Liputan6.com, Jakarta - Mari mengingat dan menghidupkan terus inspirasi Sumpah Pemuda.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertumpah darah jang satoe, tanah air Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengaku berbangsa jang satu, bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Sumpah Setia yang menggetarkan itu berkumandang di Gedung Indonessische Clubhuis, di Kramat, Batavia (sekarang Jakarta) 94 tahun lalu, 28 Otober 1928. Para pemuda mengikrarkannya saat penutupan kongres pemuda yang berlangsung dua hari.
Sumpah Setia itu dikenal sebagai Sumpah Pemuda, salah satu titik awal kesadaran kebangsaan Indonesia. Setelah melalui perjuangan berat, 17 tahun kemudian, 17 Agustus 1945, ikrar itu terwujud: proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Sumpah Pemuda adalah tonggak sejarah penting. Sumpah itu menjadi simbol persatuan Indonesia di atas pilar-pilar kedaerahan. Sumpah Pemuda disepakati para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, seperti tercermin dari beragam perwakilan organisasi kepemudaan yang hadir saat kongres.
Tercatat perwakilan pemuda dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, dan lainnya. Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia.
Para pemuda itu menebalkan imajinasi akan sebuah komunitas nasional kebangsaan. Akarnya adalah kesamaan rasa akan sejarah, budaya, kepercayaan, dan nilai-niai. Maka sumpah setia para pemuda menjadi kode awal menuju persatuan satu bangsa.
Tiga butir sumpah setia menyuratkan cita-cita kesatuan akan tumpah darah dan kebangsaan yang diikat dengan sebuah bahasa persatuan. Para pemuda kala itu menggarisbawahi pentingnya bahasa sebagai simbol dan alat pemersatu bangsa.
Bahasa adalah produk suatu budaya, merupakan sistem dari simbol tanda bunyi dari alat ucap manusia yang menjadi sarana komunikasi sesama. Tanpa pertumpahan darah, para pemuda pun menyepakati Bahasa Indonesia melintasi beragam bahasa daerah, menjadi alat pemersatu berbagai daerah di Indonesia.
Dalam ruang persinggungan wacana nasionalisme, kedaerahan, dan bahasa ini lah Liputan6.com memperingati momen penting Sumpah Pemuda. Hari ini kami menurunkan beberapa artikel berita dalam berbagai bahasa daerah.
Semangatnya adalah mengenang dan menghidupkan inspirasi para pemuda dari berbagai daerah kala itu, yang bersepakat menyulam nasionalisme Indonesia dengan benang-benang kedaerahan di dalamnya.
Selamat membaca, mari terus menyegarkan sumpah setia satu bangsa Indonesia.