Arzeti Bilbina Minta Masyarakat Jangan Panik dan Apresiasi BPOM soal Label BPA 

Arzeti Bilbina mengaku banyak yang bertanya kepadanya soal Ethylene Glycol.

oleh Aditia Saputra diperbarui 29 Okt 2022, 18:02 WIB
Arzeti Bilbina pada Workshop Komunikasi, Informasi dan Edukasi “Cara Memilih Kosmetik yang Baik”, Sabtu (20/8/2022) di lobi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Munculnya isu senyawa Etilen Glikol pada obat sirup banyak yang mencoba mengaitkan pada kemasan lain. Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB, Arzeti Bilbina bersama Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait yang selama ini fokus memperjuangkan pelabelan kemasan plastik mendapat banyak pertanyaan. 

Dikatakan Arzeti Bilbina, banyak pertanyaan seputar Ethylene Glycol yang datang kepadanya. Ia mengungkapkan, yang perlu diperhatikan adalah ambang batasnya, dan ini sudah diatur secara khusus oleh BPOM mengenai keamanan pada kemasan pangan.  

"Masyarakat tidak perlu panik dan khawatir mengaitkan Etilen Glikol yang ada di obat sirup dengan Etilen Glikol pada kemasan pangan," kata Arzeti Bilbina dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.

 


Memantau

Arzeti Bilbina

Arzeti menegaskan, dirinya akan terus memantau dan meminta pemerintah dalam hal ini Kemenkes dan pihak-pihak terkait untuk segera secepatnya menuntaskan persoalan yang ada, agar kasus gagal ginjal segera terselesaikan dan anak-anak terlindungi kesehatannya. 

Arist Merdeka juga secara tegas menyampaikan bahwa langkah BPOM sudah tepat untuk menarik peredaran pada obat sirup yang mengandung Etilen Glikol dan akan mempidanakan dua industri yang mengedarkan produk dengan cemaran etilen glikol (EG) melebihi ambang batas. Pasalnya, cemaran bahan ini diduga menjadi pemicu ratusan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak - anak Indonesia. 

 


Mengaburkan

Arzeti Bilbina

Arist Merdeka Sirait,  tak ingin isu Etilen Glikol ini justru mengaburkan perjuangan utama pelabelan kemasan plastik yang mengandung BPA. 

"Langkah BPOM sudah tepat  dengan memberi label kemasan plastik isi ulang. Sudah banyak jurnal dan penelitian bahaya BPA bagi anak-anak, sehingga sudah banyak pula negara negara maju melarangnya. Dengan pengesahan Perubahan Kedua atas Peraturan BPOM No 31 tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan, BPOM telah melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatan anak-anak sejak dini" tegasnya. 

"Sebenarnya Etilen Glikol senyawa polimer ini terdapat pada obat sirup sebagai bahan pelarut, hanya saja ada suatu hal yang salah dan tidak sesuai dengan standar keamanan obat yang telah ditetapkan oleh BPOM,” sambung Arist. 

 


Jangan Terkecoh

Arist berharap masyarakat jangan terkecoh dengan pengalihan isu Etilen Glikol. Perjuangan utama adalah bahwa Bisphenol A sangat berbahaya jangan sampai diabaikan. BPOM sudah melakukan revisi tinggal menunggu pengesahannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya