Liputan6.com, Jakarta Di Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia, trofi idaman semua negara berhasil diboyong oleh Prancis setelah menang meyakinkan 4-2 di final atas Kroasia. Tim Ayam Jantan itu pun mengangkat trofi dengan kegembiraan luar biasa.
Trofi itu berbeda dengan yang pernah diangkat oleh Uruguay ketika menjuarai Piala Dunia 1930, awal turnamen empat tahunan itu dimulai. Juga tidak sama dengan trofi yang diboyong oleh Inggris pada tahun 1966 atau Brasil pada 1970.
Advertisement
Hingga Piala Dunia 1970, saat Brasil untuk ketiga kalinya menjadi juara, semua negara memperebutkan trofi Jules Rimet yang kemudian hilang dan belum ditemukan hingga kini.
Namun setelah Piala Dunia 1970 FIFA memutuskan membuat trofi baru yang disebut trofi Piala Dunia FIFA, dan pertama kali diberikan kepada sang juara pada Piala Dunia 1974.
Saat FIFA mengumumkan akan mengganti piala versi baru, para pematung dari tujuh negara mengirimkan 53 desain. Karya seniman Italia, Silvio Gazzaniga akhirnya yang terpilih sebagai pemenang.
Gazzaniga mengungkapkan, desain trofi piala dunia merupakan simbol kebersamaan dengan lambang dua orang atlet yang tengah mengangkat bola dunia.
Trofi Piala Dunia FIFA itu memiliki tinggi 36,5 cm dan terbuat dari 6,175 kg emas 18 karat (75%). Trofi tersebut memiliki dasar melingkar, diameter 13 cm, terbuat dari dua lapis perunggu. Piala tersebut menggambarkan dua sosok manusia menjunjung bumi.
Adapun berat trofi Piala Dunia yaitu 5,5 kilogram dan dibuat oleh Abel Lafleur, seorang pemahat dari Prancis. Bentuk trofi Piala Dunia tak banyak berubah tiap edisinya, berwarna emas dengan globe di posisi paling atas.
Piring
Kemudian, ada sosok Dewi Nike atau dewi kemenangan dalam mitos bangsa Yunani di bawah globe atau bola dunia.
Warna emas di trofi tersebut menimbulkan pertanyaan apakah trofi Piala Dunia terbuat dari emas?
Jawabannya adalah ya, benar. Trofi Piala Dunia terbuat dari emas 18 karat dengan dua lapisan perunggu.
Berbeda dengan Jules Rimet, trofi Piala Dunia saat ini tidak berbentuk seperti gelas atau cawan. Uniknya FIFA masih menggunakan Copa de Mundial yang berasal kata Cup (gelas).
Trofi tersebut memiliki kata-kata Piala Dunia FIFA yang terukir di dasarnya. Setelah Piala Dunia FIFA 1994, sebuah piring ditambahkan ke bagian bawah piala dimana nama-nama negara pemenang diukir dalam urutan vertikal.
Penulisan itu merupakan penghargaan khusus dengan dicatatkan nama negaranya di alas piala bersama pemenang-pemenang sebelumnya beserta tahun kemenangan.
Ukiran tersebut diubah pada tahun 2014, dan nama-nama disusun ulang dalam spiral untuk mengakomodasi lebih banyak pemenang.
Advertisement
Perbedaan Lain
FIFA akan segera kehabisan ruang untuk menulis nama pemenang yang terukir di Trofi Piala Dunia. Nama pemenang terakhir yakni untuk pemenang Piala Dunia 2030. FIFA harus memutuskan bagaimana menuliskan nama pemenang Piala Dunia 2042 dan selanjutnya.
Perbedaan lainnya tentang trofi bagi sang juara adalah soal penyimpanan atau yang dibawa pulang ke negara tim yang menjuarai Piala Dunia. Trofi Jules Rimet yang asli, sebelum menjadi milik Brasil karena menjadi negara pertama yang menang tiga kali, dibawa oleh juara ke negaranya.
Mengingat banyak orang yang memegang piala setelah setiap pertandingan berakhir, perusahaan asal Italia bernama GDE Bertoni memperbaiki piala sebelum dikembalikan ke FIFA untuk pertandingan berikutnya.
Sebagai Ganti
Namun setelah adanya trofi Piala Dunia FIFA kampiun turnamen tidak bisa membawa yang asli. Hal ini sesuai aturan FIFA bahwa piala yang asli itu tetap dalam kepemilikan FIFA dan diamankan di FIFA Museum, Zurich, Swiss.
"Ketika pemenang hari ini dengan penuh kemenangan kembali ke rumah dengan menggenggam trofi Pemenang 2018, itu sebenarnya akan menjadi replika Piala Dunia FIFA berlapis emas," tulis FIFA saat Prancis jadi juara Piala Dunia FIFA 2018 silam.
"Hanya pemenang sebelumnya dan kepala negara yang boleh memegang piala," lanjut FIFA melalui Instagram.
Sebagai gantinya, para pemenang Piala Dunia FIFA dari setiap tahun dapat secara permanen menyimpan replika perunggu berlapis emas.
Satu replika semacam itu juga pernah diberikan kepada Nelson Mandela sebelum Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2010. Itu adalah satu-satunya contoh penghargaan individu yang menerima replika resmi trofi Piala Dunia hingga saat ini.
Selain itu, hanya sekelompok orang tertentu, termasuk kepala negara dan mantan pemenang Piala Dunia, yang diizinkan menyentuh trofi Piala Dunia FIFA asli.
Keputusan FIFA menyimpan trofi aseli menunjukkan mereka tidak percaya pada orang lain untuk menyimpan trofi yang aseli. Peristiwa hilangnya trofi Jules Rimet merupakan noda yang tak boleh terulang lagi.
Advertisement