RI Bakal Jadi Lokasi Uji Klinik Fase 3 Vaksin Tuberkulosis Terbaru

Indonesia akan menjadi lokasi uji klinik fase 3 vaksin tuberkulosis terbaru.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Nov 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi vaksin TB /pexels.com Artem Podrez

Liputan6.com, Bali Indonesia ikut mengusulkan uji klinik vaksin tuberkulosis (TB) terbaru ke Wellcome Trust Foundation. Wellcome Trust adalah yayasan amal yang berfokus pada penelitian kesehatan berbasis di London, Inggris.

Kabar di atas disampaikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Usulan ikut uji klinik menambah daftar pengajuan keikutsertaan Indonesia dalam penelitian vaksin TB terbaru. 

Sebelumnya, Indonesia sudah mengajukan usulan uji klinik vaksin TB ke Bill & Melinda Gates Foundation yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Usulan partisipasi uji klinik vaksin TB terbaru pada kedua lembaga khususnya fase 3. Dalam hal ini, Indonesia ingin menjadi salah satu lokasi uji klinik fase 3 vaksin TB baru.

“Kini, Indonesia bekerja sama dengan Wellcome Trust Foundation, Bill & Melinda Gates Foundation akan menjadi lokasi uji klinis fase 3. Ini vaksin tuberkulosis terbaru ya,” kata Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers 'G20 2nd Health Ministers Meeting' di Hotel InterContinental Bali Resort, Bali, ditulis Senin (31/10/2022).

“Mudah-mudahan (uji klinik fase 3) bisa selesai 2027 dan setelah itu kita bisa menggunakan vaksin tuberkulosis yang lebih efektif.”

Untuk diketahui, Wellcome Trust mempunyai sejumlah kantor di Afrika dan Asia. Wellcome Center for Infectious Diseases Research in Africa (CIDRI-Africa) di Afrika, misalnya, bertujuan untuk memerangi penyakit menular yang terkait dengan kemiskinan dan fokus khusus pada penanganan TB dan HIV. 

Investasi Wellcome Trust dalam sains melalui skema pendanaan untuk mendanai individu dan tim. Di Malawi, project yang didanai Wellcome Trust telah menghasilkan cara baru untuk skrining TB pada orang yang HIV-positif.

Penelitian di Malawi menghasilkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk skrining tuberkulosis dan berpotensi menyelamatkan setengah juta nyawa.


Kemanjuran Vaksin TB Rendah

Vaksin TB. (Unsplash.com/Diana Polekhina).

Adanya uji klinik fase 3 vaksin tuberkulosis memberikan angin segar terhadap penanganan tuberkulosis di Indonesia. Sebab, menurut Budi Gunadi Sadikin, pengembangan vaksin TB terbilang lama, bahkan vaksin sekarang dinilai mulai berkurang kemanjurannya.

Oleh karena itu, negara-negara di dunia termasuk Indonesia membutuhkan vaksin TB terbaru. Hal ini juga belajar dari percepatan pengembangan vaksin COVID-19 pada masa pandemi begitu dinamis dan mampu dihasilkan kurang dari setahun.

“Berbicara tentang vaksin atau vaksinasi, vaksin COVID-19 yang kita miliki banyak dan sangat efektif. Tapi vaksin TB yang kita memiliki itu very old vaccine (vaksin yang sangat ‘tua’ – pengembangan sudah lama), yang kemanjurannya sangat rendah,” jelas Menkes Budi Gunadi.

Dalam penanganan TB, Head of Prevention Wellcome, Charlie Weller mengatakan, dampak pandemi COVID-19 dan krisis lainnya telah menghambat upaya penanggulangan tuberkulosis serta penyakit menular lainnya.

“Pada saat yang sama, penelitian dan pengembangan di bidang ini – termasuk vaksin — mengalami stagnasi setelah puluhan tahun diabaikan dari segi politik dan keuangan, yang meninggalkan kita dengan alat kesehatan yang tidak memadai,” kata Charlie dalam Media statement in response to the World Health Organization’s Global tuberculosis report 2022 pada 27 Oktober 2022.

“Kemampuan kami untuk mengendalikan penyakit ini bergantung pada memiliki sistem penelitian dan pengembangan yang efisien di jantung mitigasi TB.”


Investasi Penelitian TB

Ilustrasi Penelitian Studi Kasus Credit: pexels.com/Startup

Charlie Weller turut menekankan pentingnya investasi penelitian untuk penanganan tuberkulosis. Apalagi seluruh pemimpin dunia sudah berkomitmen untuk mengakhiri epidemi TB pada 2030 mendatang.

Investasi harus memprioritaskan aksesibilitas, keterjangkauan, dan ketersediaan agar dapat mengembangkan sistem kesehatan penanganan TB yang berkelanjutan, beragam, dan adil merata. Kemudian mengintegrasikan keterlibatan masyarakat yang efektif untuk mendorong penggunaan guna memastikan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya, khususnya pasien TB.

“Para pemimpin dunia telah berkomitmen untuk mengakhiri epidemi TB pada tahun 2030. Tetapi untuk mencapai tujuan ini, komunitas global harus mengambil tindakan sekarang, dan berkomitmen secara finansial dan politik untuk melacak, mengobati, dan menghentikan penyebaran TB,” lanjut Charlie.

“Jika kita ingin membalikkan tren ini dan mencegah kematian TB dari salah satu penyakit paling mematikan di dunia, investasi dalam penelitian dan pengembangannya sangat penting.”

Berdasarkan data per 27 Oktober 2022, diperkirakan 10,6 juta orang mengalami tuberkulosis (TB) pada tahun 2021. Jumlah ini meningkat 4,5 persen dari tahun 2020 dan 1,6 juta orang meninggal karena TB – termasuk 187.000 di antara orang HIV-positif– menurut laporan World Health Organization’s 2022 Global TB.

Beban TB resisten terhadap obat juga meningkat sebesar 3 persen antara tahun 2020 dan 2021, dengan 450.000 kasus baru TB resisten terhadap obat rifampisin (RR-TB) pada tahun 2021.

Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun peningkatan telah dilaporkan dalam jumlah orang yang jatuh sakit dengan TB dan TB resisten terhadap obat. Layanan TB termasuk terganggu oleh pandemi COVID-19 pada tahun 2021, tetapi dampaknya terhadap respons TB sangat parah. 

Konflik yang sedang berlangsung di Eropa Timur, Afrika dan Timur Tengah semakin memperburuk situasi bagi populasi yang rentan.


Uji Klinik Butuh 26 Ribu Orang

TB (FOTO: Unsplash.com/Syed Ali).

Pembicaraan keikutsertaan uji klinik vaksin tuberkulosis (TB) kepada Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dan Wellcome Trust sebelumnya dibahas pada pertemuan bilateral Menkes Budi Gunadi Sadikin di sela-sela kunjungan kerja di New York, AS dalam rangkaian United Nations General Assembly (UNGA) ke-77 dan Global Fund Replenishment Conference.

President Global Health of BMGF Trevor Mundel mengatakan, pihaknya mendukung penanganan TB di Indonesia dan telah menerima surat dari Pemerintah Indonesia terkait rencana Indonesia ikut uji klinik pengembangan vaksin TB.

“Apabila akan dilakukan di Indonesia, butuh sejumlah 26.000 orang sampel. Nantinya, akan memerlukan dukungan Pemerintah Indonesia terutama koordinasi dengan BPOM,” ujar Mundel saat pertemuan bilateral dengan Menkes Budi Gunadi di New York, Selasa (20/9/2022). 

Lebih lanjut, Budi Gunadi menyampaikan akan memfasilitasi uji klinik fase 3 bilamana diperlukan koordinasi dengan sejumlah pihak termasuk dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. 

Upaya uji klinik fase 3 vaksin TB baru sejalan dengan transformasi kesehatan yang sedang dibangun Kemenkes RI, khususnya pilar satu dan pilar enam, yaitu transformasi layanan primer berbasis teknologi informasi dan teknologi kesehatan.

“Berbagai agenda transformasi sistem kesehatan itu sedang dilakukan di Indonesia disertai target-target nyata yang telah dicanangkan,” tutup Budi Gunadi dalam pernyataan resmi pada 23 September 2022.

Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dan Wellcome Trust juga telah menerima surat pengajuan uji klinik fase 3 vaksin TB dan mendukung penanganan TB di Indonesia.

Sebagai gambaran, BMGF melakukan uji klinis vaksin TB di Afrika dan minat partisipasi yang Indonesa tujukan akan menjadi pertimbangan sendiri untuk cakupannya. Uji klinis ini juga melibatkan fungsi European Medicine Agency (EMA) dan WHO. Rencananya, vaksin TB terbaru akan diproduksi pada 2027.

Infografis Jangan Sia-Siakan Vaksin Covid-19 Keburu Kedaluwarsa (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya