Melindungi dan Memverifikasi Karya Seniman Lewat Blockchain

Seniman juga membutuhkan perlindungan dan pengakuan atas hak kekayaan intelektual bagi karya mereka.

oleh Iskandar diperbarui 28 Okt 2022, 11:00 WIB
Dok: Artopologi

Liputan6.com, Jakarta - Benda seni sejak lama telah diakui sebagai investasi dan aset keuangan. Di sisi lain, seniman juga membutuhkan perlindungan dan pengakuan atas hak kekayaan intelektual bagi karya mereka.

Menyadari luasnya potensi blockchain, baik dalam menyediakan ekosistem transaksi yang fleksibel dan aman, sekaligus dapat memvalidasi keaslian karya dari setiap seniman, Artopologi pun hadir dengan membangun platform untuk menjembatani keduanya.

Kurator Pameran Seni Terintegrasi Blockchain, Rain Rosidi, menjelaskan Artopologi merupakan marketplace karya seni yang terintegrasi dengan blockchain.

Setiap karya seni fisik, seperti lukisan, patung, instalasi seni yang dipamerkan dan diperjualbelikan di Artopologi.com disertai dengan sertifikat keaslian digital yang terdaftar di blockchain.

"Di sini, Artopologi membuka pintu sebesar-besarnya untuk berbagai tipe karya, mulai dari lukisan, patung, video, hingga instalasi, yang bersifat unik atau hanya ada satu edisi yang diciptakan," ujar Rain saat media workshop di Museum Nasional Indonesia, Kamis (27/10/2022).

Artopologi memiliki misi besar untuk meregenerasi kolektor seni dan menghubungkan ekosistem seni di Indonesia. Sehingga platform Artopologi dilengkapi berbagai fitur, produk dan layanan yang sesuai untuk pecinta seni.

Ada beberapa kelebihan Artopologi, mulai dari terverifikasi, terkurasi, fokus pada karya seni fisik, bukan karya seni digital, merekam jejak pengkaryaan dan karir seniman, terintegrasi dengan blockchain, menghubungkan ekosistem, serta tim Art Advisory.

Sementara itu, Sudjud Dartanto yang juga Kurator Pameran menyebutkan bahwa sertifikat (verifikasi karya seniman) yang tertulis secara kekal dan terdaftar di blockchain untuk menjamin keaslian suatu karya fisik.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Smart Contract untuk Sertifikasi

Dok: Artopologi

Dengan penggunaan smart contract sebagai basis sertifikasi, maka transfer kepemilikan bisa diketahui dan royalti bisa dibayarkan ke seniman sesuai besaran nilai transaksi di pasar sekunder.

"Artopologi memungkinkan karya seni yang ada di dunia nyata untuk dienkripsi dan didaftarkan di blockchain. Detail atribusi keaslian juga akan terekam secara otomatis dalam smart contract yang berlaku pada karya seni tersebut," katanya, dikutip Jumat (28/10/2022).

Smart contract merupakan perjanjian dalam bentuk kode komputer yang berjalan secara otomatis di jaringan blockchain tanpa campur tangan manusia. Apabila persyaratan yang ditentukan sudah terpenuhi, maka ia tersimpan di database publik dan tidak dapat diubah.

Ada beberapa keuntungan yang didapat dengan mensertifikasi karya di Artopologi, di antaranya proses pendaftaran karya dan pembuatan sertifikat mudah serta tidak perlu menggunakan cryptocurrency, sehingga tetap mematuhi regulasi dan peraturan pemerintah Indonesia.

Kemudian, nilai karya seni yang didaftarkan di Artopologi bisa dijaga, bahkan bisa bertambah, dengan jaminan sertifikat keaslian dan jejak kepemilikan yang jelas, serta deniman pencipta bisa mendapatkan royalti atas nilai transaksi di pasar sekunder yang dilakukan di Artopologi.

 


Lokapasar Terkurasi

Selain itu, CEO Artopologi, Intan Wibisono mengatakan, Artopologi merupakan lokapasar yang terkurasi integrasi bersama blockchain.

"Yang ditransaksikan atau yang ditampilkan di situ karya seni fisik. Jadi transaksinya di rupiah dan tidak menggunakan cryptocurency apapun. Jadi connect wallet-nya itu untuk proses transfer sertifikat keasliannya (COA)," katanya.

Menurutnya, setiap seniman, harus punya wallet untuk bisa connect ke Aetopologi, di mana prosesnya akan ada dua hal.

Pertama, karya fisiknya akan diantarkan ke rumah, ke kantor atau kemana pun ke buyer, kemudian akan ditransfer via crypto wallet.

"Di web Artopologi kebanyakan memakai metamask untuk melihatnya. Jadi, dengan user menjual karyanya di Artopologi lebih ke mengamankan value-nya itu. Dari situ bisa berkembang kalau misalnya mau diwarisi atau dijual lagi, bisa berjalan terus," pungkasnya.


Infografis Seniman Indonesia Mendunia

Seniman Indonesia yang tampil di panggung global, masih eksis hingga sekarang. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis) 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya