Tekan Biaya Logistik, Menhub Ingin Banyak Kapal Raksasa Singgah di Indonesia

Menhub Budi Karya Sumadi terus mendorong para pemangku kepentingan di sektor pelayaran untuk terus melakukan upaya-upaya efisiensi biaya logistik

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Okt 2022, 19:45 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat melakukan tinjauan ke Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (31/10) (dok: BKIP)

Liputan6.com, Jakarta Kapal Alexander Von Humboldt berukuran 16.000 TEU, yang merupakan kapal petikemas terbesar, bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sandarnya kapal besar tersebut menjadi tanda bahwa pelabuhan Indonesia diminati oleh para operator pelayaran untuk melayani perdagangan internasional.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus mendorong para pemangku kepentingan di sektor pelayaran untuk terus melakukan upaya-upaya efisiensi biaya logistik di Indonesia.

“Dengan hadirnya kapal besar yang melakukan direct call atau pelayaran langsung, tanpa singgah ke pelabuhan lain dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan tujuan, maka biaya logistik kita semakin murah, sehingga daya saing Indonesia juga akan semakin meningkat,” ujar Menhub saat melakukan tinjauan ke Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (31/10/2022).

Menhub meminta kepada para pemangku kepentingan seperti: Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Pelindo, dan stakeholder terkait lainnya dapat memberikan pelayanan dengan baik kepada kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Kita tidak boleh cepat puas dengan ini. Kita harus terus melakukan upaya-upaya untuk menekan angka logistik dan itu tidak bisa dilakukan sendiri tetapi dengan kolaborasi bersama,” tutur Menhub.

 


Layani Rute Jakarta-AS

Insiden terbakarnya muatan kapal kargo berbendera Malta bernama CMA CGM Lisa Marie terjadi di Perairan Sabang pada Sabtu 16 April 2022.

Kapal vessel milik CMA CGM Columbus JAX (JAX) ini melayani rute langsung atau direct call Jakarta – Amerika Serikat, untuk memfasilitasi perdagangan ekspor antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

Kunjungan perdana kapal petikemas berkapasitas 16.000 TEU ini adalah yang pertama dari tiga seri 16.000 TEU CMA CGM yang juga akan bersandar di JICT.

Layanan JAX Services juga menawarkan konektivitas tanpa batas ke Pantai Timur dan Pantai Barat AS dengan waktu transisi 34 hari dan meningkatkan waktu transit industri. Layanan JAX mengirimkan produk lokal dan produk manufaktur seperti kertas, karet, garmen dan barang elektronik dari Indonesia ke Amerika Utara setiap minggu.

Turut hadir pada kunjungan tersebut Chief Executive Officer CMA CGM Asia Pacific Limited, Laurent Olmeta; Presiden Direktur CMA CGM Indonesia John Lim; Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, dan sejumlah pejabat terkait.


Kapal Terbesar Dunia Sandar di JICT, Bukti Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melesat

Insiden terbakarnya muatan kapal kargo berbendera Malta bernama CMA CGM Lisa Marie terjadi di Perairan Sabang pada Sabtu 16 April 2022.

Pelabuhan di Indonesia kedatangan salah satu kapal terbesar di dunia, CMA CGM. Kapal ini sandar di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Arif Toha berharap kedatangan kapal terbesar CMA CGM, Alexander Von Humboldt, di Jakarta International Container Terminal (JICT) dapat berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Harapan itu ia sampaikan mengingat kapasitas angkut kapal petikemae tersebut mencapai 16.000 TEUs. Kapal tersebut merupakan kapal pertama dari tiga seri yang akan bersandar di JICT.

Selain itu, faktor yang membuatnya optimis atas pertumbuhan ekonomi dari kapal Alexander Von Humboldt yaitu, kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari transportasi.

"Ekonomi kita sudah tumbuh kemarin ada 5 koma sekian, dengan kontribusi terbesar ada di transportasi. Oleh karena itu ini akan mampu membangkitkan pertumbuhan ekonomi kita lebih baik lagi," ujar Arif di Pelabuhan JICT, Senin (31/10/2022).

Disinggung mengenai masa depan ekspor dan impor seiring kondisi keuangan global yang fluktuatif, Arif menuturkan, jika selama tiga bulan secara berturut-turut kapal dengan kapasitas seperti Alexander Von Humboldt bersandar di JICT, maka Indonesia bisa terhindar atau setidaknya menekan dari dampak buruk ekonomi global.

"Dengan adanya ini kita terus tingkatkan kalau 3 bulan secara continue akan ada kunjungan kapal sebesar ini maka dampaknya akan terlihat," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya