Indosat Raup Pendapatan Rp 34,53 Triliun hingga September 2022

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) membukukan kinerja beragam hingga September 2022. Pendapatan tumbuh 49,8 persen tetapi laba turun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Okt 2022, 19:30 WIB
Ilustrasi: BTS Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2022. Laba bersih tersebut turun 36,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,80 triliun.

Laba tersebut turun seiring peningkatan beban operasional, peningkatan beban depresiasi dan amortisasi, peningkatan biaya keuangan seiring dampak dari penggabungan dua perusahaan yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan.

Di sisi lain, Indosat Ooredoo Hutchison membukukan pertumbuhan pendapatan. Hingga September 2022, PT Indosat Ooredoo Hutchison meraup pendapatan Rp 34,53 triliun. Pendapatan tumbuh 49,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,05 triliun.

Kontribusi pendapatan itu terbesar disumbangkan dari seluler sebesar 58,8 persen menjadi Rp 29,84 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,78 triliun. MIDI naik 6,6 persen dari Rp 3,84 triliun menjadi Rp 4,09 triliun hingga September 2022. Sementara itu, dari telekomunikasi tetap naik 40 persen menjadi Rp 595 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 422,9 miliar.

Beban-beban naik 77,8 persen menjadi Rp 26,63 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,97 triliun. Laba operasi turun 2,2 persen menjadi Rp 7,89 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,07 triliun.

Beban lain-lain bersih naik 44,9 persen menjadi Rp 3,12 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,15 triliun. EBITDA tumbuh 35,6 persen menjadi Rp 14,08 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,38 triliun.

Sementara itu, ekuitas perseroan tercatat Rp 28,75 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,30 triliun. Liabilitas bertambah menjadi Rp 74,20 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 53,09 triliun. Total aset naik menjadi Rp 102,95 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 63,9 triliun.

Adapun perseroan mencatat utang yang jatuh tempo sebesar Rp 7,48 triliun dalam waktu 12 bulan. Jatuh tempo rata-rata utang adalah 2,4 tahun pada 30 September 2022.

Hingga September 2022, pelanggan perseroan mencapai 98,6 juta dari periode sama tahun sebelumnya 62,3 juta. Ada tambahan sekitar 36,3 juta pelanggan dibandingkan September 2021.


Peningkatan Jumlah Pelanggan

Logo Indosat Ooredoo Hutchison (Ist.)

Kinerja operasional mendukung  capaian tersebut yang sekaligus menunjukkan komitmen berkelanjutan Perseroan untuk  menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan  masyarakat Indonesia. 

Perseroan membukukan pertumbuhan total pendapatan, EBITDA, dan jumlah pelanggan dibanding kuartal II 2022 dan dibandingkan periode yang sama 2021.  Salah satu  pendorong pertumbuhan kinerja pada kuartal III tahun ini akibat peningkatan  pelanggan dan penggunaan data. Hal tersebut didorong oleh kedua merek konsumen,  IM3 dan Tri, yang terus melengkapi dan mendapatkan daya tarik dalam segmen target  mereka. 

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan,  IOH memperlihatkan kinerja operasional dan keuangan yang solid pada kuartal ketiga  2022. 

"Kami kembali mencatat pertumbuhan kuartal yang kuat berkat gabungan dua  merek layanan telekomunikasi yang saling melengkapi satu sama lain. Peningkatan 2,4  juta pelanggan seluler IOH pada kuartal III 2022 mencerminkan kepercayaan publik  terhadap merek kami dan memotivasi kami untuk terus menghubungkan dan  memberdayakan masyarakat Indonesia,” kata Vikram dalam keterangan resminya, Jumat (28/10/2022).

Usai melakukan penggabungan usaha pada awal 2022, IOH resmi menjadi operator  telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia. Pasca penggabungan, IOH terus melakukan  integrasi jaringan dengan teknologi MOCN (Multi Operator Core Network) dengan  dukungan para mitra strategisnya. 

 

 

 

 


Integrasi Capai 50 Persen

Ilustrasi: Aplikasi IMkas yang dikembangkan oleh Indosat Ooredoo bersama TAG. (Ist.)

Saat ini, integrasi jaringan IOH telah mencapai lebih dari 50 persen dari total target sekitar 43 ribu sites yang sebagian besar akan selesai pada akhir tahun 2022. Setelah proses integrasi selesai, pelanggan IOH akan merasakan  jangkauan jaringan yang lebih luas, layanan di dalam ruangan yang lebih baik, serta  pengalaman internet yang lebih cepat. 

Pada kuartal III 2022, IOH meluncurkan Indosat HiFi, sebuah layanan koneksi  internet kabel optik (fiber-to-the-home/FTTH). Layanan FTTH ini hadir untuk memenuhi  kebutuhan internet kabel yang andal dan terpercaya untuk perumahan dan  perkantoran. 

IOH, melalui Indosat Business, juga meluncurkan platform IDE untuk  mendukung transformasi digital pelaku UMKM di Indonesia agar #BeraniJadiBesar. 

"Kami akan terus memberikan marvelous experience bagi pelanggan kami sejalan  dengan visi strategis IOH untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital yang paling  dipilih di Indonesia. Selain itu, kami juga terus fokus untuk mempercepat proses sinergi  dan meningkatkan efisiensi biaya, serta menciptakan nilai lebih bagi para pemegang  saham kami,” pungkasnya. 


Transaksi Afiliasi

IOH bersama mitra strategisnya Ericsson, akan menghadirkan layanan 5G di sekitar lokasi Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC). (Foto: Corpcomm Indosat Ooredoo Hutchison).

Sebelumnya,  PT Indosat Tbk (ISAT) melakukan penandatanganan perjanjian dengan PT Aplikasinusa Lintasarta terkait penyediaan jaringan Very Small Aperture Terminal (VSAT) pada Desa Non 3T (tertinggal, terdepan dan Terluar), yang disewakan oleh Lintasarta bagi perseroan.

Dalam rangka pemenuhan kewajiban regulasi Perseroan berdasarkan izin-izin Perseroan yang terkait, perseroan mulanya harus membangun jaringan telekomunikasi di 1.023 lokasi untuk mendukung program Non 3T Pemerintah. Di mana 411 lokasi di antaranya memerlukan perangkat dan layanan VSAT.

Namun, karena telah ada perjanjian kerangka antara perseroan dan Lintasarta, perseroan dan Lintasarta menandatangani perubahan terhadap perjanjian kerangka tersebut untuk menambah ketentuan penyediaan perangkat dan layanan VSAT. Transaksi ini berlangsung pada 22 September 2022 senilai Rp 133,58 miliar.

"Kerjasama dengan Lintasarta diharapkan dapat membantu Perseroan memenuhi kewajiban regulasi perseroan berdasarkan izin-izin Perseroan yang terkait,” tulis Direktur Utama Indosat Ooredoo, Vikram Sinha,  dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (27/9/2022).

Lintasarta sendiri merupakan anak perusahaan dari perseroan yang memiliki kegiatan usaha dalam bidang penyediaan komunikasi data, internet dan IT Services untuk berbagai sektor industri. Dengan kata lain, perseroan adalah pemegang saham mayoritas dari Lintasarta ketika transaksi afiliasi terjadi, sehingga transaksi ini termasuk dalam transaksi afiliasi.      

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya