Indosat Genjot Pendapatan Baru Melalui Layanan Pinjaman Digital

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha menuturkan, pihaknya akan melanjutkan sejumlah inisiatif dari 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Okt 2022, 22:28 WIB
Logo Indosat Ooredoo Hutchison (Ist.)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) tengah menyiapkan fokus bisnis perusahaan pada 2023. 

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha menuturkan, pihaknya akan melanjutkan sejumlah inisiatif dari 2022. 

"Ada dua bagian untuk fokus ini. Pertama, kami ingin memastikan bahwa kami memberikan pengalaman pelanggan yang sangat baik dan kami mengembangkan core. Hal ini sangat penting bagi kami dan di sinilah customer mengetahui keahlian dan pengetahuan kami,” kata Vikram dalam konferensi pers ISAT, Jumat (28/10/2022).

Vikram menyebutkan, Indosat Ooredoo Hutchison akan membangun pendapatan baru, yakni layanan pinjaman digital. 

Indosat Ooredoo Hutchison atau ISAT ini menggandeng PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) meluncurkan produk pinjaman digital, UCan.

Selain itu, UCan menawarkan produk pinjaman tunai hingga Rp 15 juta ke nasabah dengan proses yang mudah. Mulai dari pengajuan aplikasi hingga tarik tunai seluruhnya dilakukan secara digital. Saat ini, UCan mempunyai dua fitur, yaitu tarik tunai dan cicilan.

"Kami ingin bekerja dengan lebih banyak mitra. Kami juga berkolaborasi dengan mitra kami dalam layanan IoT,” kata dia.

Dengan adanya pengembangan IoT tersebut, Indosat dapat memberdayakan banyak orang, termasuk UMKM. 

“Kami telah melihat beberapa kasus penggunaan yang sangat baik yang memberdayakan memberdayakan banyak orang, UMKM ada dalam proyeknya,” ujar dia.

Selain itu, Indosat menggunakan semua kanal digital dalam membangun pendapatan baru perusahaan. 

“Jadi, Anda akan melihat beberapa proyek baru yang sangat menarik akan datang, tetapi semua hal itu akan kami lakukan dengan lebih fokus dan menggandakan core. Sehingga, masyarakat tahu ini, jika kami memiliki lebih banyak pelanggan, kami dapat melakukan semua hal ini lebih banyak lagi,” imbuhnya. 

 

 


Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi: BTS Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2022. Laba bersih tersebut turun 36,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,80 triliun.

Laba tersebut turun seiring peningkatan beban operasional, peningkatan beban Depresiasi dan amortisasi, peningkatan biaya keuangan seiring dampak dari penggabungan dua perusahaan yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan.

Di sisi lain, Indosat Ooredoo Hutchison membukukan pertumbuhan pendapatan. Hingga September 2022, PT Indosat Ooredoo Hutchison meraup pendapatan Rp 34,53 triliun. Pendapatan tumbuh 49,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,05 triliun.

Kontribusi pendapatan itu terbesar disumbangkan dari seluler sebesar 58,8 persen menjadi Rp 29,84 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,78 triliun. MIDI naik 6,6 persen dari Rp 3,84 triliun menjadi Rp 4,09 triliun hingga September 2022. Sementara itu, dari telekomunikasi tetap naik 40 persen menjadi Rp 595 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 422,9 miliar.

 

 


Aset

IOH bersama mitra strategisnya Ericsson, akan menghadirkan layanan 5G di sekitar lokasi Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC). (Foto: Corpcomm Indosat Ooredoo Hutchison).

Beban-beban naik 77,8 persen menjadi Rp 26,63 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,97 triliun. Laba operasi turun 2,2 persen menjadi Rp 7,89 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,07 triliun.

Beban lain-lain bersih naik 44,9 persen menjadi Rp 3,12 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,15 triliun. EBITDA tumbuh 35,6 persen menjadi Rp 14,08 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,38 triliun.

Sementara itu, ekuitas perseroan tercatat Rp 28,75 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,30 triliun. Liabilitas bertambah menjadi Rp 74,20 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 53,09 triliun. Total aset naik menjadi Rp 102,95 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 63,9 triliun.

Adapun perseroan mencatat utang yang jatuh tempo sebesar Rp 7,48 triliun dalam waktu 12 bulan. Jatuh tempo rata-rata utang adalah 2,4 tahun pada 30 September 2022.

Hingga September 2022, pelanggan perseroan mencapai 98,6 juta dari periode sama tahun sebelumnya 62,3 juta. Ada tambahan sekitar 36,3 juta pelanggan dibandingkan September 2021.


Peningkatan Jumlah Pelanggan

Ilustrasi: Aplikasi IMkas yang dikembangkan oleh Indosat Ooredoo bersama TAG. (Ist.)

Kinerja operasional mendukung  capaian tersebut yang sekaligus menunjukkan komitmen berkelanjutan Perseroan untuk  menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan  masyarakat Indonesia. 

Perseroan membukukan pertumbuhan total pendapatan, EBITDA, dan jumlah pelanggan dibanding kuartal II 2022 dan dibandingkan periode yang sama 2021.  Salah satu  pendorong pertumbuhan kinerja pada kuartal III tahun ini akibat peningkatan  pelanggan dan penggunaan data. Hal tersebut didorong oleh kedua merek konsumen,  IM3 dan Tri, yang terus melengkapi dan mendapatkan daya tarik dalam segmen target  mereka. 

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan,  IOH memperlihatkan kinerja operasional dan keuangan yang solid pada kuartal ketiga  2022. 

"Kami kembali mencatat pertumbuhan kuartal yang kuat berkat gabungan dua  merek layanan telekomunikasi yang saling melengkapi satu sama lain. Peningkatan 2,4  juta pelanggan seluler IOH pada kuartal III 2022 mencerminkan kepercayaan publik  terhadap merek kami dan memotivasi kami untuk terus menghubungkan dan  memberdayakan masyarakat Indonesia,” kata Vikram dalam keterangan resminya, Jumat (28/10/2022).

Usai melakukan penggabungan usaha pada awal 2022, IOH resmi menjadi operator  telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia. Pasca penggabungan, IOH terus melakukan  integrasi jaringan dengan teknologi MOCN (Multi Operator Core Network) dengan  dukungan para mitra strategisnya. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya