Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto jajaran teratas termasuk bitcoin bergerak di zona hijau pada perdagangan Minggu malam, 30 Oktober 2022. Pada akhir pekan ini, harga dogecoin melesat tajam di antara kripto jajaran teratas.
Berdasarkan data Coinmarketcap, Minggu malam (30/10/2022), harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bitcoin (BTC) menguat terbatas 0,28 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin melambung 8,42 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 20.774,11 atau sekitar Rp 15.553 per dolar AS).
Advertisement
Sementara itu, harga ethereum (ETH) bergerak di zona merah. Saham ethereum merosot 0,51 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga ethereum menanjak 23,04 persen. Kini, harga ethereum berada di posisi USD 1.606,06 atau sekitar Rp 24,97 juta.
Di sisi lain, harga binance coin (BNB) naik 3,36 persen selama 24 jam terakhir. Dalam sepekan, harga BNB melesat 15,73 persen. Saat ini, harga BNB berada di posisi USD 311,88 atau sekitar Rp 4,83 juta.
Harga XRP melemah 1,3 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan selama sepekan terakhir, harga XRP naik 2,55 persen. Kini, harga XRP berada di posisi USD 0,4653.
Sementara itu, harga dogecoin (DOGE) terus melesat hingga berada di posisi delapan di antara 10 kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Harga dogecoin melambung 25,49 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga dogecoin meroket 117,84 persen. Saat ini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,1292.
Selain itu, harga cardano (ADA) naik 2,02 persen dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, selama sepekan terakhir, harga cardano bertambah 19,02 persen. Kini, harga cardano berada di posisi USD 0,414.
Adapun harga solana (SOL) turun 1,11 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga solana melejit 16,69 persen. Saat ini, harga solana berada di posisi USD 32,68.
Stablecoin seperti tether (USDT) turun 0,03 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga tether naik 0,01 persen. Saat ini, harga tether berada di posisi USD 1,00.
Harga USD Coin (USDC) melemah 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga USDC turun terbatas 0,01 persen. Kini, harga USDC di posisi USD 0,9999.
Harga binance USD (BUSD) merosot 0,05 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga BUSD terpangkas 0,04 persen. Kini harga BUSD berada di posisi USD 0,9999.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pasar Kripto Kembali Loyo Imbas Stabilitas Ekonomi AS
Sebelumnya, menjelang akhir pekan, performa pasar kripto malah terkulai lemah, setelah dua hari berturut-turut terus reli kencang. Pergerakan sejumlah aset kripto teratas terjun ke zona merah dalam 24 jam terakhir.
Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap anjlok ke zona merah pada perdagangan Jumat, 28 Oktober 2022.
Misalnya saja, data dari Coinmarketcap, nilai Bitcoin berada di harga USD 20.292 atau sekitar Rp 315,7 juta, turun 2,24 persen dalam 24 jam terakhir, meskipun naik 6,44 persen sepekan terakhir.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan sepekan terakhir pasar kripto memiliki volatilitas yang tinggi dan memang terlihat tampak belum mampu reli panjang. Hal ini disebabkan oleh laporan data ekonomi Amerika Serikat yang membaik.
Advertisement
Pasar Kripto Tertekan
"Jelang akhir pekan ini, market kripto berbalik arah. Investor tak sanggup melakukan akumulasi setelah adanya data terbaru soal perkembangan laju ekonomi AS. Aset kripto terkulai setelah investor mencerna hasil pertumbuhan ekonomi AS di kuartal III," kata Afid dalam keterangan tertulis, Jumat (28/10/2022).
Pasar Kripto Tertekan
Dari sisi makroekonomi, Biro Analisis Ekonomi AS pada Kamis merilis pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,6 persen pada kuartal III 2022, lebih baik dari ekspektasi analis 2,4 persen. Seharusnya, pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi seharusnya menjadi sentimen positif bagi aset berisiko.
Namun di sisi lain, investor takut data makroekonomi AS yang cemerlang akan membuat bank sentral AS, The Fed, semakin percaya diri untuk mengetatkan suku bunga acuannya.
Jelang FOMC Meeting
"Dengan situasi ekonomi AS yang membaik bisa membuat sinyal kepada The Fed untuk bisa menaikkan suku bunga acuannya. Mereka mengganggap ini merupakan waktu yang tepat untuk menggejot suku bunga guna menekan inflasi, tapi tidak berdampak buruk kepada ekonomi karena sudah mulai rebound," terang Afid.
Selain perkara makroekonomi, pelemahan aset kripto ini juga disebabkan oleh ketakutan investor terhadap amblesnya kinerja saham AS, di mana banyak perusahaan raksasa teknologi mengalami performa yang buruk.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat aset kripto dan saham teknologi berkategori growth stocks memiliki profil risiko yang mirip.
Di samping itu, menjelang FOMC Meeting yang digelar The Fed pada 1 hingga 2 November 2022 menjadi sentimen negatif buat pasar kripto. Kemungkinan, market belum bisa rebound hingga keputusan sikap The Fed keluar.
“Terlebih, The Fed diperkirakan masih memiliki sentimen hawkish untuk terus menaikkan suku bunga untuk yang keenam kalinya di tahun ini sebesar 75 basis poin dalam pertemuan mendatang,” pungkas Afid.
Advertisement