Liputan6.com, Bandung - Desas-desus menguar dari internal Laskar Dalem Bandung alias Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bandung atau Persikab. Kabarnya, sudah sekitar tiga bulan para pemain dan jajaran pelatih tak menerima gaji.
Para punggawa tim kebanggaan warga Kabupaten Bandung itu disebut-sebut terpaksa berutang sana-sini demi menutup kebutuhan keluarga masing-masing. Masalah keuangan tak pelak berpengaruh pada performa tim, jadi masalah bagi dunia sepakbola di Kabupaten Bandung.
Advertisement
Kabar itu disampaikan sejumlah sumber internal. Khawatir mendapat tekanan dari manajemen, pemilik klub, maupun pihak lainnya, narasumber yang diwawancarai meminta agar namanya tak disebut. "Dari Agustus, September, dan masuk Oktober belum ada pembayaran gaji," kata seorang sumber beberapa waktu lalu.
Menurut dia, pihak manajemen sempat beberapa kali menjanjikan tanggal pencairan, tapi selalu molor dan hingga kini tak ada kejelasan. Mereka yang tak menerima gaji tak tahu secara pasti penyebab keterlambatan pembayaran. Dugaannya, masalah keuangan CEO.
Kabarnya, audiensi sudah beberapa kali digelar bersama pihak manajemen dan CEO, tapi hingga pengujung Oktober, gaji masih tak jelas kabarnya. "Sudah berharap, sudah nunggu," katanya.
Persoalan tim yang bermarkas di Stadion Si Jalak Harupak ini diakui berefek besar bagi performa tim di lapangan. Sejak mula, performa jadi tak maksimal, baik latihan maupun saat pertandingan.
Mereka yang belum menerima gaji bukanlah para amatiran tapi profesional, hidupnya sudah hanya untuk sepakbola, dan hak mereka wajib dipenuhi.
"Orang-orang mungkin taunya Persikab mainnya harus bagus, harus menang, tapi kalau tidak dibayar gimana?" katanya.
Masalah CEO
Dihubungi terpisah, manajer tim Persikab, Nandang Sunanda mengakui soal keterlambatan pembayaran gaji pemain dan jajaran pelatih. "Betul ada keterlambatan gaji," katanya.
Nandang menyampaikan, tunggakan ini akibat masalah keuangan pihak CEO. Namun, dia tidak menjelaskan lebih jauh masalah yang dimaksud. "Gaji Agustus belum full, September semua belum diterima, yang Oktober juga," katanya.
Nandang mengaku, mendengar keluhan langsung para pemain, memahami bahwa masalah gaji adalah serius. Pihak manajemen juga diklaim turut memperjuangkan agar para pemain yang kini berlaga di Liga 2 Indonesia itu bisa mendapatkan haknya.
"Saya mendengar keluhan pemain. Mereka juga punya anak istri. Selama ini saya juga membela pemain lah, anak-anak itu paling minta kasbon karena lama nunggu gaji lama," katanya. "Saya tagih terus ke CEO juga, ya, dia minta waktu. Gak akan bisa maju berprestasi, berkembang kalau masalah gaji belum dibayar," imbuhnya.
Advertisement