Harga Kripto Hari Ini 1 November 2022: Bitcoin dan Ethereum Loyo

Bitcoin dan ethereum melemah pada perdagangan Selasa (1/11/2022).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 01 Nov 2022, 06:28 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Selasa (1/11/2022). Mayoritas kripto kembali menguat setelah sempat melemah beberapa hari.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa, 1 November 2022 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih melemah 0,42 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 5,84 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.461 per koin atau setara Rp 319,6 juta (asumsi kurs Rp 15.623 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih terkoreksi. ETH turun 0,85 persen dalam 24 jam, tetapi masih meroket 16,41 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.566 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 5,45 persen dan 19,98 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 327,87 per koin. 

Kemudian Cardano, kembali menguat. Dalam satu hari terakhir ADA naik 1,06 persen, dan 12,93 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4049 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona hijau. Sepanjang satu hari terakhir SOL menguat 1,35 persen dan 14,89 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 32,55 per koin.

Sedangkan XRP juga kembali naik pagi ini. XRP melesat 0,98 persen dalam 24 jam terakhir dan 1,09 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4612 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) berhasil menguat cukup besar. Dalam satu hari terakhir DOGE meroket 7,98 persen dan 109,50 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,1245 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penguatan dan kembali ke level USD 1 triliun.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Harga Bitcoin Melesat 6,1 Persen Sepanjang Oktober 2022

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, harga bitcoin berhasil menguat 6,1 persen sepanjang Oktober 2022, ini menjadi bulan positif untuk Bitcoin sejak Juli 2022. Sepanjang pertengahan 2022, Bitcoin terus alami penurunan terdampak berbagai sentimen, salah satunya kenaikan suku bunga The Fed untuk menjinakkan inflasi AS.

Terobosan harga cryptocurrency terbesar di atas USD 20.000 (Rp 311,7 juta) yang dicapai minggu lalu menjadi yang pertama kalinya dalam 18 hari, didorong oleh likuidasi pedagang yang bertaruh pada penurunan harga lebih lanjut. 

Pada momen tersebut, para trader memanfaatkan trading dengan jangka pendek dan berhasil menghidupkan kembali tren bullish di pasar. Tetapi menurut analis riset di Coinbase Institutional memperingatkan pada Jumat (28/10/2022) sinyal dari grafik harga terlihat bercampur aduk.

“Pergerakan harga mungkin tidak jelas, kami belum tahu apakah ini pertanda bullish atau tidak. Kami tidak percaya narasi investasi telah berubah,” kata analis Coinbase dikutip dari CoinDesk, Senin (31/10/2022).

Investor Tunggu Data The Fed

Trader kripto, bersama dengan investor di sektor keuangan tradisional, saat ini menantikan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve berikutnya, yang akan berakhir pada Rabu waktu setempat. 

Banyak analis dan ekonom yakin, The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (0,75 poin persentase) minggu ini, tetapi ada spekulasi yang berkembang pejabat mungkin turun ke kecepatan yang lebih lambat. 

Minggu ini juga akan ada laporan pekerjaan AS untuk Oktober, yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Jumat mendatang. Para ekonom memperkirakan ada penambahan 195.000 pekerjaan selama satu bulan, perlambatan dari kenaikan 263.000 September tetapi masih merupakan kecepatan yang kuat. 

Pertumbuhan yang kuat mungkin menjaga tekanan pada The Fed untuk mempertahankan tingkat ratcheting lebih tinggi.


Pembayaran Bitcoin Global Bakal Sentuh Rp 57,7 Triliun pada 2031

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Allied Market Research menerbitkan sebuah laporan mengenai proyeksi pembayaran Bitcoin global. Dalam laporan tersebut, Allied Market Research mengungkapkan pasar pembayaran Bitcoin global akan mencapai USD 3,7 miliar (Rp 57,7 trillin) pada 2031.

Jumlah ini dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,3 persen dari 2022 hingga 2031.  Menurut dokumen tersebut, permintaan operasional untuk efisiensi dan transparansi dalam sistem pembayaran, bersama dengan pertumbuhan layanan keamanan data dan lonjakan permintaan pengiriman uang di negara berkembang.

Ini adalah salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan di sektor pembayaran bitcoin di tahun-tahun mendatang. 

“Selanjutnya, peningkatan permintaan bitcoin di antara bank, dan lembaga keuangan, serta potensi yang belum dimanfaatkan di negara berkembang diharapkan memberikan peluang yang menguntungkan bagi ekspansi pasar pembayaran bitcoin selama periode perkiraan,” isi laporan tersebut dikutip dari Cointelegraph, Senin (31/10/2022).

Sektor yang Mendorong Pembayaran Bitcoin

Transaksi e-commerce kemungkinan akan mempertahankan relevansinya di sektor ini, tumbuh hampir 20,2 persen pada 2031, menurut laporan tersebut. 

Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan melanjutkan dominasi pasarnya pada 2031, meskipun pertumbuhan tercepat diperkirakan akan datang dari Amerika Utara, dengan CAGR sebesar 18,6 persen selama periode tersebut.


Hambatan dan Tantangan

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Mengacu pada hambatan dan tantangan, laporan tersebut mengakui bahwa biaya penyebaran yang tinggi dan kesadaran global yang rendah tentang penggunaan Bitcoin dapat menghambat kemajuan sektor ini.

Teknologi buku besar terdistribusi telah menyebar dari cryptocurrency ke sejumlah besar aplikasi di industri keuangan dan pemerintahan. 

“Namun, banyak orang dan industri keuangan dan pemerintah di negara berkembang seperti India, Afrika, serta Australia kurang menyadari transaksi yang dilakukan menggunakan pembayaran bitcoin, yang menghambat pertumbuhan pasar pembayaran bitcoin di seluruh dunia,” jelas isi laporan.

Di sisi lain, pasar beruang cryptocurrency telah memengaruhi cara orang membayar dengan kripto, tetapi Bitcoin tetap menjadi alat pembayaran utama meskipun ada volatilitas yang sangat besar, menghasilkan lebih dari 50 persen dari semua penjualan di platform penyedia layanan pembayaran BitPay. 

Data mengungkapkan volume penjualan pembayaran BTC di BitPay memuncak hingga 87 persen pada 2021 sebelum menurun selama pasar bearish atau merosot 2022.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya