William Wongso Sebut Kuliner Indonesia Tak Punya Cita Rasa Khas

Kenapa pakar kuliner William Wongso mengatakan kalau makanan Indonesia tidak punya cita rasa khusus?

oleh Henry diperbarui 28 Okt 2022, 16:33 WIB
Punya Banyak Jenis Makanan, William Wongso Sebut Kuliner Indonesia Tak Punya Cita Rasa Khas.  (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kaya akan ribuan jenis makanan dari Sabang sampai Merauke. Tiap daerah pun punya beragam cita rasa kuliner. Tapi kenapa pakar kuliner William Wongso justru mengatakan kalau makanan Indonesia tidak ada rasa khas yang khusus?

Menurut William, karena yang ada sebenarnya makanan khas daerah.  Itu sebabnya sulit menentukan seperti apa sebenarnya cita rasa khas kuliner Indonesia."

"Gak ada (rasa khas Indonesia), karena beragamnya makanan Indonesia. Yang ada makanan daerah," ucapnya dalam jumpa pers Festival Jajanan Bango (FJB) 2022 di Parkir Timur Senayan GBK, Jakarta, Jumat (28/10/2022).

"Contohnya orang Indonesia takut menyajikan makanan Indonesia ke orang asing, katanya makanan Indonesia pedas. Padahal pedas itu kan di sambel,dan tidak semua makanan Indonesia cabainya dimasukkan," sambungnya.

Itu pula alasannya perlu dikenalkan makanan khas Indonesia pilihan terbaik untuk ditampilkan ke mancanegara. "Enggak bisa semuanya disajikan. Misalnya nasi Krawu ya, saya datang ke Gresik untuk makan yang asli," imbuhnya.

Untuk mengenal lebih dalam kuliner nusantara, William menyarankan untuk datang langsung Indonesia dan mengunjungi daerah asal makanan tersebut. Sebab, setiap daerah memiliki cita rasa berbeda meski dengan makanan yang sama.

Namun untuk membawa makanan Indonesia ke mancanegara, William mengatakan bahwa rendang masih menjadi kuliner wajib. Hanya saja saat ini perlu didampingi dengan rendang vegan. "Kita gunakan bahan nabati, jadi kalau di sini bahan yang sama digunakan untuk gudeg, yaitu nangka muda," imbuhnya.

Kuliner Indonesia yang terbuat dari sayuran seperti gado-gado juga bisa dikembangkan. Selain gado-gado, menurut William, pecel juga punya potrnsi yang sama untuk bisa dibawa ke luar negeri karena kompleksitas rasa dari pecel sangat beragam.


3259 Ragam Kuliner

Deputi Bidang Pemasaran - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Ni Made Ayu Marthini (baju putih), Direktur Nutrition, PT Unilever Indonesia Tbk Amaryllis Esti Wijono (baju hijau), Pakar Kuliner Indonesia William Wongso saat membuka Festival Jajanan Bango (FJB) di Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Hanya saja kalau secara internasional kacang diganti dengan kacang mede karena di sana banyak yang alergi, selalu ada permintaan itu," ujarnya.  Sementara itu, Festival Jajanan Bango 2022 dengan tema “Kenali Rasanya Indonesia” bertempat di Plaza Timur dan Parkir Timur GBK Senayan pada 28 – 30 Oktober 2022.

Mengusung semangat peringatan Hari Sumpah Pemuda, gelaran festival yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI ini ingin menyatukan tekad seluruh #PejuangRasanyaIndonesia dalam mengenali, mencintai dan melestarikan aneka kuliner otentik nusantara.  Kekayaan ragam kuliner bangsa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tradisi kuliner paling kaya di dunia.

Namun sayangnya, dari 3.259 ragam kuliner ragam kuliner otentik yang hingga kini terpantau, baru segelintir di antaranya yang dikenali oleh masyarakat luas. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa negeri kita memiliki 104 jenis nasi goreng, 252 ragam sate, lebih dari 100 varian soto, hingga 322 macam sambal.

Begitu juga dengan pengetahuan tentang kuliner khas daerah. Misalnya, kuliner Minang baru dikenal dengan Rendang, kuliner Palembang dengan Pempek, kuliner Yogyakarta dengan Gudeg, dan lain-lain.  Padahal, tercatat kuliner khas Minangkabau setidaknya ada 220 jenis, kuliner khas Palembang ada lebih dari 200 jenis, kuliner khas Yogyakarta ada lebih dari 192 jenis, dan seterusnya. Pengenalan yang masih minim ini tentunya menjadi tantangan bagi upaya pelestarian kuliner.

 


UMKM Sektor Kuliner

Suasana Festival Jajanan Bango (FJB) di Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, Menterri Pariwista dan Ekonomi Kreatif (Menpaekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, FJB 2022 merupakan bentuk kolaborasi antara Kemenparekraf RI dengan Unilever Indonesia melalui Bango yang turut memperkuat program ‘Indonesia Spice Up the World’. Tujuannya untuk memperluas pemasaran produk bumbu rempah Indonesia. Kecap juga termasuk salah satu bumbu yang menjadi ciri khas, yang mempersatukan keragaman kuliner Indonesia.

Eksplorasi kekayaan kuliner Indonesia perlu terus dilakukan untuk mendorong kiprah para UMKM sektor kuliner sehingga mampu berkontribusi pada perekonomian bangsa. "Saya mengapresiasi pelaksanaan gelaran tahunan Festival Jajanan Bango sebagai salah satu medium yang efektif untuk memperkenalkan aneka kuliner otentik sekaligus sosok-sosok pengusaha UMKM kuliner tradisional yang legendaris kepada masyarakat luas," ucap Sandiaga memberi sambutan secara virtual.

Sebagai bagian dari rangkaian penyelenggaraan FJB 2022, Bango telah mengusung gerakan #PejuangRasanyaIndonesia sebagai inisiatif untuk membangkitkan keingintahuan, kebanggaan, dan rasa memiliki masyarakat terhadap keanekaragaman kuliner Indonesia, hingga ikut berperan dalam melestarikannya. Gerakan ini diawali dengan tayangan podcast yang menghadirkan Raditya Dika dan William Wongso. Diskusi ini telah memicu urgensi pengenalan kekayaan kuliner Indonesia, khususnya di antara generasi muda selaku penerus upaya pelestarian kuliner.


90 Penjaja Kuliner Legendaris

Pengunjung mencoba kuliner di Festival Jajanan Bango (FJB), Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Masih banyak masyarakat, khususnya generasi muda, yang belum menyadari keunikan kuliner Indonesia. Contoh sederhananya hidangan rendang, banyak yang belum sadar bahwa di Sumatera Barat ada 900 Nagari atau desa yang punya komposisi bahan dan bumbu yang berbeda untuk mengolah rendang," ungkap William.

"Pengetahuan seperti inilah yang perlu disebarluaskan. Tujuannya, agar kita bisa mengenali, mengapresiasi, dan akhirnya melestarikan ragam cita rasa dan bahan otentik, kearifan lokal, sampai perpaduan budaya yang menyatu di dalam kekayaan kuliner kita," lanjutnya.

Untuk lebih membuka wawasan para pecinta kuliner, FJB 2022 menyuguhkan aneka kuliner otentik dari Sabang sampai Merauke, yang disajikan oleh 90 penjaja kuliner legendaris dari berbagai wilayah nusantara. Ada 10 penjaja kuliner yang dipilih langsung oleh masyarakat melalui gerakan #PejuangRasanyaIndonesia, dan tiga penjaja kuliner merupakan rekanan dari Tokopedia selaku mitra pelaksanaan FJB 2022.

Peresmian FJB 2022 hari ini turut didukung oleh mitra pelaksana lainnya yaitu Gojek, melalui seremoni pemberangkatan 30 pengendara Gojek yang berkeliling Jakarta untuk mengundang sebanyak mungkin warga ibu kota hadir di perhelatan kuliner tahunan

Infografis Oleh-oleh Makanan khas Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya