Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hitungan terakhir tahun ini, ada sekitar delapan juta ton stok beras nasional. Itu artinya, stok beras berada dalam kondisi aman. Demikian dikatakan Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso.
Dia mengatakan bahwa stok beras sebanyak itu terbagi menjadi dua data.Pertama sebanyak 5 juta ton beras tersebar di lapangan (masyarakat). Kemudian 5% lainya ada di gudang-gudang Bulog. Sementara sisanya berada di toko-toko beras yang siap jual. Dari hitungan tersebut, Sutarto yakin Indonesia mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
Advertisement
"Hitungan saya di bulog ada 5%dan di masyarakat ada 5 juta ton. Total stok kita seluruh Indonesia pada akhir tahun 2022 kurang lebih mencapai 8 juta ton. Saya kira itu sangat cukup untuk kebutuhan kita," ujar Sutarto, Jumat (28/10).
Sutarto mengatakan, memang ada beberapa faktor yang membuat kondisi beras nasional terganggu. Satu di antaranya adalah cuaca ekstrem atau hujan lebat di beberapa daerah sentra. Hal itu tidak membuat kondisi beras nasional menjadi kurang, namun pengaruhnya terhadap petani yang terkena.
"Banyak faktornya. Ada bencana, kenaikan harga BBM dan masih banyak lagi. Tentu kita akan selalu mendorong agar produksi nasional terus meningkat," katanya.
Berdasarkan data BPS, luas panen padi tahun 2022 mencapai 10,61 juta hektar. Data tersebut mengalami peningkatan sebanyak 194,71 ribu hektar atau 1,87% jika dibandingkan luas panen padi di 2021 yang hanya 10,41 juta hektar.
Disisi lain, produksi padi tahun 2022 mencapai 55,67 juta ton GKG, meningkat sebesar 1,25 juta ton atau 2,30% jika dibandingkan produksi padi Tahun 2021 yang hanya 54,42 juta ton GKG.
Sementara produksi beras untuk konsumsi penduduk pada tahun ini mencapai 32,07 juta ton atau mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29% jika dibandingkan produksi beras Tahun 2021 yang hanya sebesar 31,36 juta ton.
Adapun tahun ini, produksi beras nasional mengalami surplus beras sebesar 1,88 juta ton, lebih besar dengan surplus Tahun 2021 yang hanya 1,31 juta ton. Menurut Sutarto, Pemerintah memang harus menyampaikan kondisi beras saat ini, untuk mencegah kepanikan masyarakat.
(*)