Intip Laku Saham UNVR Hari Ini 31 Oktober 2022

Saham UNVR melemah 6,83 persen ke posisi Rp 4.640 per saham hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 31 Oktober 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Okt 2022, 14:09 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin (31/10/2022). Saham UNVR melemah di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat.

Mengutip data RTI, saham UNVR melemah 6,83 persen ke posisi Rp 4.640 per saham hingga penutupan sesi pertama. Saham UNVR dibuka turun 30 poin ke posisi Rp 4.650 per saham. Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 4.740 dan terendah Rp 4.640 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 18.772 kali dengan volume perdagangan 756.858. Nilai transaksi Rp 353,4 miliar.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. IHSG menguat 0,62 persen ke posisi 7.099,89. Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXtransportasi melonjak 2,06 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy melesat 1,7 persen, indeks sektor saham IDXbasic mendaki 1,39 persen.

Lalu indeks sektor IDXsiklikal menanjak 0,71 persen, indeks sektor saham IDXfinance menguat 0,83 persen, indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,48 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 0,73 persen.

Koreksi saham UNVR ini sudah berlangsung sejak pekan lalu. Pada 28 Oktober 2022, saham UNVR ditutup melemah 6,92 persen ke posisi Rp 4.980 per saham. Saham UNVR berada di level tertinggi 5.075 dan terendah 4.980 per saham. Total volume perdagangan 33.411.371 saham. Nilai transaksi Rp 166,9 miliar. Total frekuensi perdagangan 8.264 kali.

Sebelumnya pada perdagangan 27 Oktober 2022, saham UNVR melemah tipis 0,93 persen ke posisi Rp 5.350 per saham. Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 5.450 dan terendah Rp 5.275 per saham. Total volume perdagangan 23.802.096. Nilai transaksi Rp 127,6 miliar. Total frekuensi perdagangan 6.467 kali.

Pada pekan lalu tepatnya 24-28 Oktober 2022, saham UNVR terpangkas 6,04 persen ke posisi Rp 4.980 per saham. Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 5.475 dan terendah Rp 4.980 per saham. Total volume perdagangan 139.542.625 saham. Nilai transaksi Rp 733,2 miliar. Total frekuensi perdagangan 36.313 kali.


Kinerja Kuartal III 2022

Kantor pusat Unilever Indonesia. (dok. Unilever Indonesia)

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi penjualan bersih Rp 31,54 triliun, naik 5,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 30,03 triliun.

Bersamaan dengan itu, harga pokok penjualan naik menjadi Rp 15,69 triliun dari Rp 14,94 triliun pada September 2021. Sehingga laba bruto turun menjadi Rp 14,95 triliun dibanding posisi September 2021 sebesar Rp 15,09 triliun.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/10/2022), perseroan mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp 6,41 triliun, beban umum dan administrasi Rp 2,52 triliun, dan penghasilan lain-lain Rp 3,46 miliar.

Dari rincian ini, perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp 6,02 triliun. Pada periode ini, perseroan juga menyatakan penghasilan keuangan per September 2022 sebesar Rp 7,34 miliar dan biaya keuangan Rp 59,09 miliar. Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan berhasil mengukuhkan laba sebesar Rp 4,61 triliun, naik 5,31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,38 triliun.

Dari sisi aset Unilever Indonesiasampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 20,24 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 19,08 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 89,35 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,89 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 14,51 triliun, turun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 14,75 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,35 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 2,16 triliun. Sementara ekuitas hingga September 2022 naik menjadi Rp 5,73 triliun dari Rp 4,32 triliun pada Desember 2021.


Jurus Unilever Indonesia Hadapi Inflasi

Ilustrasi Unilever Indonesia (unilever.co.id)

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengantisipasi potensi kenaikan harga komoditas dan bahan baku di tengah inflasi global. Diakui, kondisi itu turut berimbas pada perseroan.

Meski begitu, Direktur Customer Operation PT Unilever Indonesia Tbk, Enny Hartati Sampurno mengatakan, perseroan masih mampu mencatatkan profitabilitas hingga paruh pertama pada 2022. Dia menilai, hal itu ditunjang oleh sejumlah strategi yang dijalankan perseroan.

"Jadi di semester I ini memang cost inflasi dari material itu sangat tinggi. Tapi profitabilitas Unilever Indonesia masih bisa kita maintenance. Hal itu ditunjang oleh beberapa hal. Pertama kita mengadakan press increase to cover the material price inflation. yang kedua cost saving," kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Selasa (26/7/2022).

 

 


Selanjutnya

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada semester I 2022, perseroan melakukan cost saving cukup signifikan hingga 7 persen dari total pengeluaran. Sehingga dampak inflasi masih dapat dimitigasi, hingga perseroan berhasil membukukan laba.

Meski begitu, perseroan masih harus bersiap diri untuk paruh kedua tahun ini yang tak kalah menantang. Perseroan akan mengamati situasi makro ekonomi, sembari masih mengimplementasikan cost saving yang terbukti berhasil untuk efisiensi kinerja perseroan.

"Kuncinya adalah wait and see, bagaimana impact high inflation ini ke consumer purchasing power. Tapi yang akan dilakukan oleh Unilever tetap sama, nomor satu adalah cost saving program,” kata dia.

Selain itu, perseroan juga akan memaksimalkan availability dari produk kemasan sachet yang menawarkan harga lebih murah. Sehingga Jika terjadi penurunan daya beli atau downgrading, konsumen masih akan tetap menggunakan produk Unilever.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya