Daryanto, ART Ferdy Sambo Ikut Bersihkan Bercak Darah Brigadir J

Daryanto mengaku mendengar bunyi letusan lebih dari satu kali dari dalam rumah. Responnya kala itu, dia berlarian ke luar rumah.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 01 Nov 2022, 06:03 WIB
Ajudan Ferdy Sambo, Daden Miftahul Haq, saat bersaksi di sidang Bharada E. (Merdeka/Rahmat Baihaqi)

Liputan6.com, Jakarta - Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo bernama Daryanto alias Kodir memberikan kesaksian di PN Jaksel, Senin 31 Oktober 2022. Jaksa Penuntut Umum menghadirkan saat sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Daryanto mengaku bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) sejak 2010. Awalnya, diminta mengurus rumah di Jalan Bangka XI A, Kemang, Jakarta Selatan.

Belakangan, dipindahtugaskan ke Komplek perumahan Polri Duren Tiga Nomor 46 RT.05 RW. 01 Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Daryanto mengaku tak mengetahui secara detail kronologi kematian Brigadir J. Dia menuturkan, rombongan Putri Candrawathi bersama beberapa ajudan tiba di Komplek perumahan Polri Duren Tiga Nomor 46 RT.05 RW. 01 Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 sekira pukul 17.00 WIB.

"Ibu bersama ADC. Ada Om Ricad, Ricky Rizal, Kuat Maruf dan almarhum," ujar dia.

Selang berapa 10 menit kemudian, Ferdy Sambo menyusul.

Daryanto mengaku tak terkejut. Sebab, rumah itu biasa digunakan untuk tempat isolasi sepulang dari luar kota. Daryanto mencontohkan pada 2021, kala Irjen Ferdy Sambo terjangkit Covid-19.

"Dua kali (Ferdy Sambo kena Covid-19). Saya yang merawat beliau," ujar Daryanto.

Lebih lanjut Daryanto mengaku tak tahu-menahu kejadian di dalam rumah. Saat itu, posisinya berada di luar untuk menyiram tanaman. Ada pula bersamanya ajudan Ferdy Sambo bernama Adzan Romer.

"Saya tidak tahu, saya di luar sama Romer," ujar dia.

Namun, Daryanto mengaku mendengar bunyi letusan lebih dari satu kali dari dalam rumah. Responnya kala itu, dia berlarian ke luar rumah.

"Ke pinggir jalan. Saya menanyakan ke om Romer, om ada apa. Tidak ada jawaban karena panik," ujar Daryanyo.

Daryanto pun masuk ke dalam rumah pada 20.00 WIB. Ketika itu, sudah ada banyak orang di dalam. Daryanto pun melihat banyak bercak darah.

"Ada bercak darah," ujar dia.

Sementara itu, Daryanto tak melihat jasad Brigadir J. Sebab saat dia masuk, jenazah sudah diangkat.

Daryanto mengaku hanya membersihkan bercak darah. "Siap saya Yang Mulia," jawab Daryanto perihal bersihkan bercak darah.


Jaminan dari Sambo

Ferdy Sambo memberi jaminan kepada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E usai menembak mati Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat.

Fakta itu terungkap pada saat Majelis Hakim memeriksa ajudan Ferdy Sambo atas nama Daden Miftahul Haq. Sidang dengan terdakwa Bharada E kembali digelar di PN Jaksel, Senin (31/10/2022).

Daden mengaku melihat Brigadir J tergeletak dengan kondisi tak bernyawa. Saat itu, sekitar dua meter terlihat Ricky Rizal Wibowo, Adzan Romer dan Bharada E.

"Terus saya di belakangnya Richard atau Bharada E," ujar dia.

Daden menerangkan, Putri Candrawati sendiri berada di dalam kamar.  "Siap kedengaran kalau ada di dalam," ujar dia.

Daden menerangkan, Ferdy Sambo menjemput Putri Candrawathi dari dalam kamar. Saat itu, ia tak tahu-menahu apakah Putri Candrawathi menengok ke arah jasad Brigadir J.

"Siap tidak tahu yang mulia, mereka di belakang saya," ujar dia.

Daden menerangkan, ia langsung ke luar menuju ke garasi. Ada Ricky Rizal, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dan beberapa orang lain.

Infografis Irjen Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir J. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya