Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita dari Queensland, Australia yang menggunakan kursi roda terlihat merangkak di lorong pesawat terbang Jetstar sekitar empat meter. Ini dilakukannya setelah staf diduga menolak permintaan menggunakan kursi roda lorong secara gratis, seperti dilansir dari 7news.com.au, Selasa (1/11/2022).
Laporan menyebut ia diduga diminta membayar kursi roda lorong untuk turun. Penumpang pesawat diketahui bernama Natalie Curtis itu sedang dalam penerbangan Jetstar dari Singapura ke Bangkok ketika insiden itu terjadi sekitar seminggu lalu, lapor Mothership.
Advertisement
[bacajuga:Baca Juga](5111178 5111527 5111049)
Curtis menggambarkan episode itu dalam sebuah unggahan Facebook, yang sekarang sudah tidak bisa diakses, pada 31 Oktober 2022 sebagai "pengalaman paling memalukan yang pernah saya alami saat bepergian." Dalam kronologi, wanita itu telah terbang "tanpa drama" dari Brisbane ke Singapura.
Dalam penerbangannya dari Singapura ke Bangkok, ia menggunakan kursi roda lorong untuk menuju tempat duduknya. Saat mendarat di Bangkok, ia diduga diberitahu bahwa harus membayar untuk menggunakan kursi roda lorong yang sama.
Menurut Curtis dalam sebuah wawancara dengan 7news.com.au, ia menolak membayar karena tidak pernah diminta untuk membayar sebelumnya. Jadi, ia memutuskan untuk merangkak sejauh empat meter.
Curtis juga mengakui bahwa ada sedikit kendala bahasa antara dirinya dan staf maskapai Jetstar. "Ketika kami tiba (staf) meminta kami benar-benar membayar dan saya tidak benar-benar memahaminya, dan saya mengatakan, 'Tidak. Saya tidak membayar untuk bisa turun dari pesawat ini,'" katanya.
Video yang Dihapus
Curtis bercerita, "Mereka semua hanya duduk-duduk sebentar dan pilihan yang tersisa adalah saya turun ke lantai dan merangkak." Curtis kemudian direkam oleh temannya, Natasha Elford, yang sedang bepergian bersama.
Elford memfilmkan temannya merangkak menyusuri lorong. Ia mengaku ingin membawa Curtis turun dari pesawat, tapi tidak bisa karena cedera lutut.
Video itu diunggah Curtis di grup Facebook, tapi ia kemudian menghapusnya dengan menjelaskan bahwa itu untuk memberikan bukti pada awalnya tentang apa yang ia katakan terjadi. Ia juga menjelaskan tindakannya itu bukan untuk mencari perhatian.
7news.com.au melaporkan, staf Jetstar diberitahu bahwa kursi roda lorong tidak tersedia setidaknya selama 40 menit ketika pesawat tiba di Bangkok. Kursi roda Curtis memang dibawa ke pesawat, tapi terlalu besar untuk muat di lorong.
Dalam pernyataan Jetstar, yang dilaporkan CNA, seorang juru bicara membantah bahwa kursi roda lorong ditahan karena permintaan pembayaran. "Kami tanpa pamrih meminta maaf pada Nona Curtis atas pengalamannya baru-baru ini saat bepergian bersama kami," kata juru bicara itu.
Advertisement
Kata Jetstar
Ia juga berkata, "Kami berkomitmen memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua pelanggan kami, termasuk mereka yang membutuhkan bantuan khusus."
"Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada Nona Curtis menyusul miskomunikasi yang mengakibatkan penundaan ketersediaan kursi roda lorong di gerbang saat kedatangan dan kami sedang menyelidiki apa yang terjadi sebagai hal yang mendesak," imbuhnya.
Jetstar mengatakan telah menawarkan Curtis pengembalian uang dan kompensasi tambahan. Sementara, Curtis mengatakan tidak akan pernah terbang dengan Jetstar lagi. "Itu sangat memalukan jadi saya pasti tidak ingin orang lain mengalami apa yang saya alami," ia mengatakan.
Kisah berbeda tentang penumpang pesawat maskapai Australia lainnya terjadi. Dilaporkan bahwa seorang penumpang pria bertengkar dengan pramugari di pesawat Qantas karena membela istri dan anaknya yang diduga dikasari awak kabin. Akibat perilakunya tersebut, pria itu dikeluarkan dari pesawat.
Peristiwa tersebut sempat viral di media sosial setelah videonya tersebar lewat akun TikTok @drewalden75 dengan judul "Penumpang Qantas bertengkar dengan awak kabin." Momen itu diabadikan seorang penumpang lain dalam penerbangan Qantas dari Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, menuju Sydney, Australia.
Dalam Penyelidikan
Pria yang cekcok dengan pramugari menyebut awak kabin itu berperilaku "menjijikan" karena sudah membuat istri dan anaknya menangis. "Mereka membuatnya menangis dan da menangis karena mereka bersikap kasar padanya, dengan bayi yang baru lahir," kata pria itu pada pramugari, lapor The Sun.
"Anda marah pada istri saya karena mereka berdua (anak-anak mereka) tumbuh gigi ganda," lanjutnya. Di titik itu, seorang pramugari lain berusaha menenangkan pria tersebut, dengan beberapa kali memintanya berhenti saat pria itu menunjuknya.
Bukannya berhenti, amarah pria itu justru semakin menjadi. Pramugari itu segera menginstruksikan penumpang tersebut untuk meninggalkan pesawat, agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain selama penerbangan.
Ia juga memperingatkan pria itu bahwa petugas keamanan akan mengeluarkannya dan keluarganya dari pesawat, jika ia tetap tidak menuruti instruksinya. "Kecuali Anda membawa anak-anak saya keluar, memaksa mereka keluar, kami tidak akan pergi," katanya.
"Beri tahu keamanan untuk datang, Anda tidak bisa mengecewakan istri dan anak saya," jawab pria tersebut. Atas kejadian itu, juru bicara Qantas pun angkat bicara. "Keamanan pelanggan dan kru kami adalah prioritas nomor satu kami dan kami tidak menolerir segala jenis perilaku kasar," terang juru bicara itu.
"Kami meminta pelanggan untuk mengikuti arahan kru demi keselamatan dan kenyamanan semua orang di dalam pesawat," sambungnya. Dalam laporan terakhir, kasus ini dalam penyelidikan pihak berwajib karena ada berbagai versi cerita, baik dari pihak maskapai dan awak kabin, maupun penumpang pria dan keluarganya.
Advertisement