Ipuk Berbusana Adat Using Peringati Hari Sumpah Pemuda

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjadi inspektur upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di halaman Kantor Pemkab Banyuwangi, Jumat (28/10/2022).

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 28 Okt 2022, 22:14 WIB
Dengan menggunakan Baju Adat Using, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memimpin upacara hari sumpah pemuda (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjadi inspektur upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman Kantor Pemkab Banyuwangi, Jumat (28/10/2022). Ipuk terlihat tampil apik dengan busana using kebanggaan Banyuwangi.

“Sumpah Pemuda adalah momentum mengingat kembali perjuangan para pemuda dalam meraih kemerdekaan. Lewat peringatan ini, sejarah tentang bagaimana para pemuda ingin menyatukan Indonesia ini bisa kita jadikan teladan dalam konteks kekinian,” kata Ipuk.

Dalam kesempatan itu, Ipuk mengajak agar para pemuda terus mengembangkan potensinya. Persaingan dunia kerja ke depan sangat kompetitif.

"Pemuda harus meningkatkan kompetensi. Terus kembangkan kreativitas dan inovasi, jalin kolaborasi, dan perluas komunikasi,” kata Ipuk.

Upacara kali ini berlangsung semarak dengan penampilan grup paduan suara dari SMAN I Banyuwangi yang mengenakan pakaian adat berbagai daerah. Mereka menyanyikan lagu-lagu daerah nusantara dan lagu-lagu nasional.

Usai upacara, Bupati Ipuk dan forkopimda turut bernyanyi bersama mereka dengan membawakan lagu Bangun Pemuda Pemudi dengan semangat. 

Selain di Kantor Bupati Banyuwangi, Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Banyuwangi juga digelar di berbagai titik. Tampak di sejumlah sekolah, para siswanya hadir ke sekolah dengan mengenakan baju adat nusantara

 


Baju Adat Using Banyuwangi

Baju adat using untuk pria dan wanita (Istimewa)

Baju Adat using atau baju adat Banyuwangi, yang menjadi icon yaitu baju Jebeng dan baju Thulik. Baju ini sejenis pakaian yang dipakai pasangan pengantin suku Osing. Baju Jebeng dipakai wanita dan Baju Thulik dipakai oleh pria. Kedua pakaian ini mempunyai karakteristik salah satunya udheng tongkosan yang memadukan seni batik tulis khas dari Banyuwangi.

Berikut informasi detail tentang baju adat Jebeng dan Thulik Khas Banyuwangi:

Busana Jebeng

1. Kebaya dengan motif polos, boleh bordir tanpa kutu baru (lembar penutup dada), lengan panjang agak sempit dengan    sekengan.

2. Apabila menggunakan kebaya polos yang agak tipis, BH yang dikenakan ialah motif krawangan dipunggung.

3. Kain panjang dengan motif khas Banyuwangi (Gajah Uling, Kangkung Setingkes, Gringsing ) tanpa wiron dikenakan dengan sebatas mata kaki.

4. Perhiasan yang dipakai : Peniti renteng dengan motif kembang, Gelang dengan motif ular, Tebu sekeret atau Sigar penjalin, Pelintiran, Anting-anting greol, Subang bintang atau semanggi.

5. Sanggul dengan konde Banyuwangen (Kadal Menek) dengan moncol yan dipasang agak tinggi, menggunakan tusuk sanggul dengan motif kembang dan biasanya ditambahkan hiasan mawar dan melati.

6. Alas kaki dengan model slop dengan hak maksimal 5 cm

7. Batas pemakaian sewek kebawah 15 cm yang diukur dari telapak kaki keatas.

Busana Thulik

1. Baju lengan panjang dengan motif polos PKJ ( Pakaian Khas Jawa Timur )

2. Perhiasan yang digunakan : Kancing dari logam warna emas atau perak, saku bagian sebelah kiri dengan dekorasi jam tangan, rantai duit logam, atau taring / kuku macan.

3. Celana panjang sama dengan warna PKJ ( Pakaian Khas Jawa Timur ), dengan potongan hingga mata kaki.

4. Ikat kepala dengan bentuk tongkosan dengan sampatan maling, sampatan jejeg, warna dan motif khas Banyuwangi ( Gajah Uling, Paras Gempal, Moto Pitik )

5. Kain panjang dengan warna dan motif sama dengan udeng ( ikat kepala ). Dipakai dibawah PKJ ( Pakaian Khas Jawa Timur ) kurang lebih sama dengan panjang PKJ dengan wiru silang.

6. Alas kaki atau sandal dengan model kosek dari kulit atau slop.

 

Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya