Liputan6.com, Jakarta - PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) membukukan laba bersih Rp 72,48 miliar pada kuartal III 2022. Laba itu setara 3,6 kali lipat dari target laba bersih 2022 sebesar Rp 20 miliar atau tumbuh 320 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,27 miliar.
Penjualan perseroan pada periode ini tercatat sebesar Rp 2,55 triliun, turun tipis 2 persen dari Rp 2,61 triliun pada periode sama 2021. Kenaikan harga bahan baku gandum serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menekan daya beli masyarakat telah sedikit mempengaruhi penjualan Cerestar Indonesia pada kuartal III tahun ini.
Advertisement
Meski begitu, perseroan berhasil menurunkan beban pokok penjualan sebanyak 7 persen menjadi Rp 2,26 triliun dari Rp 2,42 triliun pada September 2022. Sehingga perseroan masih membukukan kenaikan pada laba kotor sebesar 50,89 persen menjadi Rp 284,89 miliar dari Rp 188,82 miliar pada September 2021.
"Sesuai pernyataan kami ketika IPO, Cerestar Indonesia akan membagikan dividen dari laba bersih yang bisa diraih tahun ini. Semoga hasil kinerja Perseroan ini akan semakin meyakinkan para investor bahwa TRGU adalah perusahaan yang prospektif dan dikelola secara serius oleh team manajemen yang bisa diandalkan,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan dalam keterangan resmi, Sabtu (29/10/2022).
Pada prospektus IPO, perseroan berencana untuk membayarkan dividen kas kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 20 persen dari laba bersih tahun buku 2022.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 2,64 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,98 triliun.
Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,46 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,19 triliun. Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1,59 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,31 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,5 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 93,83 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 1,05 triliun dari RP 670,76 miliar pada Desember 2022.
Laba Cerestar Indonesia Tumbuh 13,44 Persen pada Semester I 2022
Sebelumnya, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) membukukan laba bersih Rp 19,69 miliar pada semester I 2022, atau telah mencapai 99 persen dari target laba bersih 2022 yang Rp 20 miliar. Raihan laba bersih itu naik 13,44 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 17,36 miliar.
Permintaan gandum yang tetap tinggi membuat Cerestar Indonesia mampu mencatatkan penjualan Rp 1,56 triliun pada paruh pertama 2022, meningkat 5 persen dari Rp 1,49 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Merujuk laporan keuangan perseroan, penjualan lokal berkontribusi dominan sebesar Rp 1,53 triliun. Sementara sisanya sebesar Rp 29,21 miliar merupakan penjualan luar negeri atau ekspor. Adapun beban pokok penjualan naik 4 persen menjadi Rp 1,42 triliun. Sehingga laba bruto tercatat sebesar 136,87 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 116,05 miliar.
Advertisement
Aset Perseroan
"Kita akan terus perkuat upaya pemasaran, supaya dalam situasi penuh tantangan saat ini penjualan perseroan dapat terus positif hingga akhir tahun, sehingga dapat memenuhi komitmen kepada pemegang saham ketika IPO,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan, Senin (15/8/2022).
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,44 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,98 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,3 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,14 triliun. Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi 1,75 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,31 triliun.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,65 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 100,89 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik menjadi Rp 690,45 miliar dibanding posisi akhir Desember sebesar Rp 670,76 miliar.
Prospek Perseroan
Perseroan memperkirakan permintaan gandum masih akan tetap tinggi mengingat tiga alasan. Pertama, tingkat konsumsi gandum masyarakat Indonesia yang masih rendah, yaitu berada di kisaran 30 kg per kapita per annum.
Di Asia Tenggara, tingkat konsumsi gandum Indonesia berada di bawah Thailand, Malaysia dan Philipina. Kedua, generasi muda punya kecenderungan mengikuti tren mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang terbuat dari tepung gandum, seperti berbagai jenis roti, kue, dan mi.
"Artinya, seiring dengan kehadiran generasi baru maka permintaan tepung gandum perseroan juga diyakini akan meningkat,” kata Indra.
Ketiga, peningkatan aktivitas usia pandmei mulai longgar berdampak pada meningkatnya permintaan bahan makanan, termasuk makanan yang berbahan dasar tepung gandum. Hal ini juga diyakini akan mendorong peningkatan permintaan tepung gandum produksi perseroan.
Advertisement