Intip Strategi Bisnis Blibli Usai IPO

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) berencana menggunakan sebagian dana dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membayar utang senilai Rp 5,5 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2022, 11:06 WIB
Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Liputan6.com, Jakarta PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) berencana menggunakan sebagian dana dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membayar utang senilai Rp 5,5 triliun dan sisanya untuk modal kerja kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.

Berdasarkan prospektus awal yang telah dipublikasikan PT Global Digital Niaga Tbk, modal kerja akan dimanfaatkan untuk optimisasi penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional (termasuk biaya pemeliharaan atau beban operasional lainnya), serta penambahan fasilitas pendukung usaha termasuk pemutakhiran teknologi. 

Chief Financial Officer & Co-Founder Blibli, Hendry, menuturkan sebagian dana IPO senilai Rp 5,5 triliun akan digunakan untuk fasilitas revolving loan.

“Pinjaman ini merupakan bagian dari proses bisnis yang normal (ordinary course of business) untuk modal kerja. Dana IPO memang dialokasikan untuk mendukung kegiatan utama perusahaan dan anak usaha juga, tiket.com," kata Hendry dikutip Sabtu (29/10/2022).

Penggunaan dana IPO ini juga digunakan Blibli untuk mengembangkan ekosistem omnichannel bersama tiket.com dan Ranch Market. 

Menurut hasil riset dari PT Ajaib Sekuritas Asia, Blibli secara fundamental dalam performa kinerja cukup baik, yang tercermin dari rasio solvabilitas yang mencatatkan kinerja cukup sehat. Hal ini terefleksikan pada rasio utang terhadap aset  (debt to asset ratio/DAR) sebesar 0,45 kali.

Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) sebesar 0,82 kali mencerminkan Perseroan memiliki kinerja yang cukup sehat dan memiliki aset dan ekuitas yang positif.

 


Profitabilitas Perusahaan

Ilustrasi e-Commerce (tumblr.com)

Semakin rendah rasio DER, maka profitabilitas perusahaan dan kemampuan untuk membayar utangnya diproyeksikan meningkat. Umumnya, DER berbanding terbalik dengan dividen suatu emiten.

Semakin rendah tingkat DER, maka komposisi utang semakin rendah yang berpengaruh pada semakin tingginya kemampuan emiten untuk membayarkan dividend payout ratio (DPR) kepada pemegang saham, sehingga rasio pembayaran dividen semakin tinggi.

Rasio DER yang rendah akan menambah tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan yang berakibat terhadap tingginya minat investor untuk berinvestasi. Investor cenderung mengapresiasi penggunaan dana IPO untuk ekspansi yang berdampak terhadap kinerja keuangan emiten di masa depan. 

Berdasarkan hal tersebut, manajemen Blibli optimistis kinerja keuangan Perseroan akan terus tumbuh seiring upaya mendongkrak profitabilitas melalui berbagai pengembangan dan sinergi bisnis di dalam ekosistem omnichannel Blibli.

CEO PT Global Tiket Network (tiket.com), George Hendrata, mengatakan, "Integrasi dan sinergi Blibli, tiket.com dan Ranch Market diproyeksikan akan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan berlaba positif dalam waktu singkat," kata George. 

Potensi bisnis e-commerce, perjalanan dan gaya hidup (travel dan lifestyle), serta ritel kebutuhan sehari-hari (grocery retail) disebut sangat besar. Survey Euromonitor dan Frost & Sullivan mengungkapkan potensi ketiga segmen bisnis tersebut pada 2025 dapat mencapai USD 436 miliar atau setara Rp 6.746 triliun (kurs Rp 15.474).

 


Punya Prospek Cerah, Bisnis E-Commerce Perlu IPO

Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online. Kredit: athree23 via Pixabay

Rencana e-commerce asli dalam negeri Blibli untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) disebut akan menggairahkan pasar modal dalam negeri.

Disebutkan dalam paparan publiknya (18/10/2022) lalu, Blibli bersinergi dengan entitas anaknya, tiket.com (Online Travel Agent/OTA), dan Ranch Market (jaringan supermarket terkemuka) untuk menghadirkan layanan omnichannel bernilai tambah dan terpercaya bagi pelanggan.

Ekonom Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras Adha mengatakan aksi korporasi ini akan mendorong ekspansi usaha Blibli dan ekosistemnya. Ia mengungkap Blibli didukung oleh Djarum sebagai sponsor utama mempunyai skala usaha modal yang besar.

“Prospek IPO Blibli berprospek bagus dalam jangka panjang,” paparnya, dikutip Sabtu (23/10/2022).

Menurut riset Ajaib Sekuritas, pada tahun 2020 hingga 2021, pertumbuhan TPV dari total semua segmen , ritel 1P, ritel 3P, institusi maupun toko fisik tumbuh sebesar 44,7 persen secara tahunan.

Kemudian sejak tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2021 hingga tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2022 pertumbuhan keseluruhan TPV mencapai 95 persen.

Financial Expert Ajaib Sekuritas M Julian Fadli menjelaskan, Blibli melayani segmen e-commerce, yang memiliki Total Addressable Market (TAM) sebesar USD 150 miliar di tahun 2025 dan perkiraan pertumbuhan pada CAGR 19 persen dari tahun 2020 hingga 2025 berdasarkan Frost and Sullivan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya