Liputan6.com, Gorontalo - Parade walima dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Walima Emas, yang berada di puncak bukit Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, akan menjadi kegiatan pariwisata tahunan.
Ketua Takmirul Masjid Attaqwa atau masjid walima emas, Harnani Hamzah, Jumat, mengatakan parade walima yang digelar di masjid itu beberapa waktu lalu spontanitas muncul dan tanpa perencanaan yang matang sebelumnya.
“Tapi saat hari pelaksanaannya, dukungan masyarakat begitu besar dan ada pengunjung yang datang. Mereka sangat antusias, sehingga kami ingin tradisi walima rutin digelar di masjid ini,” ujarnya di Gorontalo, dikutip Antara.
Baca Juga
Advertisement
Untuk menggelar walima, warga menyiapkan kue-kue khas Gorontalo kolombengi, menghias tolangga atau usungan kayu yang dipenuhi kue, makanan, dan sedekah untuk dibawa ke masjid.
Ia menjelaskan di Desa Bongo terdapat tiga masjid dan dua masjid diantaranya sudah melaksanakan perayaan walima secara besar-besaran.
Para pengurus masjid kemudian bersepakat untuk melaksanakan walima di Masjid Walima Emas, yang jaraknya 1 kilometer dari permukiman warga.
“Sudah seharusnya semua masjid merayakan walima, tahun ini pertama kalinya kami lakukan di masjid walima,” katanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penghijauan: Air Melimpah Meski di Atas Bukit Kapur
Keinginan untuk menggelar kegiatan ini secara rutin juga diungkapkan oleh guru SMK Pariwisata Bubohu Bongo, Delmi Nggilu, agar siswanya bisa terus terlibat dalam melestarikan tradisi Gorontalo itu.
Menurutnya SMK tersebut didirikan agar dapat menjadi penyedia SDM yang handal, dalam memajukan dunia pariwisata Gorontalo.
Perayaan walima di masjid itu berbeda dengan perayaan di masjid lainnya, karena prosesi parade tolangga harus melewati punggung bukit.
Masjid walima emas dibangun di atas bukit kapur yang tandus, namun fasilitas air di tempat itu melimpah karena sistem drainase yang dikembangkan warga desa dengan cara menghijaukan kawasan bukit dan menampung air hujan.
Desa Bongo pernah meraih juara 2 kategori desa berkembang pada lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021.
Desa ini menyajikan atraksi walima sebagai ikon wisata, yang dilestarikan masyarakatnya sejak dulu hingga sekarang.
Tradisi walima dilakukan dengan dzikir semalam penuh, kemudian ada parade atau arak-arakan tolangga pada pagi hari untuk dibagikan kepada warga.
Advertisement