Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut adalah simulasi High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) untuk meciptakan. Informasi tersebut diunggah pada 13 Oktober 2022.
Unggahan klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut adalah simulasi HAARP untuk meciptakan berupa video yang menampilkan dataran pasir dan sedikit air. Sejumlah orang terlihat menyaksikan dataran pasir tersebut.
Advertisement
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"12-10-2022
Air laut pantai Sampur Bangka Belitung kering dan surut.
https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/.../viral...
apakah fenomena dari simulasi H A A R P hanya sekedar dibuat viral [membuat publik panik dan takut] atau uji coba H A A R P untuk "action required disaster"??
[seperti petunjuk di beberapa card game Iluminati untuk bencana di New World Order].
1 Tesalonika 5:6
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
1 Tesalonika 5:17
Tetaplah Berdoa"
Benarkah klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut simulasi HAARP untuk membuat bencana? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut simulasi HAARP untuk membuat bencana, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Hoaks Isu Tsunami Gara-Gara Air Laut Surut Jauh di Bangka Tengah, Begini Faktanya" yang dimuat situs Liputan6.com.
Dalam artikel Liputan6.com, Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Mikron Antariksa menegaskan, isu tsunami di Kabupaten Bangka Tengah merupakan informasi 'hoax' alias bohong. Mikron mengatakan Babel tidak termasuk dalam patahan dunia yang mengakibatkan tsunami.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Kamis (13/10/2022).
Terkait air laut surut di perairan Kabupaten Bangka Tengah pada Rabu (12/10/2022), Mikron mengatakan, hal itu dipengaruhi fenomena pasang surut yang biasa, terlebih gaya tarik bulan (full moon pada 10 hingga 12 Oktober 2022) yang besar menyebabkan air surut sampai jauh.
"Fenomena air pasang yang jauh ini tidak perlu kawatir, karena air akan kembali ketika gaya tarik tersebut melemah atau saat air laut akan pasang," ujarnya.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri masuk tipe pasut diurnal (tunggal), yang berarti dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Selain itu, Bangka Belitung tidak masuk dalam patahan-patahan dunia yang dapat mengakibatkan tsunami, malah harus lebih fokus ke patahan di laut Provinsi Sumatera Barat Sumbar.
"Jadi fenomena pasang surut air laut ini dipengaruhi bulan dan saat ini dikenal sebagai musim barat dan bulan pun berada dekat dengan bumi," kata Mikron.
Mikron memastikan masyarakat tidak perlu khawatir karena fenomena itu merupakan pasang surut musiman, apalagi Babel tidak termasuk dalam lempeng aktif gempa yg akibatkan tsunami.
"Kami berharap masyarakat jangan panik menyikapi isu-isu tsunami yang akan terjadi di daerah ini," katanya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, fenomena air laut di Pantai Bangka surut simulasi HAARP untuk membuat bencana tidak benar.
Air laut surut di perairan Kabupaten Bangka Tengah merupakan fenomena pasang surut yang biasa, terlebih gaya tarik bulan (full moon pada 10 hingga 12 Oktober 2022) yang besar menyebabkan air surut sampai jauh.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.