Studi: Kasus Penembakan di AS Meningkat, Moral Polisi Menurun

Amerika Serikat masih mengalami peningkatan penembakan selama pandemi, sementara moral polisi turun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Nov 2022, 12:26 WIB
Polisi berjaga setelah penembakan di tempat parkir Walmart, Duncan, Oklahoma, Amerika Serikat, Senin (18/11/2019 ). Pelaku menembak dua orang dalam mobil sebelumnya akhirnya menembak dirinya sendiri. (AP Photo/Sean Murphy)

Liputan6.com, Washinton D.C - Amerika Serikat masih mengalami peningkatan penembakan selama pandemi, sementara moral polisi turun, demikian laporan dari CBC News.

Pembunuhan di Amerika Serikat melonjak hampir 30 persen pada tahun 2020, kemudian naik dan turun dalam dua tahun sejak itu, kata laporan itu, mengutip statistik FBI.

Sementara itu, opini publik tentang penegakan hukum turun pada tahun 2020 -- yang saat itu dianggap sebagai tahun kemarahan global atas pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika.

Menurut laporan itu, di tahun 2020 minat orang untuk mendaftar menjadi anggota kepolisian turun.

Pihaknya bahkwan semakin putus asa untuk merekrut pelamar baru menjadi anggota kepolisian.

Seorang detektif pembunuhan veteran mengatakan dalam laporan bahwa moral petugas kepolisian hilang dan ada konsumsi alkohol yang tinggi, tingkat penyalahgunaan narkoba, tingkat bunuh diri dan tingkat perceraian di antara para anggota penegak hukum.

Petugas polisi yang diwawancarai dalam laporan itu mengatakan bahwa pandemi memiliki dua efek besar: satu pada kesehatan mental masyarakat, yang lain pada strategi kepolisian.

Perubahan taktik itu bertepatan dengan penjualan senjata yang melonjak dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berarti lebih banyak senjata bekas yang dijual, lebih banyak senjata yang dicuri, dan lebih banyak senjata yang digunakan secara ilegal, kata laporan itu.


Joe Biden Soal Penembakan di North Carolina: Cukup Sudah

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). "Perang di Afghanistan sekarang sudah berakhir," kata Joe Biden. (AP Photo/Evan Vucci)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam penembakan massal di Raleigh, North Carolina, pada Jumat kemarin.

"Cukup sudah kami berduka dan berdoa terlalu banyak untuk keluarga yang harus menanggung beban mengerikan dari penembakan massal ini," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Xinhua, Sabtu (15/10/2022).

"Terlalu banyak keluarga yang memiliki pasangan, orang tua, dan anak-anak yang dipaksa pergi dari mereka untuk selamanya," lanjut Biden.

"Terlalu banyak penembakan massal di seluruh Amerika, termasuk yang bahkan tidak menjadi berita nasional."

Polisi Raleigh telah mengidentifikasi lima korban penembakan yang terjadi di lingkungan perumahan pada Kamis malam tersebut.

Termasuk seorang petugas polisi yang sedang tidak bertugas. Dua orang lainnya terluka, termasuk seorang petugas lainnya.

Tersangka yang digambarkan sebagai pria kulit putih berusia 15 tahun, ditahan pada Kamis malam dan dikatakan dalam kondisi kritis.

Rincian lebih lanjut tentang identitas penembak belum dirilis karena usianya.

Walikota Raleigh Mary-Ann Baldwin mentweet Jumat sore bahwa "ada beberapa keluarga di komunitas kami yang bangun pagi ini tanpa orang yang mereka cintai."

"Kami berduka bersama mereka hari ini," tulis Baldwin. "Tidak ada keluarga yang harus merasakan sakit ini."

Gubernur Carolina Utara Roy Cooper telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang untuk "berduka atas para korban yang tewas dalam tindakan kekerasan yang mengerikan."

Kekerasan senjata telah menyebabkan hampir 35.000 kematian di seluruh Amerika Serikat sepanjang tahun ini, menurut data terbaru dari Arsip Kekerasan Senjata.


Polisi AS Buru Penembak di North Carolina

Seorang wanita di hadapan memorial korban penembakan di North Carolina. Dok: Ethan Hyman/The News & Observer via AP

Seorang penembak meneror kota Raleigh di North Carolina, Amerika Serikat. Ia menembak sejumlah orang dan masih diburu polisi.

Insiden itu terjadi pada Kamis (13/10) waktu setempat. Polisi lantas memburu pelaku dan menutup sejumlah jalan.

 Dilansir AP News, Jumat (14/10/2022), sejumlah mobil polisi dan ambulans terpantau turut ke TKP. Gubernur North Carolina Roy Cooper meminta warga tetap di rumah. 

"Petugas negara bagian dan lokal ada di lapangan dan bekerja untuk menyetop penembak dan menjaga masyarakat agar aman," ujar Gubernur Cooper via Twitter. Ia mengirim tweet itu menjelang pukul 19.00. 

Belum ada laporan korban jiwa atas insiden ini. AP News menyebut pejabat kota menyebut pelaku sudah ditangkap, namun kepolisian setempat berkata belum ada yang ditahan, investigasi berlanjut, dan ada jalanan yang masih ditutup.


Imbauan Polisi

Polisi melakukan penyelidikan setelah insiden penembakan di Sekolah Dasar North Park di San Bernardino, California, Senin (10/4). Pelaku diduga bunuh diri setelah melakukan aksi penembakan di dalam sebuah kelas di SD tersebut. (AP Photo/Ringo H.W. Chiu)

Sebelumnya, polisi meminta warga di area McConnell Oliver Drive, Tarheel Club Drive, dan Old Milburnie Road supaya tetap di rumah, serta menghindari berkendara di jalan-jalan tersebut.

"Masih ada investigasi aktif. Ruas-ruas di perumahan Hedingham masih tutup. Warga perlu mengikuti arahan-arahan penegak hukum di TKP. Ini masih investigasi aktif. Tidak ada tersangka yang ditahan saat ini. arga di area terdampak disarankan tetap di rumahnya hingga pemberitahuan selanjutnya," tulis akun resmi Raleigh Police di Twitter.

Aksi penembakan terjadi di area perumahan. Korban terluka dilaporkan setidaknya ada empat orang. Mereka telah dibawa ke rumah sakit. 

Infografis Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia Usai Ditembak. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya