Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang tentu memiliki preferensi masing-masing dalam memilih tempat tinggal. Begitu pula dengan pasangan suami istri yang menjadi penghuni satu-satunya di sebuah perumahan terbengkalai di Sukabumi, Jawa Barat.
Cerita pasangan ini diabadikan dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Stefano Sanjaya pada Kamis, 27 Oktober 2022. Video berdurasi sembilan menit dan tiga detik tersebut diawali rekaman ketika memasuki perumahan tersebut.
Area perumahan itu dipenuhi rumah-rumah yang telah ditinggal penghuninya. Di sekelilingnya terdapat pepohonan dan tanaman-tanaman liar yang meninggi.
Baca Juga
Advertisement
Namun, terlihat pula lahan-lahan kosong yang dimanfaatkan warga sekitar untuk bercocok tanam. Video juga menunjukkan satu rumah di ujung perumahan dengan kendaraan di depannya.
Satu-satunya rumah yang ditinggali tersebut didominasi cat warna hijau. Hunian tersebut juga memiliki ornamen bambu, baik di bagian depan dan tengah rumah. "Sendiri di sini, enggak ada tetangga," kata sang pemilik rumah.
Ia menjelaskan bahwa dahulunya rumah yang ia tinggali sempat rusak, bocor, dan banyak hal yang harus dibenahi. Pria asal Indonesia itu bercerita pernah tinggal di Belanda selama 40 tahun.
Ia juga pernah tinggal di salah satu kawasan di Sukabumi, namun area tersebut dikatakannya terlalu bising. Maka dari itu, ia mencari rumah yang hijau dan tenang hingga memilih rumahnya saat ini.
"Satu tahun enggak ada listrik, enggak ada air, enggak ada internet," lanjut pria tersebut.
Penghuni Satu-satunya
Dikatakannya, ia pun mengurus sendiri semua kebutuhan hingga dapat menggunakan fasilitas tersebut. Saat ditanya soal pengalaman mistis, pria itu mengaku tidak pernah mengalaminya selama tinggal di sana.
Ia juga mengungkap alasan pindah ke Indonesia untuk menjalani hidup yang santai. "Orang-orang di sini lebih rileks," katanya.
Pria tersebut beristrikan orang Belanda. Pernikahan mereka telah memasuki tahun ke-37 dan dikaruniai enam anak. Tiga buah hati mereka ada di Belanda, dan tiga di Indonesia. "Cucu ada empat sekarang di Belanda," terangnya.
Pria tersebut juga menjelaskan biaya hidup di Belanda cukup tinggi. Pembayaran listrik bisa sampai Rp4 juta sebulan, gas Rp2 juta--Rp3 juta per bulan, dan kontrakan di Belanda harga sebulan bisa setahun harga kontrakan di Indonesia.
Kemudian, sang istri juga ikut bercerita bahwa sudah tinggal di Indonesia selama sembilan tahun. Mereka sempat pulang ke Belanda pada 2013 dan 2016.
Menurutnya lebih baik tinggal di Indonesia untuk anak-anak karena menurutnya tidak banyak konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba. Pemandangan di Indonesia juga lebih indah dengan penduduknya yang ramah-ramah.
Advertisement
Vila Terbengkalai
Sementara rumah itu jadi pilihan mereka, nasib kontras justru dialami turis Selandia Baru bernama Bree Robertson yang memesan sebuah vila di Bali melalui Airbnb. Ia berniat bersantai sejenak di vila tersebut untuk merayakan momen satu bulan tinggal di Pulau Dewata.
Dikutip dari New York Post, bayangan indah tentang tinggal di vila seketika musnah saat tiba di lokasi. Vila yang dimaksud ternyata hanya bangunan terbengkalai. Pengalaman tak mengenakkan Robertson pun terabadikan dalam sebuah video singkat berdurasi 11 menit di akun TikTok.
"When you book an Airbnb in Bali and it's an abandoned building (Ketika Anda memesan Airbnb di Bali dan itu adalah bangunan yang ditinggalkan)" bunyi keterangan unggahan Robertson yang membagikan konten perjalanan dengan nama Atypical Adventure.
Ia pun memperlihatkan sekeliling vila yang tak terurus dan ditumbuhi tanaman liar. "Completely overgrown. No one home. Smashed windows (Benar-benar tertutup tanaman. Tak ada siapa-siapa. Jendela pecah)" lanjutnya.
"Tempat itu seharga 80 dolar AS (Rp1,1 juta) … dan memiliki beberapa ulasan yang bagus," jelas turis itu dalam kolom komentar klip mengenai keputusannya untuk menyewa properti yang sepi untuknya dan pasangannya.
"Airbnb juga mengatakan tuan rumah memiliki waktu respons satu jam, jadi saya berasumsi itu masih buka," tambah turis tersebut.
Ulasan Positif
Bahkan ada ulasan positif dari komentar di Airbnb dan situs web daftar lainnya, meskipun itu dari 2019. Namun, setelah Robertson dan pasangannya naik motor selama dua jam ke penginapan, mereka menyadari, tempat tinggal itu kosong dan berantakan.
"Kami terguncang dan bangun itu sangat terbengkalai," kata Robertson kepada situs web Stuff. Ia melaporkan properti tersebut ke tim dukungan Airbnb, yang menjanjikan pengembalian dana, dan kemudian menghapus daftar tersebut.
Namun, Robertson bingung bagaimana daftar vila itu pernah ditayangkan. "Itu sangat menyesatkan, itu adalah salah satu hal yang saya yakini yang memberi saya banyak kepastian, saya seperti, 'mereka telah membalas orang lain, mungkin mereka hanya sibuk'," katanya kepada Stuff.
Airbnb mengatakan kepada Stuff, "Kami menjunjung tinggi Tuan Rumah dengan standar tinggi dan tempat tersebut tidak lagi ada di platform" dan bahwa "Dalam kejadian yang jarang terjadi, sesuatu tidak seperti yang diharapkan pada saat kedatangan untuk menginap, tim Dukungan Komunitas kami siap membantu 24/7."
Advertisement