Kemenlu Terus Pantau WNI di Korsel Usai Tragedi Halloween di Itaewon

Ada dua WNI yang menjadi korban dan mengalami luka ringan. Namun, Retno memastikan dua WNI tersebut saat ini sudah kembali dari rumah sakit.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 31 Okt 2022, 17:31 WIB
Staf medis merawat seseorang di atas tandu di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022) . Orang-orang dalam kerumunan di gang sempit itu dikabarkan sempat saling dorong. Selain berdesakan, banyak pula yang terinjak-injak hingga jumlah korban tewas dalam pesta Halloween di Itaewon melonjak. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan warga negara Indonesia (WNI) usai tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan. Akibat insiden ini, 154 orang meninggal dunia.

"Tentunya Direktur PWNI (Perlindungan Warna Negara Indonesia) bersama dengan Dubes kita di Seoul dan timnya terus melakukan pemantauan sekiranya ada informasi lain," kata Retno di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (31/10/2022).

Dalam insiden tersebut, ada dua WNI yang menjadi korban dan mengalami luka ringan. Namun, Retno memastikan dua WNI tersebut saat ini sudah kembali dari rumah sakit.

"Ada 2 warga negara kita yang luka ringan dan pada saat dilakukan pengecekan keduanya sudah tidak berada di rumah sakit, sudah kembali ke tempatnya masing-masing," jelasnya.

Seperti diketahui, Korea Selatan tengah berduka usai tragedi dalam perayaan Halloween di Itaewon, Sabtu 29 Oktober 2022. Catatan milik Central Disaster and Safety Countermeasures Headquarters (CDSCHQ) Korea Selatan menyebut 154 orang meninggal dunia dan 132 orang lainnya luka-luka.

Para pejabat di Korea Selatan, presiden, sejumlah menteri, dan wali kota sudah memberikan pengarahan. Namun, belum ada satupun yang menjelaskan penyebab insiden tragis yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Mengutip laman New York Times, Senin (31/10/2022), sebagian besar korban tergencet hingga meninggal di gang sempit Itaewon. Kebanyakan korban adalah remaja berusia 20-an, yang sebagian besar wanita.

"Mereka yang belum teridentifikasi sebagian besar adalah anak di bawah umur atau warga negara asing," tulis keterangan pihak berwenang.

Berdasarkan keterangan yang diberikan salah satu saksi mata, mereka mengaku tidak melihat adanya kontrol terhadap massa dan kehadiran polisi pada jam-jam menjelang tragedi.

Seorang menteri bahkan mengatakan bahwa para pejabat tidak mengantisipasi kerumunan yang lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Justru beberapa polisi malah dialihkan karena ada demonstrasi politik besar-besaran di tempat lainnya yang ada di kota itu.


Terbesar Sejak Pandemi Covid-19

Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)

Perayaan Halloween di Itaewon kali ini memang merupakan yang terbesar sejak pandemi COVID-19 berlangsung. Tiga tahun belakangan perayaan Halloween di Itaewon begitu sepi karena kebanyakan warga memilih di rumah. 

Presiden Korea Selatan, Yoon Seok-yeol mengumumkan bahwa masa berkabung nasional akan berlangsung selama sepekan. Pihak pemerintah memastikan bahwa lokasi tragedi di Itaewon itu akan menjadi daerah bencana, dan pihak keluarga korban akan mendapatkan bantuan pemerintah.

"Orang-orang jatuh seperti kartu domino," ujar seorang korban berusia 17 tahun setelah menyaksikan pemuda yang saling mendorong di kerumunan.

INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya