Ganjuran Jadi Destinasi Wisata Religi Favorit Umat Katolik Gen Z di Yogyakarta

Tak melulu harus ke kafe, rupanya gen Z juga menjadikan Ganjuran sebagai destinasi wisata religi umat Katolik favorit di Yogyakarta.

oleh Benedikta Ave Martevalenia diperbarui 28 Okt 2022, 16:30 WIB
Tampak depan Candi Ganjuran pada malam hari. (Sumber: Instagram @indra.tanu)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang terutama yang tinggal di Yogyakarta, mungkin tidak asing mendengar kata Ganjuran. Ganjuran sendiri merupakan salah satu wisata religi bagi umat Katolik di Yogyakarta, yang sebagian pengunjungnya adalah para muda-mudi.

Sebagian orang mungkin lebih tahu wisata religi Katolik adalah Goa Maria, namun berbeda dengan Ganjuran. Ganjuran bukanlah Goa Maria, melainkan candi. Namun di sana juga terdapat gereja yang bernama Hati Kudus Yesus.

Sedikit cerita, melansir laman resmi Gereja Ganjuran, Candi Ganjuran didirikan oleh Schmutzer bersaudara pada 1927 silam dan terletak persis di depan rumah keluarga Schmutzer.

Tujuan pembuatan Candi Ganjuran yaitu sebagai monumen atas keberhasilan pabrik gulanya (Gondang Lipuro) yang lolos dari krisis keuangan yang melanda dunia saat itu. Di mana, pada saat itu banyak pabrik gula yang bangkrut, namun parik gula keluarga Schmutzer dapat bertahan. 

Sedangkan Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran merupakan prakarsa dari keluarga Schmutzer. Gereja Ganjuran merupakan gereja Katolik pertama yang didirikan di Kabupaten Bantul.

Kompleks Gereja dan Candi Ganjuran terletak kurang lebih 20 kilometer di sebelah selatan Kota Yogyakarta, tepatnya berada di dusun Ganjuran, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul.

Sekarang ini, komplek Gereja Ganjuran telah dikenal oleh umat Katolik di Indonesia sebagai tempat ziarah yang bernuansa Jawa.

Tidak banyak terdapat tempat ziarah umat Katolik yang memiliki nuansa budaya Jawa, terlebih juga terdapat sebuah candi bergaya Hindu-Budha-Jawa sebagai tempat berdoa. Karena kebanyakan tempat ziarah umat Katolik di Indonesia berbentuk Goa Maria.

Salah satu alasan generasi Z atau gen Z suka berkunjung ke Ganjuran diungkap Sinari (21). Sinari mengatakan dirinya sering berkunjung ke Ganjuran pada malam hari karena suasana dan kehikmadannya serta konsep bangunan atau candinya.

"Suasana dan kehikmadannya. Properti yang ada di ganjuran mereplikasi suasana alkitab seperti patung dan tembok perjalanan salib," kata Sinari (21) kepada Liputan6.com, Jumat (28/10/2022).

Selain Sinari, ada pula Andre (21) yang rupanya lebih suka ke Ganjuran pada pagi hari karena hawa sejuk di sana.

"Vibesnya sih yang dirindukan. Nuansa keheningan berdoa di pelataran candi dengan kesejukannya," kata Andre (21).

Penasaran hal apa aja yang membuat gen Z khususnya yang beragama Katolik mau berwisata religi? Simak penelusuran Liputan6.com:


Heningnya Ganjuran pada Malam Hari

Suasana khusyuk Ganjuran pada malam hari. (Sumber: Instagram @gerejaganjuran)

Rata-rata gen Z senang berkunjung ke Ganjuran pada sore menjelang malam atau bahkan larut malam.

Beberapa dari mereka menyebutkan alasan senang ke Ganjuran malam hari karena suasana yang hening atau sepi sehingga cocok untuk berdoa. Berikut tanggapan mereka:

"Karna kalau malam, vibes doa lebih khusyuk kayak waktu Yesus berdoa di Getsemani dan lebih bisa melepas beban selama bekerja seharian," kata Sinari (21).

"Tidak panas dan lebih khusyuk saja karena bersama keluarga," kata Hardanto (25).

"Karena lebih sepi, terus lebih enak aja buat doa," ucap Harefa (22).

"Lebih teduh, sepi dan feels-nya dapet banget," ujar Syeva (23).

"Alasannya saat malam suasananya lebih hening untuk berdoa atau sekedar menenangkan diri, kalau siang lebih rame rombongan peziarah jadi lumayan terganggu," jelas Vanisha (21). 

"Karena ikut misa malam jum’at pertama, misa khusus ini cuma saat hari kamis malam," Jelas Verine (23).

"Karena sepi jadi bisa lebih fokus doa," terang Yovinus Tyas (21).


Sejuknya Ganjuran Saat Pagi Hari

Suasana sejuk Ganjuran pada pagi hari. (Sumber: Instagram @benediktaave)

Berdasarkan survei wartawan Liputan6.com melalui Instagram @benediktaave, sebanyak 85 persen followers (gen Z) memilih ke Ganjuran pada malam hari. 

Namun, masih ada 15 persen followers (gen Z) yang memilih pergi ke Ganjuran pada pagi hari salah satu alasan karena suasannya sejuk. Berikut alasan beberapa gen Z:

"Karna setiap pagi (biasanya jam 7) suasana di Ganjuran sangat khusyuk. Banyak angin segar pagi-pagi, dan juga banyak suara burung. Mungkin hal kayak gitu bikin aku tambah khusyuk kalo berdoa. Tapi balik lagi, mungkin juga buat orang lain engga," kata Hulda (20).

"Jalannya yang belum begitu ramai, kondisi Ganjuran yang belum begitu ramai," kata Hernan (22).

"Memanfaatkan waktu luang di pagi hari, juga karna cukup jauh dari kota jadi berangkat pas masih cerah atau pagi sekalian," tutup Andre (21).


Destinasi Wisata Religi Favorit bagi Pasangan Gen Z

Suasana doa di Ganjuran. (Sumber: Instagram @ivanmomotaro)

Banyak wisatawan datang ke Ganjuran yang berasal dari berbagai daerah bahkan ada yang berasal dari luar negeri.

Namun kebanyakan pengunjung yang datang kesana adalah sepasang kekasih, apalagi saat malam hari. Meskipun ada juga yang berkunjung ke sana bersama keluarga.

Berikut tanggapan beberapa gen Z melihat Ganjuran dijadikan destinasi wisata religi bagi mereka yang berpacaran:

"Bagus, senang karna anak muda sudah terbangun kesadarannya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan," kata Andre (21).

"Bagus sih, berarti Ganjuran menjadi fasilitator kaum muda untuk pacaran sehat lebih dekat degan Tuhan," ucap Sinari (21).

"Sah-sah aja yang penting tidak berisik dan khusyuk dalam doa," ucap Hardanto (25).

"Ya, menurutku bagus sih kalo anak muda sekarang pada mau berdoa, yang penting jangan buat kebutuhan Instastory aja," jelas Ivan (22).

"Menjadi pusat tempat berdoa baik mendoakan yang sudah terjadi dan ataupun yang belum terjadi. Yang aku tau anak muda datang kesana ada yang minta pendamping hidup adapun yang ngedate sama pasangannya, selain itu saat galau putus cinta banyak yang kesana ya berdoa ya healing rohani," kata Verine (23).

"Karena Ganjuran tempatnya mudah diakses buat kalangan anak muda yang males jauh-jauh mainnya. Terus menurutku juga di Ganjuran saat malem tempatnya cocok buat ngobrol berdua dari hati ke hati gitu ya semacam deeptalk. Suasananya pas lah, sepi tapi gak sepi banget jadi buat ngobrol lama pun gak jadi omongan orang-orang, terus hening, sejuk gitu. Dan tempatnya deket sama tempat makan jadinya selesai deep talk bisa langsung cari makan,"  tutup Vanisha (21).


Alasan Gen Z Akan Kembali Lagi ke Ganjuran

Suasana sore menjelang malam (petang) di Ganjuran. (Sumber: Instagram @atakephotos)

Suasana menjadi alasan utama bagi gen Z untuk kembali datang ke Ganjuran, berikut di antaranya:

"Memang sudah iconic Ganjuran adalah magnet wisata rohani selain gua maria atau tempat lain nya cenderung simple dipelataran gereja bisa berdoa dgn lingkungan yg rindang sejuk hening membantu untuk khusyuk memusatkan hati tujuan berdoa," ucap Verine (23).

"Suasananya ga bisa digantiin menurutku. Dan di Ganjuran ngerasa lebih bebas buat doa," kata Syeva (23).

"Pastinya suasananya gabisa kita dapetin di tempat lain, kayak banyak kicauan burung, udara segar, hening. intinyaa beda, aku ngerasa lebih nyaman aja,"ujar Hulda (20).

"Karena situasi di Ganjuran dekat desa jadi jalanan lebih sepi dan dapat fokus dalam berdoa," kata Yovinus Tyas (21).

"Ganjuran tempat yang berbeda dari yang lain, di komplek candinya hanya ada ketenangan tapa ada keramaian yang membuat hati damai," tutup Hernan (22).


Tak Hanya Gen Z, Generasi Tua pun Senang ke Ganjuran

Generasi Tua pun Senang ke Ganjuran. (Sumber: Instagram @rose_pw)

Tidak hanya gen Z saja, namuan bagi mereka yang generasi tau juga senang ke Ganjuran loh..

Berikut beberapa generasi tua yang senang ke Ganjuran:

"Biasa kesana mencari waktu yang senggang. Kadang sm keluarga, kadang sendiri. Kalau dulu sebelum pandemi sering banget tapi setelah pandemi bisa diitung," kata Sisil (42).

"Suasana alam yang tenang," tutup Yustin (36). 

Infografis lokasi wisata religi di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya