Liputan6.com, Jakarta Stroke yang dahulu identik dengan individu berusia lanjut kini juga mengintai orang-orang muda.
Dokter Spesialis Saraf RS EMC Alam Sutera Daniel T Suryadisastra, Sp.S mengatakan ada sejumlah gejala stroke yang mudah dikenali secara umum. Gejala tersebut dapat disingkat menjadi FAST (Face-Arm-Speech-Time).
Advertisement
Bentuk wajah yang tetiba tidak simetris, kata Daniel, bisa menjadi salah satu gejala stroke. Demikian pula jika salah satu lengan terasa lemah atau kesemutan dan gangguan bicara seperti mendadak pelo.
"S-nya itu adalah speech atau bicara. Gangguan bicara bisa berupa bicara pelo, cadel atau gangguan komunikasi seperti tidak bisa berbahasa atau tidak bisa mengungkapkan isi pikirannya dengan kata-kata," kata Daniel dalam program live "Healthy Monday, Menyemarakkan Hari Stroke Sedunia: Usia Muda Juga Bisa Kena, Cermati Gejala dan Cara Penanganannya", Senin, 31 Oktober 2022.
Gejala ringan seperti bentuk tulisan menjadi jelek atau tandatangan yang berubah, kesulitan memegang alat tulis, atau kesemutan pada satu sisi juga harus dicermati.
"Salah satu tanda itu bisa membawa kita untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau spesialis saraf terdekat," ucap Daniel.
Sementara T dalam FAST adalah kependekan dari 'waktu' dimaksudnya untuk segera memeriksakan diri. Kesigapan mengenali gejala stroke akan membantu dalam penanganan lebih cepat.
"Jangan sampai menunggu 24 jam."
Berdasarkan definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah yang terjadi secara tiba-tiba atau mendadak. Gangguan tersebut bisa berupa perdarahan atau penyumbatan.
"Jadi stroke itu adalah gangguan pembuluh darah di otak," jelas Daniel.
Tak Selalu Ditandai dengan Kelemahan Gerak Anggota Tubuh
Terkait gejala, serangan stroke tidak melulu ditandai dengan kelemahan gerak anggota tubuh. Menurut Spesialis Saraf RS EMC Pekayon Adv. dr Johan Akbari, Sp.S, S.H. MARS, hal itu bergantung pada pembuluh darah pada bagian mana yang mengalami perdarahan atau penyumbatan.
"Tergantung arah pembuluh darahnya. Kalau arah pembuluh darahnya yang terkena sumbatan di (bagian) depan, itu berarti kan pusat berpikir, itu bisa (menyebabkan) gangguan demensia vaskuler, gampang lupa," jelas Johan.
Jika pembuluh darah di daerah otak atas yang mengalami perdarahan atau penyumbatan, maka yang terganggu adalah anggota gerak seperti kelumpuhan di bagian tubuh kiri atau pun kanan.
Sementara jika pembuluh darah tidak lancar di otak bagian belakang, kondisi itu akan berpengaruh pada indera penglihatan. Dan apabila yang terkena adalah pembuluh darah di batang otak yang merupakan pusat kesadaran, maka yang akan mengganggu kesadarannya.
Advertisement
Faktor Risiko Stroke
Mengenai faktor risiko stroke, Daniel menyebut ada yang bisa diubah dan ada yang tak bisa diubah.
Sejumlah faktor risiko yang tak bisa diubah meliputi:
- Usia
"Umur makin tua, risikonya makin tinggi," kata Daniel
- Jenis Kelamin
"Jenis kelamin juga, kadang-kadang laki-laki lebih tinggi (risikonya)."
- Ras
"Ada ras tertentu yang pembuluh darahnya memang lebih kental," jelasnya.
- Keturunan
Faktor keturunan berkaitan dengan riwayat stroke pada keluarga.
Sedangkan faktor risiko yang bisa diubah yakni yang menyangkut sejumlah kondisi kesehatan seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol, serta kebiasaan merokok.
"Itu bisa kita deteksi dini dan segera kita lakukan perubahan," tutur Daniel.
Gaya hidup juga berperan penting dalam faktor risiko stroke. "Orangnya males gerak, mager terus, itu juga risiko. Sama stres juga membantu mencetus stroke, ya," Daniel menambahkan.
Penanganan Stroke Bergantung pada Jenisnya
Penanganan stroke pun dibedakan melalui jenisnya. Pada jenis stroke penyumbatan, kata Spesialis Bedah Saraf RS EMC Sentul dr Selfy Oswari, Sp.BS (K), perlu dicari tahu penyebab penyumbatan.
"Maka yang diberikan biasanya adalah obat-obatan untuk membuat semakin kecil sumbatan tersebut sehingga pembuluh darah tersebut dapat memberikan suplai ke area otak kembali," jelas Selfy.
"Atau apabila memang memungkinkan dan dalam golden period maka bisa diambil penyumbatan tersebut," lanjutnya.
Sementara pada stroke perdarahan, yang dilakukan adalah menghentikan perdarahan dengan memberikan obat-obatan.
"Tapi kalau memang ternyata mengakibatkan penekanan yang hebat pada jaringan otak, baik penyumbatan maupun stroke perdarahan, kadang-kadang ada indikasinya dilakukan tindakan operatif."
Advertisement