Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa gusar, dengan tindak-tanduk para relawan yang kerap mendiskreditkan orang lain menjelang pesta demokrasi 2024. Ganjar bahkan menyebut, tindakan tersebut adalah cara kotor yang tidak patut digunakan.
"Saya ingin menyampaikan relawan manapun atau siapapun, satu agar tidak menjelek-jelekkan orang, dua tidak mendiskreditkan orang, tiga juga tidak mendiskreditkan partai-partai," kata Ganjar dalam keterangan pers diterima, Senin (31/10/2022).
Advertisement
Ganjar merasakan, cara nir-etik sudah tercium. Mulai dari kehadiran penumpang gelap hingga politik adu domba. Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu muncul sekelompok orang yang mengaku sebagai relawan Ganjar. Mereka mendesak KPK mengusut Ketua DPR RI Puan Maharani dalam kasus EKTP.
"Mulai banyak penumpang gelap dan mendorong-dorong dengan adu domba," kritik Ganjar.
Selain kasus tersebut, kekinian muncul juga isu yang mengembuskan Jokowi akan menggeser kursi Ketua Umum PDI Perjuangan. Padahal, suksesi ketua umum dalam kongres partai sudah diatur dengan rapi. Sehingga anggapan jika Jokowi akan merebut tampuk kepemimpinan PDIP adalah hal yang keliru.
"Itu sangat ngawur. Pak Jokowi bukan tipe yang seperti itu," ucap Ganjar.
Ganjar pun meminta, setiap pihak dapat mewaspadai seluruh gerakan kotor jelang Pemilu 2024. Dia meyakini, akan muncul penumpang gelap yang bertujuan mendiskreditkan.
"Saya meminta kita semua mewaspadai adanya penumpang gelap. Agar siapapun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," tandas Ganjar.
Pengamat: Panggung 2024 Hanya untuk Ganjar dan Anies
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, faktor bakal cawapres menjadi penentu bagi kemenangan Pemilu 2024. Ia menyebut 2024 bukan lagi panggung calon lama seperti Prabowo, melainkan jatah calon baru, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Bagi saya 2024 ini hanya panggung Anies dan Ganjar. Dan Cawapres itu kunci pemenangan pemilu 2024,” kata Pangi dalam acara Bincang Balkon Liputan6.com, Kamis (27/10/2022).
Bagi Pangi, pemilihan cawapres sangat penting apabila ingin menang Pemilu. Ia menyebut Ganjar harus memilih calon kuat seperti Prabowo atau Anies memilih Khofifah atau Yenny Wahid.
"Kalau ganjar salah menggandeng cawapres maka akan repot memenangkan pemilu, soal cawapres apakha Ganjar-Erick Thohir, apakah Ganjar-Prabowo, mungkin saja itu terjadi, karena itu akan sebanding Anies-AHY, Anies- Yenny Wahid,” kata dia.
Untuk Ganjar, Pangi menyebut Prabowo pilihan menarik, hanya saja Prabowo apakah bersedia menjadi wakil.
"Nah, mau enggak Prabowo jadi cawapres Ganjar? Ya jadi menteri aja mau kan logikanya gitu,” kata Pangi.
Advertisement
PDIP Sanksi Ganjar Pranowo dengan Teguran Lisan Terkait Pernyataan Siap Jadi Capres
PDI Perjuangan (PDIP) menjatuhkan sanksi terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atas pernyataan siap menjadi calon presiden di Pilpres 2024 dalam sebuah wawancara dengan media.
Adapun atas pernyataan tersebut, dirinya diberi sanksi teguran lisan.
"Supaya keadilan di partai itu ditegakkan kepada seluruh anggota dari Sabang sampai Merauke, maka kami, saya sampaikan jatuhkan sanksi sanksi teguran lisan kepada Pak Ganjar Pranowo sebagai kader," ujar Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun usai menerima klarifikasi Ganjar di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Ganjar diberikan sanksi agar lebih berdisiplin sebagai kader PDIP. Menurut dia, sebagai kader senior seharusnya Ganjar mengetahui disiplin partai.
"Kenapa begitu? Karena beliau ini bukan kader baru masuk, ini kader senior. Termasuk senior dalam partai. Beliau ini pertama kali masuk di Papua lakukan kaderisasi di sana. Oleh karena itu beliau harus lebih berdisiplin," ujar Komarudin.
Meski demikian, Ganjar pernyataan di media dianggap tidak melanggar aturan partai. Namun, teguran lisan diberi karena pernyataan tersebut membuat multitafsir ditangkap publik.
"Kalau bung Ganjar tadi saya sampaikan, meskipun pernyataan itu tidak melanggar aturan tapi menimbulkan multitafsir di media karena itu kami memberi sanksi teguran lisan," ujar Komarudin.