Daftar Konstituen IDX Sharia Growth yang Meluncur 31 Oktober 2022

Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI, Kautsar Primadi Nurahmad menuturkan, pemilihan konstituen indeks IDX Sharia Growth didasarkan pada anggota – anggota indeks JII70.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Okt 2022, 20:16 WIB
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan indeks baru IDX Sharia Growth pada 31 Oktober 2022. Sederhananya, indeks ini mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah dengan likuiditas tinggi dan fundamental perusahaan yang baik yang dipilih berdasarkan tren pendapatan dan pendapatan perusahaan.

Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI, Kautsar Primadi Nurahmad menuturkan, pemilihan konstituen indeks IDX Sharia Growth didasarkan pada anggota – anggota indeks JII70.

Untuk dapat masuk pada IDX Sharia Growth, perusahaan tersebut harus mencatatkan laba berdasarkan laporan keuangan terakhir. Selain itu, ursa juga mempertimbangkan saham berdasarkan perhitungan price to earning ratio (PER) dan price to sales ratio (PSR).

"Jadi pemilihannya cukup berjenjang, tapi sebenarnya kita hanya siapkan dua data yaitu PER dan PSR. Kita nilai pertumbuhannya lalu kita masuk ke IDX Sharia Growth,” terang dia dalam edukasi wartawan pasar modal, Jumat (28/10/2022).

Evaluasi mayor untuk indeks ini akan dijalankan mengikuti evaluasi daftar efek syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diperbarui tiap Mei dan November. 

Sementara untuk evaluasi minor akan dilakukan tiap Februari dan Agustus.

Berikut daftar 30 saham yang masuk konstituen awal IDX Sharia Growth yang akan efektif pada 31 Oktober 2022:

1 ADRO - PT Adaro Energy Indonesia Tbk

2 ANTM - PT Aneka Tambang Tbk

3 EMTK - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk

4 INCO - PT Vale Indonesia Tbk

5 UNTR - PT United Tractors Tbk

6 ITMG - PT Indo Tamangraya Megah Tbk

7 HRUM - PT Harum Energy Tbk

8 AKRA - PT AKR Corporindo Tbk

9 TINS - PT Timah Tbk

10 BRIS - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

11 LPPF - PT Matahari Department Store Tbk

12 BRPT - PT Barito Pacific Tbk

13 CPIN - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

14 ERAA - PT Erajaya Swasembada Tbk

15 BSDE - PT Bumi Serpong Damai Tbk

16 ACES - PT Ace hardware Indonesia Tbk

17 WIKA - PT Wijaya Karya Tbk

18 PWON - PT Pakuwon Jati Tbk

19 ISAT - PT Indosat Tbk

20 PTPP - PT PP Tbk

21 BTPS - PT Bank BTPN Syariah Tbk

22 KPIG - PT MNC Land Tbk

23 AGII - PT Aneka Gas Industri Tbk

24 SIDO - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

25 BMTR - PT Global Mediacom Tbk

26 ELSA - PT Elnusa Tbk

27 KAEF - PT Kimia Farma Tbk

28 RALS - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

29 HOKI - PT Buyung Poetra Sembada Tbk

30 GJTL - PT Gajah Tunggal Tbk

 


BEI Luncurkan Indeks Baru IDX Sharia Growth pada 31 Oktober 2022

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan indeks baru IDX Sharia Growth pekan depan. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menerangkan, saat ini BEI telah memiliki beberapa indeks syariah, antara lain Jakarta Islamic Index, Indeks Saham Syariah Indonesia, Jakarta Islamic Index 70 dan ada IDX MES BUMN 17.

"Untuk melengkapi itu, rencananya pada 31 Oktober nanti Bursa Efek Indonesia akan meluncurkan indeks syariah yang baru yang diberi nama Indeks IDX Sharia Growth. Indeks ini memperkenalkan pendekatan baru untuk menjadi panduan berinvestasi untuk saham-saham syariah,” kata Jeffrey dalam edukasi wartawan pasar modal, Jumat (28/10/2022).

Indeks IDX Syariah Growth mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah dengan likuiditas tinggi dan fundamental perusahaan yang baik yang dipilih berdasarkan tren pendapatan dan pendapatan perusahaan.

Sedikit gambaran, Jeffrey menguraikan kondisi pasar modal syariah yang mengalami pertumbuhan pesat selama 10 tahun terakhir. Dalam catatannya, hanya ada 314 saham syariah pada 2011. Sementara posisi terakhir per September 2022 sudah ada 493 saham atau terjadi pertumbuhan 56,7 persen.

"Peningkatan dari jumlah saham Syariah juga didukung dengan pertumbuhan aktivitas transaksi saham syariah yang rata-rata pertumbuhannya itu 9,8 persen per tahun dari angka Rp 3,03 triliun rata-rata per hari, saat ini sudah mencapai angka Rp 7,74 triliun,” terang dia.

 


BEI Incar Pertumbuhan Investor 35 Persen pada 2023

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan investor pasar modal tumbuh 35 persen pada 2023. Pertumbuhan investor itu merujuk pada kondisi investor pasar modal yang saat ini sudah tumbuh di atas 30 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Melansir laman KSEI, total investor pasar modal per September 2022 tercatat sebesar 9,78 juta SID, naik 30,55 persen dibandingkan akhir tahun lalu sebanyak 7,49 juta SID. Raihan ini telah melampaui target BEI dengan pertumbuhan yang diincar sebesar 30 persen.

"Itu artinya sudah mencapai target pertumbuhan kita tahun ini. Namun tahun depan kita targetkan pertumbuhan investor pasar modal kita paling tidak 35 persen," kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik dalam konferensi pers, Rabu (26/10/2022).

Dari sisi supply, BEI menargetkan pencatatan 70 efek baru pada tahun depan. Efek tersebut terdiri dari berbagai instrumen termasuk pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).

 


Perkembangan Perdagangan Karbon

Ilustrasi emisi karbon (unsplash)

Target pencatatan efek baru tahun depan lebih tinggi dari target tahun ini sebanyak 68 pencatatan efek. BEI juga berencana menerbitkan sejumlah produk baru. Di antaranya termasuk pengembangan waran terstruktur, single stock futures, pengembangan carbon trading, ETF, dan indeks terutama indeks terkait syariah dan yang terkait dengan ESG, serta pengembangan SPPA.

"Saat ini ada tiga AB yang sedang dalam pipeline kita untuk mempersiapkan diri untuk menerbitkan waran terstruktur. Paling tidak, ada lebih dari 10 seri waran terstruktur yang nanti bisa diterbitkan," kata Jeffrey.

Khusus untuk pengembangan carbon trading, BEI telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT Pertamina dalam perdagangan karbon (carbon trading).

Melalui kerja sama itu, Pertamina dan BEI akan mengkaji potensi kerja sama bisnis sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta optimalisasi tugas dan fungsi masing-masing untuk penyelenggaraan voluntary carbon market dan compliance carbon market.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya