Liputan6.com, Palangka Raya Bahan makanan gula, berasal dari sari tebu atau pohon palma yang dikristalisasi. Sayangnya, kini gula mulai banyak dihindari karena kandungan kalorinya. Menariknya, ada salah satu tanaman alternatif yang disebut sebagai pemanis nol kalori, yakni stevia.
Tanaman yang memiliki nama latin Stevia rebaudiana, merupakan tanaman perdu yang berasal dari Brasil dan Paraguay. Tanaman ini pertama kali ditemukan pada tahun 1887 oleh seorang peneliti ilmiah, asal Amerika bernama Antonio Bertoni.
Advertisement
Bagian spesifik yang digunakan pada tanaman stevia sebagai sumber pemanis adalah daunnya. Tanaman stevia mulai dimanfaatkan sebagai pemanis sejak tahun 1970 di Jepang. Ekstrak dari daun ini mulai digunakan secara komersil sebagai pemanis pada saus kedelai, sayur-sayuran, hingga minuman kemasan.
Dilansir dari situs Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, tingkat kemanisan gula stevia sekitar 250-300 kali tingkat kemanisan sukrosa atau gula tebu. Daun stevia juga bersifat hipoglikemik, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus dan obesitas.
Istimewanya lagi, daun ini juga dimanfaatkan sebagai pemanis yang dapat mencegah kerusakan gigi karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri di mulut. Bahkan, stevia dapat membantu memperbaiki pencernaan dan meredakan sakit perut.
Gula stevia memiliki kelebihan yaitu tidak bersifat karsinogen dan juga rendah kalori. Bahkan, kini banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman stevia ini. Salah satu wilayah yang melakukan pembudidayaan berada di kawasan Tapanuli Utara.
Tanaman ini memiliki batang bulat, beruas, bercabang banyak, dan berwarna hijau. Stevia pada umumnya tumbuh subur pada ketinggian 500-1.500 mdpl serta memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan terhadap pemangkasan.