Elon Musk Tunjuk Diri Sendiri Sebagai CEO Twitter

Dalam sebuah dokumen pengajuan ke SEC, terungkap bahwa Elon Musk akan menjadi CEO Twitter

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Nov 2022, 15:00 WIB
Elon Musk. (Joe Raedle/Getty Images/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk dikabarkan bakal turun langsung menjadi Chief Executive Officer alias CEO dari Twitter, usai mendepak Parag Agrawal setelah ia secara resmi memiliki perusahan itu.

Dilansir The Verge, mengutip Selasa (1/11/2022), hal ini seperti terungkap dalam sebuah dokumen yang ditandatangani, yang ia ajukan ke Securities and Exchange Commission (SEC).

Konfirmasi publik ini adalah bagian ke-13 (dan mungkin yang terakhir), dari perubahan dokumen yang dia ajukan untuk pertama kalinya pada 4 April 2022.

Dalam dokumen itu, Elon Musk adalah pihak "Reporting Person" atau orang yang melaporkan, di mana di sana tertera, "Reporting Person" adalah Chief Executive Officer dari perusahaan pasca-merger.

Ini menjawab keraguan publik, setelah sebelumnya CEO Tesla itu mengaku tidak tahu siapa CEO baru Twitter, setelah dirinya menjadi pemilik platform media sosial itu. Hal ini dicuitkannya saat menjawab pertanyaan soal itu di Twitter.

"Jabatan saya adalah Chief Twit di sana di bio. Tidak tahu siapa CEO-nya," kata Musk dalam Tweet-nya saat itu.

Namun selain Musk, pengajuan tambahan menunjukkan salah satu pendiri dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey, juga memiliki saham atas memiliki perusahaan induk yang baru.

Investor swasta lainnya juga termasuk dalam daftar, tapi tidak ada yang memiliki Twitter sebanyak Kingdom Holding Company Arab Saudi dan kantor pribadi Pangeran Alwaleed bin Talal.

 


Sejumlah Petinggi Twitter Dipecat

Twitter hadirkan berbagai fitur privasi, agar pengguna merasa aman dan nyaman. (Foto: Unsplash.com/Claudio Schawarz).

Musk di hari pertama sebagai pemilik Twitter, diketahui merombak secara besar-besaran jajaran petinggi Twitter. CEO terakhir Twitter sebagai perusahaan publik, Parag Agrawal, juga kabarnya telah dicabut dari posisinya.

Selain itu, Chief Financial Officer Ned Segal dan Vijaya Gadde, kepala kebijakan perusahaan yang dikritik oleh CEO Tesla itu secara terbuka, juga diberitakan telah meninggalkan kantor Twitter.

The New York Times juga melaporkan, penasihat umum Twitter Sean Edgett, telah meninggalkan kantor Twitter. Chief Customer Officer Sarah Personette, juga jadi salah satu eksekutif yang dicopot dari jabatannya.

Ia kabarnya juga akan membentuk dewan moderasi. Mengutip Engadget, Sabtu (29/10/2022), rencana tersebut diungkapkannya melalui cuitan di akun Twitternya. Ia menuliskan, dewan moderasi konten ini akan terdiri dari berbagai sudut pandang.

 


Bayar untuk Centang Biru

Elon Musk dalam Met Gala 2022. (Evan Agostini/Invision/AP)

"Twitter akan membentuk dewan moderasi konten dengan sudut pandang yang beragam. Tidak ada keputusan besar terkait konten atau pemulihan akun terjadi sebelum dewan itu bersidang," tulisnya lewat akun @elonmusk.

Kendati demikian, ia tidak mengungkap lebih detail mengenai pembentukan dewan moderasi konten ini. Begitu pula dengan nama-nama yang akan masuk dalam dewan ini.

Dilansir The Verge, dikutip Senin (31/10/2022), Musk dikabarkan meminta agar harga layanan berlangganan Twitter Blue, di mana pengguna bisa membuka fitur tambahan, dinaikkan agar pelanggan juga bisa melakukan verifikasi pengguna.

Menurut narasumber The Verge, Twitter sekarang berencana untuk membebankan biaya USD 19,99 untuk langganan Twitter Blue yang baru. Dengan paket tersebut, pengguna terverifikasi akan punya 90 hari untuk berlangganan atau centang birunya akan dicabut.

 


Perubahan Proses Verifikasi Twitter

Ilustrasi twitter. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Karyawan yang mengerjakan proyek itu diberitahu pada hari Minggu bahwa mereka harus memenuhi tenggat waktu 7 November 2022 untuk merilis fitur ini, atau mereka akan dipecat.

Dalam cuitan di akun Twitter resminya pada hari Minggu waktu setempat, bos Tesla itu juga mengatakan: "Seluruh proses verifikasi sedang diubah sekarang."

Namun, CEO SpaceX ini belum menjabarkan lebih lanjut seperti apa bentuk perubahan proses verifikasi tersebut nantinya.

Casey Newton dari Platformer pertama kali melaporkan bahwa Twitter sedang mempertimbangkan untuk membebankan biaya jika pengguna ingin akunnya terverifikasi. Juru bicara Twitter tidak menanggapi permintaan berkomentar.

(Dio/Ysl)

Infografis Mudanya Korban Tewas & Luka Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea Selatan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya