Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah menjadi perbincangan di dunia. Hal ini lantaran di saat beberapa negara di dunia terancam resesi, ekonomi Indonesia bisa bertahan tumbuh di atas 5 persen.
Tentu ini terjadi karena banyak hal. Salah satunya mengenai percepatan transformasi digital, baik pemerintahan dan perusahaan di dalam negeri.
Advertisement
CEO PT Solusi Sinergi Digital Tbk (SURGE) Hermansjah Haryono mengatakan bahwa percepatan digitalisasi di Indonesia yang terjadi saat ini merupakan motor pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang.
Dengan pembangunan infrastruktur jaringan serat optik yang handal sepanjang jalur kereta, pembangunan Edge Data Center di ratusan lokasi, serta pengembangan ekosistem digital terintegrasi oleh Surge diharapkan mampu memberikan solusi dan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Surge akan terus berkomitmen untuk berinovasi dan memberikan solusi terbaik bagi seluruh stakeholder. Dengan semangat kolaborasi yang tercipta dengan berbagai pihak diharapkan dapat mewujudkan misi Perseroan dalam menghadirkan konektivitas yang handal dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Hermansjah, Jumat (28/10/2022).
Atas dasar komitmennya ini, SURGE berhasil meraih penghargaan CSA Awards 2022 sebagai “The Best of Technology Sector” untuk kategori Non-Big Capitalization. Perseroan berhasil mengungguli berbagai nominator lainnya yang masuk ke dalam kategori tersebut.
Diserahkan Erick Thohir
Penghargaan diserahkan secara langsung oleh Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir dan diterima oleh Bapak Hermansjah Haryono sebagai President Director Surge serta didampingi oleh Dewan Juri CSA Award 2022.
Keberhasilan WIFI dalam meraih penghargaan tersebut tidak terlepas dari penilaian kuantitatif dan kualitatif atas kinerja perseroan, dimana kriteria penilaian terdiri atas Aspek Profitabilitas di Masa Mendatang, Aspek Keterbukaan, Aspek Good Corporate Governance (GCG), Aspek Likuiditas Saham, Aspek Manajemen Risiko, serta Aspek ESG.
Hermansjah Haryono mengungkapkan, perseroan terus menerus menunjukkan kinerja fundamental yang positif dan telah bertransformasi sebagai perusahaan infrastruktur digital yang mampu beradaptasi dan menjawab tantangan post-pandemic digital era.
"Kami sangat bangga atas pencapaian CSA Awards ini dan tentunya akan memacu semangat kami untuk bekerja lebih keras lagi dalam memberikan nilai tambah yang optimal bagi seluruh stakeholder," ujarnya.
Advertisement
Nilai Ekonomi Digital Asia Tenggara Diramal Capai Rp 3,1 Kuadriliun di 2022
Ekonomi digital di Asia Tenggara tumbuh lebih cepat dari perkiraan di tahun 2022 ini. Hal itu diungkapkan dalam laporan baru oleh Google, Temasek dan Bain & Company, berjudul e-Conomy SEA.
Dilansir dari CNBC International, Jumat (28/10/2022) total nilai transanksi ekonomi digital di Asia Tenggara tahun ini juga diperkirakan mencapai USD 200 miliar atau sekitar Rp 3,1 kuadriliun.
Pencapaian ini datang tiga tahun lebih cepat dari proyeksi sebelumnya dan menandai peningkatan 20 persen dari tahun lalu senilai USD 161 miliar (Rp 2,4 kuadriliun) dalam nilai barang dagangan bruto (GMV).
Laporan sebelumnya pada tahun 2016 memperkirakan, ekonomi digital di enam negara besar di Asia Tenggara akan mendekati USD 200 miliar dalam GMV pada tahun 2025.
Enam ekonomi utama yang tercakup dalam laporan tersebut adalah: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sementara itu, laporan bersama yang disusun 3 perusahaan besar tersebut tidak membahas ekonomi digital di Brunei, Kamboja, Laos dan Myanmar, serta Timor Timur dan Papua Nugini.
"Setelah bertahun-tahun berakselerasi, pertumbuhan adopsi digital menjadi normal," tulis laporan Google, Temasek dan Bain & Company.
Asia Tenggara terus melihat pertumbuhan jumlah pengguna internet — dengan penambahan 20 juta pengguna baru pada tahun 2022, meningkatkan total pengguna menjadi 460 juta.
Namun, pertumbuhan itu mulai melambat, dan hanya 4 persen pada tahun 2022 dibandingkan tahun lalu, dibandingkan dengan peningkatan 10 persen year-on-year pada 2021 lalu dan pertumbuhan 11 persen pada tahun 2020.