Top 3 Tekno: Meta Rela Rugi Besar Demi Metaverse Jadi Sorotan

Meta mengklaim metaverse akan tetap menjadi prioritas utama perusahaan meski harus mengalami rugi besar.

oleh Iskandar diperbarui 28 Okt 2022, 11:43 WIB
Meta menambahkan ruang personal untuk menghindari terjadinya pelecehan di metaverse Horizon Worlds (Foto: The Verge)

Liputan6.com, Jakarta - Meta mengklaim metaverse akan tetap menjadi prioritas utama perusahaan meski harus mengalami rugi besar. Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (27/10/2022) kemarin.

Berita lain yang tak kalah populer datang dari XL Axiata yang telah menyiapkan jaringan 4G dan 5G guna mensukseskan KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Meta Rela Rugi Besar Demi Wujudkan Metaverse

Meta tampaknya benar-benar tidak main-main untuk mewujudkan ambisi mereka membangun metaverse, bahkan sampai menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Hal ini seperti tercatat dalam laporan pendapatan terbarunya.

Reality Labs, divisi proyek realitas virtual Meta, tercatat kehilangan USD 3,7 miliar pada kuartal tiga (Q3) tahun 2022, naik dari kerugian USD 2,6 milari tahun lalu dan USD 2,8 miliar di kuartal terakhir.

Kepala keuangan Meta pun menyebut, tren ini mungkin tidak akan bisa berbalik dalam waktu dekat.

"Kami mengantisipasi bahwa kerugian operasional Reality Labs pada tahun 2023 akan tumbuh secara signifikan dari tahun ke tahun," kata CFO Dave Whener, seperti mengutip Engadget, Kamis (27/10/2022).

Investasi Meta di Reality Labs benar-benar mahal bagi perusahaan. Di awal tahun ini, mereka melaporkan kehilangan USD 10 miliar untuk Reality di tahun 2021.

Namun, CEO Mark Zuckerberg mengatakan, investasi dalam "platform komputasi tingkat lanjut" akan tetap menjadi prioritas utama mereka.

"Ini adalah usaha besar dan seringkali membutuhkan beberapa versi dari setiap produk sebelum menjadi mainstream," kata pendiri Facebook itu.

"Tapi saya pikir pekerjaan kita di sini akan jadi sejarah penting dan menciptakan fondasi untuk cara yang sama sekali baru di mana kita akan berinteraksi satu sama lain dan memadukan teknologi dalam kehidupan kita," kata CEO Meta itu.

Baca selengkapnya di sini 

 


2. XL Axiata Siapkan Jaringan 5G di 17 Titik untuk Dukung G20 Bali

Teknisi XL Axiata memeriksa perangkat BTS di atas tower yang berada di area Nusa Dua, Bali, belum lama ini. Dok: XL Axiata

XL Axiata telah menyiapkan jaringan 4G dan 5G guna mensukseskan KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Per Oktober 2022 layanan data dan internet itu sudah bisa diakses oleh para delegasi dan masyarakat dengan menggunakan smartphone 5G yang mendukung pita frekuensi 2.1 GHz dan 3.5 GHz.

Layanan 5G dari XL Axiata ini akan bisa diakses di 17 titik. Beberapa di antaranya Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Apurva Kempinski, dan Pantai Sanur.

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, mengatakan saat ini jaringan 5G XL Axiata telah siap sepenuhnya mendukung penyelenggaraan KTT G20 Bali.

"Inisiatif ini sekaligus mengenalkan layanan akses data dan internet super cepat kepada masyarakat, termasuk para tamu asing yang hadir di event internasional ini," ujar Gede melalui keterangan resminya, Kamis (27/10/2022).

Bagi XL Axiata, ia menambahkan, momentum ini juga sekaligus menjadi sarana yang sangat bagus begi perusahaan menambah jam terbang dalam mengelola jaringan 5G.

"Selain memastikan kualitas jaringan 4G dan jaringan 5G pada pita frekuensi 2.1 GHz, kami juga telah melakukan serangkaian uji coba 5G dengan spektrum 3.5 GHz dan menunjukkan hasil memuaskan," ucap Gede memungkaskan.

Baca selengkapnya di sini 5109194

 


3. Menkominfo Ingatkan PSE untuk Perkuat Ketahanan Siber

Menkominfo Johnny G. Plate dalam konferensi pers mengenai penandatanganan SKB tentang pedoman atas implementasi pasal tertentu UU ITE. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengingatkan agar Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) untuk memperkuat ketahanan siber.

Hal ini ia sampaian dalam Indonesia Cybersecurity Conference 2022: Building Cyber Resiliency for the Border-less Organisation, di Hotel Langham, Jakarta Selatan, Rabu pekan ini.

Johnny, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (27/10/2022) menegaskan, keamanan siber saat ini menjadi bagian penting dalam kedaulatan digital negara.

Dia menyebut, salah satu kunci untuk memperkuat ketahanan siber adalah dengan mengurangi terjadinya kebocoran data dari dalam PSE.

"Sistem cybersecurity sangat luas, termasuk resiliensi dan sovereignty satu bangsa, dalam hal ini Republik Indonesia. Jadi, harus ada upaya untuk memastikan keamanan sibernya terjaga dengan baik," kata Johnny.

Menkominfo menambahkan, hal ini juga sudah diatur di dalam Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang baru saja disahkan beberapa waktu lalu, di mana PSE harus mempunyai Data Protection Officer (DPO).

Menkominfo mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan PSE, untuk memperkuat ketahanan sistem keamanan siber.

Ketiga hal ini adalah: teknologi enkripsi, tersedianya talenta digital, dan cybersecurity digital talent di semua PSE. Menurut Menkominfo, ini karena kebocoran bisa saja berasal dari dalam bukan dari luar.

Baca selengkapnya di sini


Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya