Liputan6.com, Probolingg - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo menyalurkan bantuan sosial (bansos) logistik bagi 43 orang siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan yang menjadi korban j embatan putus di Desa Kregenan Kecamatan Pajarakan.
Penyaluran bansos logistik ini dipimpin oleh Sekretaris Dinsos Kabupaten Probolinggo Mahbub Maliki didampingi Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kabupaten Probolinggo Siti Mariam. Turut mendampingi para siswa penerima bansos tersebut adalah Kepala SMPN 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi.
Advertisement
Bansos logistik yang diberikan kepada siswa dan siswi yang menjadi korban jembatan putus tersebut berupa paket sembako dan selimut. Wajah ceria siswa dan siswi terlihat tatkala bantuan tersebut diterimanya.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kabupaten Probolinggo Siti Mariam mengatakan bansos logistik ini diberikan sebagai salah satu bentuk kepedulian dan rasa empati kepada siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan yang telah menjadi korban jembatan putus di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan.
“Semoga bantuan sosial logistik yang kami berikan ini bisa bermanfaat dan membawa berkah. Ambil semua hikmah baik dari kejadian tersebut dan berhati-hati ke depannya agar tidak terulang lagi kejadian tersebut,” katanya.
Luka Luka
Diketahui, puluhan siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan menjadi korban jembatan gantung putus di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan pada Jumat 9 September 2022 lalu.
Dimana jembatan tersebut ambruk ketika dilintasi siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan dalam rangka jalan sehat memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas).
Selanjutnya korban ambruknya jembatan tersebut dibawa ke Puskesmas Pajarakan dan 16 siswa dan guru harus dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Dari hasil pemeriksaan petugas, seluruh siswa dan siswi menjalani perawatan di rumah sakit dan dua orang diantaranya harus menjalani operasi.
Sementara guru SMPN 1 Pajarakan Nur Jazilah mengungkapkan jika sebagian besar siswa yang menjadi korban ambruknya jembatan gantung sudah masuk seperti biasa. Termasuk guru bernama Dia Irma Susanti yang juga sudah mengajar seperti biasa.
“Hanya siswa yang pernah menjalani operasi yang belum masuk. Pihak sekolah memberikan dispensasi untuk tidak masuk sekolah terlebih dulu. Keduanya kita beri waktu untuk istirahat hingga sembuh total,” ungkapnya.
Advertisement