ditandatangani oleh Direktur BEI Irvan Susandy dan Kristian Manullang.

Pertama, BEI mengenakan sanksi teguran tertulis kepada PT Ajaib Sekuritas Asia dengan pengumuman Nomor: Peng-00029/BEI.ANG/10-2022. Berdasarkan hasil pemeriksaan bursa, perusahaan belum sepenuhnya menerapkan ketentuan pedoman fasilitas pesanan langsung dan automated ordering, pedoman tata kelola teknologi informasi operasional brokerage office system (BOFS) anggota bursa efek, pedoman penilaian kelayakan implementasi BOFIS anggota bursa serta ketentuan pengendalian internal terkait dengan teknologi informasi secara konsisten. “Dengan ini diumumkan bahwa PT Bursa Efek Indonesia telah mengenakan sanksi teguran tertulis kepada PT Ajaib Sekuritas Asia,” tulis BEI.

Terkait sanksi teguran tertulis itu, manajemen Ajaib Sekuritas menyatakan menjalankan komunikasi dengan regulator dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Ajaib secara aktif menerapkan dan memperbarui berbagai fitur keamanan agar pengguna dapat terus bertransaksi secara aman dan nyaman sebagai bentuk komitmen kami untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna,” tulis manajemen Ajaib lewat keterangan tertulis.

Kedua, BEI mengenakan sanksi teguran tertulis kepada PT Stockbit Sekuritas Digital dengan pengumuman Nomor: Peng-00030/BEI.ANG/10-2022.

“Dengan ini diumumkan bahwa PT Bursa Efek Indonesia telah mengenakan sanksi teguran tertulis kepada PT Stockbit Sekuritas Digital,” tulis BEI.

Adapun sanksi teguran tertulis itu diberikan seiring Berdasarkan hasil pemeriksaan bursa, perusahaan belum sepenuhnya menerapkan ketentuan pedoman fasilitas pesanan langsung dan automated ordering, pedoman tata kelola teknologi informasi operasional brokerage office system (BOFS) anggota bursa efek, pedoman penilaian kelayakan implementasi BOFIS anggota bursa serta ketentuan pengendalian internal terkait dengan teknologi informasi secara konsisten.


BEI Incar Pertumbuhan Investor 35 Persen pada 2023

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan investor pasar modal tumbuh 35 persen pada 2023. Pertumbuhan investor itu merujuk pada kondisi investor pasar modal yang saat ini sudah tumbuh di atas 30 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Melansir laman KSEI, total investor pasar modal per September 2022 tercatat sebesar 9,78 juta SID, naik 30,55 persen dibandingkan akhir tahun lalu sebanyak 7,49 juta SID. Raihan ini telah melampaui target BEI dengan pertumbuhan yang diincar sebesar 30 persen.

"Itu artinya sudah mencapai target pertumbuhan kita tahun ini. Namun tahun depan kita targetkan pertumbuhan investor pasar modal kita paling tidak 35 persen," kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik dalam konferensi pers, Rabu (26/10/2022).

Dari sisi supply, BEI menargetkan pencatatan 70 efek baru pada tahun depan. Efek tersebut terdiri dari berbagai instrumen termasuk pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).

 


Pengembangan Perdagangan Karbon

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Target pencatatan efek baru tahun depan lebih tinggi dari target tahun ini sebanyak 68 pencatatan efek. BEI juga berencana menerbitkan sejumlah produk baru. Di antaranya termasuk pengembangan waran terstruktur, single stock futures, pengembangan carbon trading, ETF, dan indeks terutama indeks terkait syariah dan yang terkait dengan ESG, serta pengembangan SPPA.

"Saat ini ada tiga AB yang sedang dalam pipeline kita untuk mempersiapkan diri untuk menerbitkan waran terstruktur. Paling tidak, ada lebih dari 10 seri waran terstruktur yang nanti bisa diterbitkan," kata Jeffrey.

Khusus untuk pengembangan carbon trading, BEI telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT Pertamina dalam perdagangan karbon (carbon trading).

Melalui kerja sama itu, Pertamina dan BEI akan mengkaji potensi kerja sama bisnis sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta optimalisasi tugas dan fungsi masing-masing untuk penyelenggaraan voluntary carbon market dan compliance carbon market.


Target Transaksi Nilai Harian pada 2023

Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp 14,75 triliun pada 2023. Rata-rata nilai transaksi ini lebih tinggi dibandingkan target RNTH tahun ini sebesar Rp 13,75 triliun.

"RNTH 2023 lebih tinggi dibandingkan 2022 sebesar Rp 13,75 triliun. Jadi kita melihat ada peningkatan Rp 1 triliun per hari pada value tradingnya. Artinya kita optimis di 2023 akan naik,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers usai RUPSLB BEI, Rabu (26/10/2022).

Iman mencatat, secara year to date RNTH telah mencapai Rp 15,1 triliun. Mengingat angka itu banyak disumbang pada semester I 2022, BEI berusaha untuk konservatif dengan mematok target RNTH 2023 sebesar Rp 14,75 triliun.

"Jadi kita cukup optimis tapi tetap berusaha untuk konservatif,” imbuh Iman.

Sejalan dengan itu, berdasarkan RKAT 2023, pendapatan usaha BEI diproyeksikan tumbuh 9,47 persen dibandingkan revisi RKAT 2022 menjadi Rp 1,82 triliun. Adapun proyeksi total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI tahun ini naik sebesar Rp 111,7 miliar atau naik 7,16 persen menjadi Rp 1,67 triliun.

"Kenaikan pendapatan ini terutama disebabkan  oleh kenaikan jasa transaksi seiring dengan kenaikan RNTH Rp 14,75 triliun pada 2023,” kata Iman.

Semenatara dari sisi biaya usaha pada 2023 diproyeksikan naik Rp 86,05 miliar atau 7,34 persen menjadi Rp 1,26 triliun. Laba bersih BEI pada 2023 diperkirakan sebesar Rp 428,22 miliar.

Dari sisi total aset BEI pada 2023 diproyeksikan sebesar Rp 6,27 triliun atau naik 8,45 persen dari revisi RKAT 2022. Adapun Saldo akhir kas dan setara kas, termasuk investasi jangka pendek pada 2023 diproyeksikan mencapai Rp 3,09 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya