7 Jebolan Startup Studio Indonesia yang Tumbuh Pesat hingga Raih Pendanaan

Berikut tujuh startup jebolan Startup Studio Indonesia yang berhasil 'naik kelas' setelah mengikuti program inkubasi.

oleh Iskandar diperbarui 29 Okt 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi startup. Photo: Slidebean/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Program Startup Studio Indonesia (SSI) yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memasuki Batch 5.

Sejak digelar pada September 2020, SSI telah meluluskan total 65 alumni startup. Pasca-lulus, mereka berhasil mempraktikkan ilmu yang didapat sehingga mampu berkembang lebih pesat dari sebelumnya.

Mengutip siaran pers yang Tekno Liputan6.com terima, Sabtu (29/10/2022), program inkubasi ini bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup digital tahap awal (early stage) untuk bisa mencapai product-market fit secara optimal.

Dari setiap batch, 30-40 persen di antara peserta diklaim telah meraih pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Berikut tujuh startup jebolan SSI yang berhasil 'naik kelas' setelah mengikuti program inkubasi.

1. Zi.Care

Zi.Care merupakan startup teknologi kesehatan yang menawarkan sistem layanan medis holistik, yang mencakup administrasi RS & klinik, manajemen klaim, hingga rekam medis digital.

Pasca-lulus dari SSI Batch 3, Zi.Care berhasil mengamankan pendanaan pra-seri A sejumlah US$1 juta (sekitar 15,5 miliar Rupiah) pada tahun 2022.

Zi.care tengah berfokus di segmen B2B, terutama untuk mengakuisisi klien rumah sakit melalui kemitraan. Bimbingan serta dukungan dari Kominfo selama penyelenggaraan SSI terbukti meningkatkan reputasi serta kredibilitas Zi.care, baik di mata klien maupun investor.

Perusahaan ini pun telah mengunci kerjasama dengan Muhammadiyah Endowment Fund, sehingga sistem platform Zi.care pun diaplikasikan di total 550 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.


2. Justika

Startup Studio Indonesia. Dok: Kominfo

Justika berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang dipimpin oleh East Ventures pada Juni 2021, pasca lulus dari program SSI.

Tidak hanya itu, startup yang menawarkan jasa konsultasi hukum online ini juga meresmikan kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, terutama untuk menyediakan konsultasi hukum gratis bagi para UMKM yang terdampak pandemi.

Justika juga menjadi partner The Asia Foundation untuk memberikan konsultasi hukum gratis bagi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).

3. Dibimbing

Dibimbing.id merupakan platform pembelajaran dan persiapan karir digital, yang telah sukses mengantarkan 80% alumninya ke dunia kerja. Startup alumni SSI Batch 2 ini baru saja mengumumkan pendanaan tahap awal dari init-6 pada bulan Juni yang lalu.

Merayakan hari jadinya yang ke-2 pada tanggal 1 Oktober, Dibimbing berhasil mencatatkan pertumbuhan revenue sebesar 200% dari tahun sebelumnya, serta kenaikan jumlah pengguna hingga 400 persen. 


4. Prieds

Ilustrasi Penggunaan Laptop Credit: pexels.com/Anthony

Prieds, alumni SSI Batch 2, menawarkan solusi Supply Chain Management berbasis cloud untuk automasi proses rantai pasok perusahaan di Indonesia.

Startup ini berhasil mendapatkan pendanaan tahap kedua setelah mengikuti SSI, dan semakin berkembang pesat berkat kemitraan dengan berbagai perusahaan, serta peluncuran produk baru berupa lini manajemen smart warehouse dan smart retail.

Jumlah kliennya pun turut meningkat >25% pasca pandemi, karena semakin banyak pelaku usaha yang memahami pentingnya digitalisasi rencana pasok.

5. Shieldtag

Shieldtag adalah layanan sertifikasi elektronik yang dapat memverifikasi keaslian sebuah produk menggunakan QR code ter-enkripsi.

Bertujuan untuk mencegah peredaran produk palsu dan bajakan yang lebih luas, Shieldtag merancang stiker hologram yang dilengkapi 7 lapisan keamanan & QR code, sehingga setiap pembeli bisa memindai QR dan mengecek langsung keaslian produk.

Setelah mengikuti SSI Batch 2, William Japari selaku Founder Shieldtag mengaku mencatatkan peningkatan jumlah pengguna secara signifikan (10x lipat), begitu juga dengan kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) 10x lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Startup ini telah memproteksi keaslian lebih dari 10 juta produk pada tahun 2022 dan memprioritaskan operasional di sektor obat-obatan pada tahun 2023, dalam rangka mengurangi penyebaran obat palsu di masyarakat.

 


6. Paygua

Ilustrasi Startup - Kredit: rawpixel via Pixabay

Alumni SSI Batch 4, Paygua, adalah mobile Point-of-Sale yang dapat memudahkan bisnis untuk menagih pelanggan, menerima pembayaran digital, serta mengatur arus kas dan keuangan.

Uniknya, startup ini berhasil mencatatkan pertumbuhan organik lebih dari 200 persen, dari >1.500 merchant aktif harian (daily active merchants) menjadi >3.000, tanpa mengeluarkan biaya pemasaran.

Sejak diluncurkan di awal tahun, Gross Transaction Volume pun telah melebihi US$ 9 juta (sekitar Rp 139,2 miliar).

Baru-baru ini, Paygua bermitra dengan Bank NOBU dan BNC (Bank Neo Commerce) untuk menyediakan Merchant Loan hingga Rp 50 juta, dan analisa Mini-Credit Scoring untuk mengevaluasi merchant yang layak mendapatkan pinjaman modal usaha.

Lebih jauh, berkat keikutsertaannya di program SSI, Paygua juga dipercaya membantu 300.000 merchant GarudaFood untuk digitalisasi sistem pembayaran dan Payment Point Online Banking (PPOB).

7. Powerbrain

Powerbrain, startup pengembang efisiensi energi berbasis smart technology, baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal dari Achmad Zaky Foundation pada awal 2022.

Alumni SSI Batch 3 ini menawarkan empat produk unggulan, yaitu manajemen energi, energi terbarukan, manajemen aset, dan solusi pengisian kendaraan listrik.

Dengan menggunakan solusi Powerbrain, para mitra bisa mendapatkan banyak manfaat, seperti penghematan biaya operasional (termasuk 20-30 persen tagihan listrik yang lebih rendah), peningkatan nilai bangungan, serta peningkatan kesejahteraan mitra.


Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya