Liputan6.com, Itaewon - Sedikitnya 153 orang meninggal dan 130 lainnya mengalami luka-luka, termasuk hampir 40 orang berada dalam kondisi kritis, akibat aksi saling dorong dan terinjak-injak di sebuah jalan yang sempit saat berlangsungnya festival Halloween di Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (29/10) malam.
Berikut ini sejumlah insiden kerumunan massa yang paling banyak menelan korban dalam beberapa dekade terakhir, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (31/10/2022).
Advertisement
15 April 1989
97 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka ketika fans sepak bola di Stadion Hillsborough di Sheffield, Inggris, berdesak-desakan dan saling dorong.
2 Juli 1990
1.426 jemaah haji meninggal, sebagian besar dari Asia, di dan sekitar terowongan pejalan kaki dari Mekkah ke Mina, saat ibadah haji di Arab Saudi.
23 Mei 1994
270 jemaah haji meninggal ketika saling dorong saat menjalankan ibadah haji.
9 April 1998
118 jemaah haji meninggal akibat saling dorong dan terinjak-injak di dalam sebuah jembatan di Arab Saudi.
9 Mei 2001
Lebih dari 120 orang meninggal ketika polisi melemparkan gas air mata ke arah kerumunan massa di sebuah stadion di Accra, ibu kota Ghana.
17 Februari 2003
23 orang tewas terinjak-injak ketika berupaya keluar ke pintu E2 di sebuah klub malam di Chicago.
20 Februari 2003
100 orang meninggal dan 200 lainnya luka-luka ketika terjadi kebakaran akibat kembang api di sebuah konser Great White di sebuah klub malam di Warwick, Rhode Island.
1 Februari 2004
251 jemaah haji meninggal ketika berada di Jembatan Jamarat di dekat Mekkah saat musim haji.
25 Januari 2005
265 orang meninggal ketika jemaat Hindu yang panik saling dorong di dekat kuil Mandhradevi di Maharashtra, India.
31 Agustus 2005
Sedikitnya 640 jemaah Muslim Syiah di Baghdad meninggal ketika pagar Jembatan Al Aimmah di atas Sungai Tigris, ambruk. Beberapa laporan mengatakan jumlah korban sebenarnya hampir mencapai seribu orang.
4 Februari 2006
76 orang meninggal ketika kerumunan massa bergegas ingin memasuki PhilSports Arena di Manila, Filipina, untuk mengikuti audio sebuah acara televisi terkenal.
30 September 2008
Sedikitnya 168 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka ketika ribuan jemaat Hindu saling dorong di sebuah kuil di Jodhpur, India.
22 November 2010
Lebih dari 340 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka ketika massa yang panik saling dorong di sebuah festival di ibu kota Phnom Penh, Kamboja.
24 September 2015
Sedikitnya 2.411 jemaah haji meninggal ketika saling dorong saat menjalankan ibadah haji di Arab Saudi.
1 Oktober 2022
Sedikitnya 125 orang meninggal dan lebih dari 100 lainnya luka-luka ketika massa yang panik akibat tembakan gas air mata berupaya keluar dari Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Advertisement
BBC Laporkan Penyebab Tragedi Itaewon
Masih soal tragedi Itaewon, penyebab yang saat ini masih menjadi alasan utama tewasnya 154 orang di tragedi Itaewon, yaitu jumlah kerumunan dalam jumlah besar yang memadati kawasan tersebut.
Dalam laporan BBC, tak tanggung-tanggung, warga yang hadir ke Itaewon, Korea Selatan, untuk merayakan Halloween diprediksi mencapai 100.000 orang.
Kemudian, kerumunan dilaporkan memadati gang sempit di Itaewon--sebuah distrik kehidupan malam yang populer di ibukota Korea Selatan.
Saksi mata menggambarkan banyak orang berupaya untuk melarikan diri dari kerumunan yang menyesakkan tersebut.
Hingga pada saat yang tak terhindarkan, yaitu ketika orang-orang menuju satu tempat dengan bertumpuk satu sama lain.
Paramedis kewalahan dengan jumlah korban, meminta orang yang lewat untuk membantu memberikan pertolongan pertama.
Saksi mata lain menggambarkan kerumunan di daerah itu semakin kacau di malam hari.
"Sejumlah orang jatuh selama Halloween dan korban semakin banyak," kata Choi Seong-beom, Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan, dalam sebuah pengarahan di tempat kejadian.
Hari Berkabung Nasional
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan periode berkabung nasional atas tragedi mematikan pada malam Sabtu 29 Oktober 2022 di Itaewon, Seoul yang telah menewaskan sedikitnya 151 orang, dan melukai 82 lainnya.
Masa berkabung akan berlangsung sampai dampak dari bencana itu dikendalikan, kata Yoon kepada warga Korea Selatan dari kantor kepresidenan, sebagaimana dikutip dari BBC, Minggu (30/10/2022).
"Hati saya sedih dan saya berjuang untuk mengatasi kesedihan saya," katanya, menambahkan bahwa dia merasa "bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan orang-orang".
Para pejabat sekarang sedang diinstruksikan untuk melakukan tinjauan darurat terhadap semua perayaan Halloween dan perayaan lokal lainnya.
Presiden Yoon mengunjungi lokasi kejadian pada Minggu, 30 Oktober 2022 waktu setempat saat pidato itu ia sampaikan.
Advertisement