Liputan6.com, Jakarta Hari Sumpah Pemuda yang jatuh tanggal 28 Oktober dijadikan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Pelari Nusantara untuk mendistribusikan overseas royalti musik kepada para anggotanya.
Dalam acara yang digelar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu, acara dibuka dengan Ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan oleh Imaniar. Lalu dilanjutkan dengan sikap penuh hormat menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza yang dipimpin oleh Antea Turk cicit buyut dari alm. WR. Supratman.
Menurut Sandec, 94 tahun yang lalu Lagu Indonesia pertama kali dinyanyikan para saat Kongres Pemuda 2 oleh Dolly Salim di Kramat Raya.
"Itu hanya berjarak ratusan meter dari rumah orangtua aku," kata Sandec Sahetapy di 101 Hotel, Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/22).
Baca Juga
Advertisement
Penggunaan
Royalti yang dibagikan kali ini merupakan hasil penggunaan lagu atau karya musik para pencipta lagu yang digunakan di Malaysia yang dihimpun oleh Music Authors' Copyright Protection (MACP) Malaysia.
Ketua LMK Pelari Nusantara, Sandec Sahetapy menjelaskan bahwa distribusi overseas royalti musik ini untuk hitungan royalti penggunaan selama sepuluh tahun kebelakang.
"Royalti yang kami bagikan ini merupakan hasil penggunaan karya lagu dari para pencipta lagu yang tergabung di LMK Pelari, dimana lagu itu digunakan di Malaysia selama 10 tahun ke belakang,” tambahnya.
Lebih lanjut Sandec mengatakan bahwa yang mendapatkan royalti sebanyak 19 orang, tetapi yang dibagikan Cuma 12 orang.
“Pada tahun ini yang dapat 19 orang, tapi yang dibagikan Cuma 12 orang, karena dapatnya terlalu kecil. Dan itu hasil riil yang didapat oleh mereka, tidak ada potongan pajak. Semua data penggunaan dan hasilnya lengkap disitu,” kata Sandec Sahetapy.
Advertisement
Pembagian Royalti
Di hadapan para anggota serta pengurus LMK Pelari dan para tamu undangan Sandec Sahetapy mengatakan bahwa LMK pelari ini membagikan royalti apa adanya, sesuai jargon yang selalu ia gaungkan yaitu Revolusi Transparansi Royalti Musik Indonesia.
"Kita tidak mengada-ngada, dan juga tidak diada adain, jika adanya segitu ya segitu, semua terbuka, semua transparan. LMK Pelari selama kepemimpinan saya tetap jalan pada relnya, tidak belok kiri kanan. Jadi apa yang menjadi haknya para pencipta lagu kita bagikan, nggak ada yang disimpan-simpan,” jelas Sandec Sahetapy.
Ke 12 anggota Pelari Nusantara yang mendapatkan Overseas Royalty kali ini adalah Alm. Zahir C Lubis, Tito Soemarsono. Rudy Loho, Andi Mapajalos, Dani Mamesah, Imaniar Noorsaid, John Dayat, Ririn S, Haji Ukat, Rudy Rampengan, Sonny Josz dan Johny Sam.
Anggota Kehormatan
Di acara Distribusi kemarin juga untuk pertama kali LMK Memberikan Anggota Kehormatan Royalti untuk Pahlawan WR. Soepratman Pencipta Lagu Indonesia Raya.
Sandec menjelaskan bahwa Pelari akan konsisten setiap Distribusi dalam negeri akan memberikan perhatian kepada Yayasan Wage Rudolf Soepratman sebagai bentuk Penghormatan kepada Bapak Musik Bangsa ini.
Untuk Royalty Overseas kali ini yang mendapatkan terbanyak adalah Alm Zahir C Lubis, yaitu sebesar Rp. 97.335.962,-, disusul Tito Soemarsono sebesar Rp. 52.982.672,- disusul Rudy Loho sebesar Rp. 36.252.986,-disusul Andi Mapajalos sebesar Rp. 29.319.652,-dan Dani Mamesah Rp. 26.634.313 serta terus menyusul ke bawah sampai dua ratus ribuan.
Putra dari Alm Zahir C Lubis yang mewakili keluarga menerima royalti mengaku tak bisa bicara apa apa kecuali mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada LMK Pelari Nusantara.
"Saya mewakili keluarga tak bisa berkata apa apa, kecuali mengucapkan terima kasih kepada LMK Pelari. Ini hadiah besar Almarhum buat keluarga yang hari ini pas ulang tahun,” tutur Sandec Sahetapy.
Advertisement
Kaget
Sementara itu Sandy Sulung pencipta lagu hits Bang Toyib yang juga turut hadir dalam acara tersebut mengaku kaget, ternyata ada Royalti Overseas.
“Oh ternyata ada ya Royalti Overseas, saya baru kali ini denger," aku Shandy Sulung.
Menutup Pertemuannya Sandec Sahetapy minta doa restu kepada semua yang hadir di acara tersebut, agar di sisa 13 bulan dirinya menjabat sebagai Ketua Umum LMK Pelari Nusantara makin amanah.
“Saya tinggal tersisa 13 bulan lagi menjabat sebagai Ketua Pelari, semoga di sisa jabatan saya ini saya tetap bisa Amanah dan tetap lurus selurus lurusnya memperjuangkan Transparansi Royalti. Nggak apa apa saya banyak dimusuhi karena dianggap terlalu terbuka, tetapi saya pantang surut, dan akan terus memperjuangkan transparansi Royalti ini,” papar Sandec Sahetapy yang juga menjabat Kepala Lisensi Royalti Musik di LMKN.