Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) mengalokasikan anggaran senilai Rp375 miliar untuk membangun Rumah Susun (Rusun) Margasatwa pada 2023-2024.
Kepala DPRKP DKI Jakarta Sajoko mengatakan, dana proyek pembangunan rusun di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023 dan 2024.
Baca Juga
Advertisement
"Anggaran proyek pembangunan Rusun Margasatwa berasal dari APBD tahun 2023 dan 2024, itu multiyear dialokasikan untuk dua tahun," kata Sajoko, seperti dikutip dari Antara, Jumat (28/10/2022).
Rencananya, kata Sarjoko, rusun tersebut akan dibangun di dekat Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan. Proyek ini akan dimulai pada 2023 dengan target sebanyak tiga menara (tower).
Dia mengungkapkan, pembangunan Rusun Margasatwa ini rencananya untuk menampung warga bantaran sungai yang terkena proyek normalisasi dalam program penanganan banjir di Jakarta.
"Rusun yang akan kita bangun di Jalan Margasatwa di tahun 2023-2024 ini akan dibangun di lahan kosong milik Pemprov DKI," ujar Sarjoko.
Sarjoko menambahkan, DPRKP DKI Jakarta masih akan membangun hunian bagi warganya di masa mendatang. Terlebih saat ini telah ada dukungan DPRD DKI Jakarta untuk pencarian persediaan lahan baru.
"Kemarin kita dapat dukungan dari DPRD untuk bisa menyediakan land banking baru untuk kebutuhan membangun rusun baru. Ini masih berproses," tuturnya.
Rusun Pasar Rumput Belum Difungsikan
Lebih lanjut, ia mengatakan Rusun Pasar Rumput di Jakarta Selatan juga disiapkan untuk warga terdampak normalisasi sungai, terutama Kali Ciliwung.
Namun hingga kini, rusun yang dibangun pemerintah pusat itu belum difungsikan.
"Itu rusun Pasar Rumput ini kan dibangun oleh Kementerian PUPR, itu belakang ya ada mengakomodasi warga terdampak kaitannya dengan penataan Ciliwung," katanya.
"Tapi ini pengelolaan, operasionalnya ada di Pasar Jaya, sampai saat ini belum difungsikan karena ini termasuk yang digunakan untuk isolasi Covid-19," ucap dia.
Advertisement