Lewat WhatsApp, Blibli Tingkatkan Kedekatan dengan Konsumen

Blibli mengoptimalisasi WhatsApp untuk memberikan informasi terkini bagi konsumen guna meningkatkan loyalitas pelanggan.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2022, 21:46 WIB
Ilustrasi Blibli PayLater. (Dok. Blibli)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna WhatsApp terbesar di dunia dengan durasi pemakaian yang lebih tinggi dibanding messaging apps atau media sosial lain.

Kedekatan WhatsApp dengan keseharian masyarakat membuatnya dipakai untuk komunikasi secara luas, baik dengan teman, di kantor, hingga belanja online.

Memahami hal ini, Blibli mengoptimalisasi WhatsApp untuk memberikan informasi terkini bagi konsumen guna meningkatkan loyalitas pelanggan.

Dimana hal tersebut membuat Blibli berhasil meraih penghargaan di Reshape Customer Experience Awards 2022 dalam kategori Best Use of Emerging Messaging Channel.

Soegianto Martanto, SVP Marketing Loyalty & CRM Blibli mengatakan, dalam menjaga relevansi dan pengalaman berbelanja terbaik konsumen, kami terus meningkatkan kapabilitas dan menerapkan pendekatan yang lebih tepat, lebih dekat, dan lebih familiar bagi pelanggan lewat kanal pesan singkat, seperti WhatsApp.

"Tak hanya untuk urusan penjualan, yang lebih penting lagi adalah memupuk kedekatan dan mendongkrak loyalitas pelanggan. Atas kerja keras tersebut, kami merasa terhormat atas penghargaan ini,” katanya, Senin (31/10/2022).

 


Persetujuan Pelanggan

Warehouse Blibli dalam rangka persiapan menuju ulang tahun Ke-11 (Dok. Blibli)

Dalam melakukan optimalisasi WhatsApp, Blibli tidak sekadar mengirimkan pesan kepada seluruh pelanggan namun mengutamakan pesan sesuai dengan consent/persetujuan pelanggan.

Hal ini pun sejalan dengan kebijakan dari Meta terhadap penggunaan WhatsApp sebagai saluran komunikasi dengan pelanggan.

“Upaya dalam meningkatkan pengalaman pelanggan ini membuat Blibli berhasil meningkatkan jumlah pelanggan setianya di dua level membership tertinggi pada periode 6 bulan terakhir. Pada pelanggan di Infinite Level, Blibli berhasil mencatatkan pertumbuhan 20 persen, sedangkan pelanggan di Premier Level meningkat 30 persen,” Soegianto menambahkan.

Dalam menjadi yang terbaik untuk kategori Best Use of Emerging Messaging Channel, Blibli berhasil mengalahkan lebih dari 25 perusahaan lainnya yang berpartisipasi.


Intip Strategi Bisnis Blibli Usai IPO

Pelanggan membuka website Blibli untuk belanja online produk lokal (ilustrasi produk Uwitan, brand furnitur lokal asal Yogyakarta)

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) berencana menggunakan sebagian dana dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membayar utang senilai Rp 5,5 triliun dan sisanya untuk modal kerja kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.

Berdasarkan prospektus awal yang telah dipublikasikan PT Global Digital Niaga Tbk, modal kerja akan dimanfaatkan untuk optimisasi penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional (termasuk biaya pemeliharaan atau beban operasional lainnya), serta penambahan fasilitas pendukung usaha termasuk pemutakhiran teknologi. 

Chief Financial Officer & Co-Founder Blibli, Hendry, menuturkan sebagian dana IPO senilai Rp 5,5 triliun akan digunakan untuk fasilitas revolving loan.

“Pinjaman ini merupakan bagian dari proses bisnis yang normal (ordinary course of business) untuk modal kerja. Dana IPO memang dialokasikan untuk mendukung kegiatan utama perusahaan dan anak usaha juga, tiket.com," kata Hendry dikutip Sabtu (29/10/2022).

Penggunaan dana IPO ini juga digunakan Blibli untuk mengembangkan ekosistem omnichannel bersama tiket.com dan Ranch Market. 

Menurut hasil riset dari PT Ajaib Sekuritas Asia, Blibli secara fundamental dalam performa kinerja cukup baik, yang tercermin dari rasio solvabilitas yang mencatatkan kinerja cukup sehat. Hal ini terefleksikan pada rasio utang terhadap aset  (debt to asset ratio/DAR) sebesar 0,45 kali.

Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) sebesar 0,82 kali mencerminkan Perseroan memiliki kinerja yang cukup sehat dan memiliki aset dan ekuitas yang positif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya