Liputan6.com, Jakarta - Rumor terbaru menyebut Elon Musk telah memerintahkan PHK besar-besaran di Twitter. Demikian menurut laporan The New York Times, dikutip dari Engadget, Senin (21/10/2022).
Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, pendiri SpaceX dan Tesla itu dilaporkan meminta manajer untuk mulai menyusun daftar karyawan yang akan kena PHK. Terkai isu ini, pihak Twitter masih belum buka suara.
Advertisement
Laporan dari The New York Times tidak menyebutkan berapa banyak tenaga kerja yang akan dipecat, meskipun beberapa tim atau divisi di perusahaan akan kena imbasnya.
Sebelum menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai US$ 44 miliar, Musk disebut mengatakan kepada investor bahwa dia berencana untuk memberhentikan sebanyak 75 persen dari 7.500 orang karyawan di Twitter.
Namun dalam pertemuannya dengan beberapa karyawan di kantor Twitter, Musk dikatakan telah memberi tahu kepada mereka bahwa dia tidak akan memangkas jumlah karyawan perusahaan secara dramatis.
PHK kemungkinan akan terjadi sebelum 1 November 2022. Langkah ini disebut untuk menghindari pembayaran hibah saham kepada pekerja yang keluar.
Menurut The New York Times, pembayaran semacam itu "biasanya mewakili porsi yang signifikan" dari gaji karyawan.
Musk beberapa kali mengumbar tentang moderasi konten Twitter di bawah pengawasannya, namun dia kurang terbuka tentang rencananya untuk tenaga kerja perusahaan. Pada Sabtu kemarin, Musk malah menghabiskan waktunya untuk men-tweet tentang makanan.
Elon Musk sebelumnya telah memecat sejumlah eksekutif Twitter, seperti CEO Parag Agrawal dan Chief Financial Officer Ned Segal, saat dirinya mengambil alih kepemilikan perusahaan.
Elon Musk Bantah Mau PHK 75 Persen Karyawan Twitter
Elon Musk telah merampungkan pembelian Twitter. Namun masalah belum selesai, salah satunya soal nasib karyawan di perusahaan media sosial yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat itu.
Hal ini terkait dengan isu yang menyebutkan bahwa Elon Musk bakal memecat 75 persen karyawan, setelah dirinya secara resmi menjadi pemilik Twitter.
Namun, dikutip dari New York Post, Jumat (28/10/2022), bos Tesla itu dilaporkan mengatakan kepada karyawan Twitter, bahwa dia tidak berencana untuk memangkas 75 persen karyawan perusahaan.
Sang miliarder membantah laporan tersebut ketika berkunjung ke kantor pusat Twitter pada Rabu pekan ini, seperti dilaporkan dari Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui percakapan itu.
Sumber Bloomberg juga menambahkan, Musk membantah angka pemangkasan yang mencapai 75 persen yang dilaporkan oleh The Washington Post beberapa waktu lalu itu.
Meskipun demikian, karyawan Twitter tampaknya masih harap-harap cemas, mengingat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih mengintai, ditambah beberapa kekhawatiran terkait pekerjaan mereka.
Musk diperkirakan bakal melakukan pemangkasan karyawan Twitter sebagai bagian dari pengambilalihan perusahaan, setelah kesepakatan senilai USD 44 miliar untuk membeli Twitter akan diselesaikan hari Jumat waktu setempat.
Advertisement
Ditentang Karyawan
Isu pemangkasan 75 persen karyawan Twitter sendiri sempat mendapatkan pertentangan dari pihak karyawan sendiri melalui sebuah surat terbuka, di mana hal ini bisa merusak kemampuan perusahaan dalam melayani percakapan publik.
"Ancaman sebesar ini merupakan hal sembrono, merusak kepercayaan pengguna dan pelanggan pada plaftorm kami, dan merupakan tindakan intimidasi terang-terangan pada pekerja," tulis surat tersebut.
Kabar PHK 75 persen karyawan Twitter sendiri bermula dari laporan The Washington Post, yang menyebut Musk sempat memberitahu rencana itu kepada para calon investor.
Menurut laporan ini, pengurangan karyawan besar-besaran dilakukan demi menurunkan pembiayaan.
Namun, kabar ini dibantah oleh pihak Twitter. Mereka meminta para karyawannya untuk tidak percaya, 75 persen pekerja akan kena PHK saat Elon Musk mengambil alih perusahaan.
Dikutip dari NBC News, General Counsel Twitter Sean Edgett, dalam email-nya ke karyawan mengatakan rumor atau dokumen yang bocor belum tentu benar, sehingga mereka harus menunggu fakta.
Petinggi Twitter Dicopot
Meski begitu, setelah diberitakannya Elon Musk yang akhirnya secara sah menjadi pemilik Twitter, sejumlah petinggi perusahaan dilaporkan dicabut dari jabatannya, termasuk sang CEO.
CEO terakhir Twitter sebagai perusahaan publik, Parag Agrawal, disebut telah dicabut dari posisinya.
Selain itu, Chief Financial Officer Ned Segal dan Vijaya Gadde, kepala kebijakan perusahaan yang dikritik oleh CEO Tesla itu secara terbuka, juga diberitakan telah meninggalkan kantor pusat Twitter.
The New York Times juga melaporkan, Sean Edgett yang sempat menenangkan karyawan soal rumor pemecatan, telah meninggalkan kantor. Chief Customer Officer Sarah Personette, juga jadi salah satu eksekutif yang dicopot dari jabatannya.
Mengutip The Verge, Jumat (28/10/2022), para eksekutif ini juga menerima pembayaran dalam jumlah yang besar, usai perombakan tersebut.
Insider melaporkan, Agrawal mendapat USD 38,7 juta, Segal mendapat USD 25,4 juta, Gadde mendapat USD 12,5 juta, dan Personette, mendapat USD 11,2 juta.
Advertisement