Liputan6.com, Jakarta - Menurut Good Theraphy, Selasa (1/11/2022), coping mechanism atau mekanisme koping adalah strategi yang sering digunakan orang ketika menghadapi stres dan trauma, untuk membantu mengelola emosi menyakitkan atau sulit.
Memiliki keahlian coping atau coping skills dapat menjadi kunci bagi kita dalam menghadapi situasi sulit hingga dapat menyebabkan stres. Berbagai peristiwa di dalam kehidupan kita tidak jarang menjadi pengaruh munculnya stres psikologis.
Advertisement
Kejadian-kejadian seperti perceraian, kematian, kecelakaan, juga kegagalan, mampu mengakibatkan seseorang merasa tertekan atau stres.
Tidak hanya itu, bahkan peristiwa positif seperti pernikahan, kelulusan, kelahiran anak, serta diterima bekerja tak ayal juga bisa menyebabkan sedikit perasaan cemas.
Dalam upaya mengatasi stres inilah, kita semua membutuhkan beberapa kombinasi dari perilaku, pikiran, dan emosi dalam menghadapi situasi-situasi tersebut.
Umumnya, orang-orang menggunakan mekanisme coping tidak hanya untuk memanajemen stres, tetapi juga perasaan-perasaan seperti kecemasan, kesepian, dan amarah.
Memanfaatkan keahlian coping dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara mental dan emosional. Ketika kita berhasil menemukan strategi coping yang sesuai, kita mampu menyesuaikan diri di dalam situasi yang traumatis dan penuh tekanan, tanpa merasa cemas berlebihan.
Hal ini tentunya hanya akan berhasil, jika kita menggunakan mekanisme coping yang positif, karena bersifat mendukung perkembangan kesehatan emosional.
Namun, penggunaan mekanisme coping yang bersifat negatif dalam memberikan hasil yang berbeda. Kita akan mengalami kesulitan untuk bagaimana cara mengatasi perasaan cemas, stres, serta amarah sehingga membuat mereka memilih strategi yang menghancurkan diri mereka sendiri juga orang lain.
Model dan Tipe dari Coping Mechanism
Menurut Very Well Mind, coping memiliki lima tipe, yaitu problem-focused, emotion-focused, religious coping, meaning-making, dan social support.
Akan tetapi, utamanya mekanisme coping hanya memiliki dua tipe utama, yaitu coping yang bersifat problem-focused atau disebut sebagai instrumental dan emotion-focused.
Tipe problem-focused dapat membantu ketika kita berkinginan untuk mengubah situasi. Coping ini berfokus terhadap menemukan metode yang cocok untuk mengatas masalah dan meredakan stres.
Untuk emotion-focused, tipe ini membantu kita saat ingin menangani perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh masalah yang terjadi. Coping ini bekerja dengan cara menjaga perasaan di tengah situasi yang tidak terkendali.
Selain itu, berkaitan dengan positif dan negatif, hal ini dibagi menjadi adaptive coping mechanism dan maladaptive coping mechanism.
Mekanisme coping adaptif, termasuk sebagai strategi yang sehat dan efektif dalam menangani situasi yang stres, sedangkan maladaptif bersifat tifak efektif dan penuh konsekuensi.
Beberapa contoh mekanisme coping adaptif adalah mencari dukungan atau support, melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, melakukan aktivitas fisik, sampai melontarkan humor bisa membantu mengatasi situasi yang menyebabkan stres.
Sementara itu, mekanisme coping maladaptif dapat berbentuk seperti melakukan isolasi diri, perilaku self-soothing negatif seperti terlalu banyak makan makanan cepat saji atau minum alkohol, juga melakukan self-harm atau melukai diri sendiri.
Advertisement
Beda Coping Mechanism dan Defense Mechanism
Banyak orang kesulitan untuk membedakan coping mechanism dan defense mechanism. Meskipun sama-sama bekerja untuk meredakan perasaan tidak nyaman, kedua hal ini adalah hal yang berbeda.
Mekanisme coping merupakan strategi yang digunakan orang dalam menghadapi situasi yang memunculkan stres. Mekanisme yang satu ini biasa digunakan untuk mengatasi situasi eksternal yang menyebabkan masalah bagi seorang individu.
Sementara itu, defense mechanism umumnya merupakan hal yang dilakukan seseorang secara tidak sadar. Berbeda dengan coping yang dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan.
Mencari Strategi Coping yang Sesuai untuk Diri Sendiri
Sebuah strategi coping yang bekerja terhadap orang lain tidak mengartikan strategi tersebut juga bisa cocok digunakan orang lain.
Misalnya, ketika orang lain memilih untuk pergi meninggalkan ruangan untuk meredakan amarah. Namun, kita mungkin menemukan bahwa tidur merupakan cara yang lebih efektif dalam meredam amarah.
Selain itu, kita juga dapat memiliki lebih dari satu mekanisme coping, berdasarkan tipe utamanya, yaitu coping untuk menyelesaikan masalah dan untuk menghadapi perasaan yang sedang dirasakan.
Selalu ada cara untuk mengembangkan strategi-strategi tersebut jika merasa sudah tidak lagi cocok dengan hal tersebut.
Namun, ketika mulai menghadapi perasaan cemas dan stres serta tidak tahu cara mengatasinya, dari sinilah kita butuh untuk berkonsultasi dengan terapis yang lebih ahli. Biasanya, mereka akan membantu kita menemukan dan mengembangkan coping skill yang kita miliki.
Advertisement