Wall Street Lesu Jelang Pertemuan The Fed

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 128,85 poin atau 0,39 persen ke posisi 32.732,95.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2022, 07:36 WIB
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir pada perdagangan Senin, 31 Oktober 2022. Akan tetapi, indeks Dow Jones menutup bulan terbaiknya sejak 1976 dan semua rata-rata indeks acuan hentikan penurunan beruntun dalam dua bulan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 128,85 poin atau 0,39 persen ke posisi 32.732,95. Indeks S&P 500 merosot 0,75 persen menjadi 3.871,98. Indeks Nasdaq tergelincir 1,03 persen ke posisi 10.988,15.

Pasar membuat pembalikan arah yang besar pada Oktober 2022. Sepanjang Oktober 2022, indeks Dow Jones melambung 13,95 persen. Indeks Dow Jones catat kinerja bulanan terbaik sejak 1976 karena investor bertaruh pada perusahaan yang lebih tradisional seperti bank untuk memimpin kenaikan berikutnya. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 8 persen dan 3,9 persen pada Oktober 2022.

“Saham mengambil nafas setelah pergerakan besar minggu lalu. Kemudian mengingat pertemuan the Fed yang selalu penting dan keputusan suku bunga pada Rabu pekan ini, jeda bahkan lebih masuk masuk,” ujar Chief Market Strategist Carson Group, Ryan Detrick seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa (1/11/2022).

Penguatan pada Oktober 2022 telah datang meski musim laba kuartal III 2022 yang beragam telah menunjukkan pertumbuhan yang melambat dan kekecewaan besar dari perusahaan teknologi antara lain Meta Platforms dan Amazon. Saham teknologi tersebut memimpin kerugian di sektor teknologi seiring investor keluar dari sektor pertumbuhan atau growth sector.


Menanti Pertemuan Bank Sentral AS

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Selain itu, pelaku pasar juga sedang mempersiapkan untuk hadapi pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dimulai Selasa, 1 November 2022. Bank sentral AS diperkirakan menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada Rabu, 2 November 2022.

Banyak orang di wall street mencari sinyal dari pernyataan Komite Pasar Terbuka atau the Federal Open Market Committee dan Ketua the Fed Jerome Powell untuk menghentikan kenaikan atau mengurangi ukurannya dalam waktu dekat.

“Pesan Rabu pekan ini akan sangat penting untuk ekspektasi pasar ke depan. Ketua the Fed Powell harus mempertajam jawabannya seolah-olah dia sedang berjalan di atas tali moneter,” ujar Quincy Krosby dari LPL Financial.

Pada pekan ini, sejumlah perusahaan akan rilis laporan keuangan antara lain Uber, Pfizer, Advanced Micro Devices. Selain itu, investor juga menantikan data pekerjaan Oktober 2022 yang akan dirilis Jumat pekan ini.

 


Ada Harapan The Fed Kurangi Besaran Kenaikan Suku Bunga

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sementara itu, BlackRock mengatakan, pasar reli di tengah harapan pengetatan kebijakan akan segera berakhir. Namun, hal itu dinilai terlalu dini.

“Kami melihat bank sentral berada di jalur untuk memperketat kebijakan. Kami pikir the Fed, seperti bank sentral negara maju lainnya, hanya akan berhenti ketika kerusakan parah dari kenaikan suku bunga lebih jelas,” ujar Head of BlackRock Investment Institute Jean Bolvin.

Sementara itu, manajer investasi mengatakan suku bunga telah mencapai level yang dapat memicu resesi. BlackRock mengatakan tetap underweight saham dan obligasi pemerintah.

“Menyusutnya neraca bank sentral memberikan tekanan jual pada obligasi pemerintah jangka panjang dan berisiko menyebabkan kekacauan pasar,” kata Bolvin.


Penutupan Wall Street 28 Oktober 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 28  Oktober 2022 setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang melambat dan konsumen yang stabil. Wall street menanjak meski saham Amazon anjlok.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 828,52 poin atau 2,6 persen lebih tinggi ke posisi 32.861,80. Indeks S&P 500 bertambah hampir 2,5 persen ke posisi 3.901,06. Indeks Nasdaq melesat 2,9 persen ke posisi 11.102,45.

Selama sepekan, indeks acuan membukukan kenaikan. Wall street mencatat kenaikan dalam empat minggu berturut-turut untuk indeks Dow Jones. Indeks Dow Jones bertambah 5,7 persen dalam sepekan, dan catat kinerja terbaik sejak Mei 2022. Kenaikan indeks Dow Jones ini juga berada di jalur untuk bulan terbaiknya sejak Januari 1976.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3,9 persen dan 2,2 persen pada pekan ini. Pasar saham telah bergejolak pekan ini seiring investor melepas saham teknologi menyusul hasil dan prospek yang lemah dari Microsoft, Alphabet dan Meta. Investor beralih ke saham yang sensitif secara ekonomi akan diuntungkan jika ekonomi AS dapat melewati resesi.

Pada saat yang sama, investor telah menemukan harapan dalam data yang keluar selama sepekan yang menunjukkan inflasi mungkin mereda, meningkatkan optimisme the Federal Reserve (the Fed) dapat mematahkan tren kenaikan suku bunga 75 basis poin setelah pertemuan November 2022.

“Data inflasi sebenarnya tidak terlalu buruk. Laba tidak besar, tetapi tidak buruk. Ketika anda memiliki jalan tengah itu, itu membatu pasar saham,” ujar Chief Investment Officer Verance, Megan Horneman, dikutip dari CNBC, Sabtu (29/10/2022).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya