Liputan6.com, Jakarta - PT Mega Perintis Tbk (ZONE) membukukan laba bersih Rp 62,47 miliar pada periode sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2022. Raihan laba bersih itu melesat 803 persen dari Rp 6,91 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang penjualan yang naik 56 persen menjadi Rp 497,62 miliar pada September 2022. Peningkatan penjualan yang signifikan itu sejalan dengan kecenderungan peningkatan penjualan ritel fashion pada periode Januari-September 2022.
Advertisement
Penjualan ritel melalui showroom menyumbang sebesar Rp 325,01 miliar atau naik 85 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang saat itu sebesar Rp 175,25 miliar. Sedangkan penjualan melalui department store sebesar Rp 136,93 miliar, naik 10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 124,38 miliar.
Adapun penjualan online ZONE sebesar Rp 34,47 miliar atau naik 119 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 15,73 miliar.
Direktur Keuangan PT Mega Perintis Tbk, Luki Rusli mengatakan, kinerja yang sangat baik ini kami peroleh selain karena tren peningkatan pembelian ritel fashion yang meningkat, juga berkat kerja keras seluruh karyawan.
"Kita harapkan tren peningkatan penjualan ritel fashion ini bisa terus berkelanjutan, sehingga berbagai inovasi yang kita kembangkan baik dari peningkatan kualitas produk maupun pemasaran produk-produk ZONE akan dapat bertemu dengan kebutuhan pasar,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (29/10/2022).
Aset Perseroan
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, pada periode ini perseroan mencatatkan kenaikan beban pokok menjadi Rp 213,34 miliar dari Rp 144,69 miliar pada September 2022. Meski begitu, laba bruto perseroan masih tumbuh 64 persen menjadi Rp 284,29 miliar pada September 2022 dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 173,34 miliar.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 616,48 miliar, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 562,74 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 351,89 miliar dan aset tidak lancar Rp 264,58 miliar.
Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 279,41 miliar, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 278,97 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 184,93 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 94,49 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 337,06 miliar dari Rp 283,77 miliar pada Desember 2021.
Advertisement
Mega Perintis Optimistis Capai Target Pertumbuhan Penjualan 20 Persen pada Akhir 2022
Sebelumnya, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) optimistis dapat merealisasikan target pertumbuhan pendapatan 20 persen pada 2022. Di tengah upaya meminimalkan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Mega Perintisgencar melakukan ekspansi bisnis untuk mendorong penjualan baik secara online maupun offline.
Sampai dengan akhir September 2022, perseroan telah membuka 29 gerai baru penjualan offline, dari total target untuk membuka 40 gerai baru tahun ini. Sementara itu, untuk meningkatkan penjualan secara daring, perseroan telah menyiapkan divisi khusus untuk mendukung segmen penjualan online.
Sementara di sisi produk, perseroan telah mengakuisisi merek EDWIN dari PT Saptakharisma Cemerlang pada April 2022 lalu. Melalui akuisisi merek tersebut, Perseroan telah menambah variasi produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
Siapkan Program Digitalisasi
“Kami optimis melalui berbagai kegiatan ekspansi pemasaran tersebut target penjualan pada tahun 2022 ini naik 20 persen dari realisasi tahun 2021, bisa kami raih,” kata Direktur Keuangan PT Mega Perintis Tbk, Luki Rusli dalam keterangan resmi, Senin, 26 September 2022.
Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 52 miliar, meningkat 184 persen dari Rp 18,3 miliar pada semester I 2021. Lonjakan perolehan laba bersih ini didukung oleh penjualan ZONE yang terus meningkat. Pada periode Januari-Juni 2022, penjualan bersih ZONE meningkat 33 persen yoy menjadi Rp 355,7 miliar.
“Ke depannya, perseroan menyiapkan program digitalisasi. Sehingga pada saatnya nanti, ZONE akan menjadi omni channel retail, yaitu usaha penjualan ritel melalui berbagai saluran yang terintegrasi,” ujar Luki.
Advertisement