Cegah Risiko Stroke Serius, Pasien Harus Tiba di RS Kurang dari 4,5 Jam Setelah Serangan

Golden hour stroke yaitu 4,5 jam. Ini berarti pasien harus segera dibawa ke rumah waktu dalam kurun waktu kurang dari 4,5 jam demi mendapatkan penanganan yang dapat mencegah berbagai risiko kesehatan akibat stroke.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2022, 15:45 WIB
Ilustrasi Otak Manusia (Sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Stroke adalah penyabab kematian tertinggi di Indonesia dan kedua tertinggi di dunia. Perlu diketahui bahwa terdapat 12,2 juta kasus baru stroke tiap tahunnya dengan 1 kasus baru per detik. Lalu, stroke juga menjadi penyebab kecacatan utama di dunia.

Golden period atau golden hour adalah istilah yang digunakan untuk jangka waktu kehidupan orang yang terkena srtroke untuk mendapatkan pengobatan dengan segera, ucap Willis Silda Tiana, Skep, Ners., M.Kep dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dalam Talkshow "Mengenal Stroke dan Perawatan Pasca Stroke di Rumah" pada Jumat (28/10/2022).

"Golden time adalah waktu pada saat terkena serangan stroke. Apalagi kalau ini berkaitan dengan stroke penyumbatan, kita punya golden time itu di 4,5 jam," tambah dr. Indah Aprianti Putri, Sp.S, MSc (stroke-Med) dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dalam kesempatan yang sama.

"Kurang dari 4,5 jam harus sudah sampai ke rumah sakit," ujar Silda.

Jika dalam waktu kurang dari 4,5 jam, pasien bisa ke rumah sakit, datang ke IGD, maka ada obat yang bisa diberikan untuk menghancurkan sumbatan yang jadi penyebab strokenya, ucap Indah.

"Jadi perhatikan golden time-nya di 4,5 jam. Pada saat mengalami stroke, segera datang ke rumah sakit. Jangan ditunggu sampai terjadi kelumpuhan, jangan ditunggu sampai kondisi menjadi berat, satu dua hari di rumah sehingga penangannya menjadi sulit," jelas Indah.

 


Pertolongan Pertama

Ilustrasi pasien stroke. Foto oleh Kampus Production dari Pexels

Silda menjelaskan pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah apabila salah satu anggota keluarga terserang stroke.

"Kalau memang pasiennya masih sadar, kuncinya tetap dibawa ke rumah sakit."

Jika pasien diemukan dalam keadaan terjadi penurunan kesadaran, yang perlu dilakukan yaitu membaringkannya terlebih dulu. Tidak perlu beri bantal sebagai alas kepala. Kemudian, apabila kebetulan pasien ini memiliki riwayat gigi palsu, maka lepaskan gigi palsunya terlebih dahulu.

"Jangan diberikan minum," tegas Silda.

Ini karena mungkin saja pasien mengalami gangguan menelan yang dapat berbahaya jika diberikan air minum.

"Kalau sudah siap dan memungkinkan, sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Indah turut mengungkapkan ada 3T yang perlu diketahui masyarakat saat terkena stroke.

"Pada saat terkena stroke harus tepat 3T," ujarnya.

3T tersebut yakni tepat waktu untuk datang ke rumah sakit, tepat untuk mengetahui bahwa rumah sakit dengan pelayanan yang sesuai, dan tepat mengetahui bahwa tindakan akan segera dikerjakan di rumah sakit tersebut.

"Ini akan membantu kondisinya untuk cepat recovery," ujarnya.


Gejala Stroke

Sakit kepala mendadak merupakan gejala stroke

Gejala stroke mudah dikenali. Gejala streoke biasa disingkat "SEGERA KE RS" yang terdiri dari:

1. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.

2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

3. Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata dan bicara tidak nyambung.

4. Kebas atau baal, serta kesemutan separuh tubuh yang merupakan gangguan sensorik

5. Rabun atau pandangan salah satu mata kabur yang terjadi secara tiba-tiba.

6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah sebelumnya.

Gejala tambahan yaitu gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor, gemetar, atau sempoyongan) serta pingsan.

Jika mengalami gejala di atas, maka harus segera dibawa ke rumah sakit. Apabila gejala terjadi dan tidak mendapatkan penanganan tepat waktu maka dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sulit berbicara, gangguan penglihatan, gangguan kognitif, kerusakan jaringan saraf, kehilangan keseimbangan, kelumpuhan bahkan kematian.

 


Cara Mencegah Stroke

Masyarakat dihimbau agar dapat mengendalikan tekanan darah guna mencegah stroke / Credits: unsplash.com

Dalam kesempatan yang sama, Silda turut menjelaskan pentingnya modifikasi gaya hidup diperlukan sebagai upaya untuk mencegah seseorang yang sehat terserang stroke. Modifikasi gaya hidup ini termasuk berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, serta mengontrol berat badan.

Anda juga harus menghindari faktor-faktor yang dapat memicu stres.

Selain itu, jika dalam keluarga Anda ada riwayat risiko stroke, maka rutin lakukan pemeriksaan kesehatan.

"Paling tidak melakukan medical check up untuk mengetahui status kesehatannya," ujar Silda.

Sedangkan untuk mencegah stroke berulang, Anda perlu mengenali terlebih dahulu faktor risikonya.

"Stroke ini ada faktor risikonya. Jadi kita kenali dulu faktor risikonya si pasien yang pernah terkena stroke ini apa," jelas Silda. "Ada 3 tadi biasanya: diabetes, hipertensi, dan kolesterol."

Kalau misalnya faktor risikonya gula darah atau kolesterol, maka harus selalu diperhatikan kadar gula darah atau kolesterol pasien.

"Harus kontrol dan minum obat yang teratur, itu kuncinya," jelas Silda.

 

 (Adelina Wahyu Martanti)

Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya