Produsen Susu Cimory Raup Penjualan Rp 4,75 Triliun, Tumbuh 75,9 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Cisarua Mountain Dairy Tbk meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga kuartal III 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Okt 2022, 18:54 WIB
Sejumlah wisatawan menikmati keindahaan alam di Cimory Dairyland, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/10/2021). Pelonggaran PPKM dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur ke tempat wisata dengan tetap memberlakuan protokol kesehatan COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), produsesn susu cimory membukukan pertumbuhan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama 2022. PT Cisarua Mountain Dairy Tbk mencatat kenaikan penjualan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (30/10/2022), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk meraup penjualan bersih Rp 4,75 triliun hingga September 2022. Penjualan bersih tersebut tumbuh 75,90 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,70 triliun.

Beban pokok penjualan Rp 2,73 triliun hingga September 2022, naik 96,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,39 triliun. Dengan demikian, laba bruto tumbuh 54,12 persen menjadi Rp 2,02 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,31 triliun.

Beban penjualan dan pemasaran bertambah 81,5 persen menjadi Rp 875,84 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 482,50 miliar. Beban umum dan administrasi bertambah 75,54 persen menjadi Rp 93,21 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 53,10 miliar.

Laba usaha perseroan naik 35,9 persen menjadi Rp 1,05 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 774,58 miliar.

Dengan melihat kinerja keuangan tersebut, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk meraup laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 878,56 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 605,47 miliar.

Perseroan membukukan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 110,73 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 76,31.


Aset Perseroan

Sejumlah wisatawan menikmati keindahaan alam di Cimory Dairyland, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/10/2021). Pelonggaran PPKM dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur ke tempat wisata dengan tetap memberlakuan protokol kesehatan COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perseroan mencatat total ekuitas Rp 5,07 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,69 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 798,11 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 906,84 miliar.

Aset perseroan naik menjadi Rp 5,87 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 di kisaran Rp 5,60 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 2,09 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 3,66 triliun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Oktober 2022, saham CMRY stagnan di posisi Rp 4.450 per saham. Saham CMRY dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 4.470 per saham.

Saham CMRY berada di level tertinggi Rp 4.590 dan terendah Rp 4.400 per saham. Total frekuensi perdagangan 697 kali dengan volume perdagangan 30.909 saham. Nilai transaksi Rp 13,9 miliar.


Optimistis Kinerja 2022

Wisatawan bermain di Cimory Dairyland, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/10/2021). Pelonggaran PPKM dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur ke tempat wisata dengan tetap memberlakuan protokol kesehatan COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, manajemen PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) atau Cimory optimistis dapat mencatatkan kinerja solid hingga akhir 2022.

Sayangnya, Direktur Utama Cimory, Farell Sutantio enggan membeberkan target pasti perseroan pada 2022. Namun, secara garis besar, ia mengatakan, Cisarua Mountain Dairy tumbuh secara konsisten di kisaran 30 persen tiap tahun.

"Secara historis perusahaan, Cimory bisa tumbuh sekitar 25-30 persen per tahun secara sustainable. Dan itu yang kita coba achieve di masa depan," kata dia dalam paparan publik, Kamis (9/6/2022).

Sejauh ini, Farell mengatakan penjualan masih sesuai dengan rencana perseroan, bahkan melebihi ekspektasi. Hal itu sejalan dengan rencana penambahan kapasitas berjalan dengan lancar.

Perseroan berhasil membukukan penjualan Rp 1,46 triliun selama tiga bulan pertama 2022. Penjualan naik 106,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 712,59 miliar. 

Kontribusi penjualan berasal dari produk olahan susu mencapai Rp 901,88 miliar dari Rp 470,32 miliar di kuartal I 2021. Sementara untuk makanan konsumsi naik menjadi Rp 568,11 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 242,28 miliar.

"Sampai saat ini semua rencana penambahan kapasitas berjalan dengan lancar. Maka dari itu bisa diketik bisa dilihat dari pada kenaikan penjualan kami di kuartal I,” kata dia.


Luncurkan Produk Baru

Anak-anak menaiki wahana wisata di Cimory Dairyland, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/10/2021). Pelonggaran PPKM dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur ke tempat wisata dengan tetap memberlakuan protokol kesehatan COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perseroan juga berencana meluncurkan beberapa produk baru untuk mendongkrak penjualan hingga akhir tahun. Di antaranya ada oatmilk atau yogurt stick yang akan diluncurkan pada kuartal IV 2022.

"Kami baru saja meluncurkan produk Cimory squishy brown sugar yang penerimaan juga cukup baik. Dan dalam waktu dekat kami akan luncurkan SKU lagi susu UHT varian coklat yang belum kita disclose tapi dalam waktu 1 bulan akan ada di pasar. Lalu di akhir tahun kita akan luncurkan oatmilk serta yogurt dalam stick pack,” beber Farell.

Perseroan berharap, peluncuran produk baru itu bisa memberikan imbas positif bagi perusahaan baik secara top line maupun secara margin. Selain itu, perseroan juga berencana untuk meningkatkan saluran distribusi perseroan terutama di pasar general trade dan Miss Cimory.

Untuk Miss Cimory, perseroan melihat potensi masih sangat besar karena berhasil menghimpun 4.000 Miss Cimory. “Kami melihat potensi masih besar, karena saat ini baru sampai di Sumatera bagian Selatan,” imbuhnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya