10 Fobia Paling Umum di Dunia, Kamu Punya Salah Satunya?

Fobia merupakan rasa ketakutan yang berlebih pada sesuatu hal, benda dan fenomena.

oleh Ine Vania Putri diperbarui 02 Nov 2022, 08:03 WIB
Fobia/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Fobia merupakan rasa ketakutan yang berlebih pada sesuatu hal, benda dan fenomena. Dari situ kehidupan sebagian individu hampir dilemahkan oleh ketakutan mereka.

Fobia menyebabkan ketakutan yang nyata dan dapat mengakibatkan gejala seperti pusing, mual, dan sesak napas. Dalam beberapa kasus, kondisi itu bisa meningkat menjadi serangan panik besar-besaran.

Melansir dari Verywell Mind Selasa (1/11/2022), menurut American Psychiatric Association, fobia adalah penyakit kejiwaan yang paling umum di antara wanita dan yang paling umum kedua di antara pria.

Fobia ini biasanya muncul selama masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut hingga dewasa. Mereka juga berdampak pada wanita dua kali lebih banyak daripada pria.

Ada sejumlah penjelasan mengapa fobia berkembang, termasuk teori evolusi dan perilaku. Apa pun penyebabnya, fobia adalah kondisi yang dapat diobati yang dapat diminimalkan dan bahkan dihilangkan dengan teknik dan pengobatan terapi kognitif dan perilaku.

Fobia di bawah ini termasuk yang paling umum yang dimiliki orang-orang:

  • Arachnophobia: ketakutan yang intens terhadap laba-laba dan arakhnida lainnya
  • Ophidiophobia: ketakutan yang intens terhadap ular
  • Acrophobia: ketakutan yang intens akan ketinggian
  • Aerophobia: ketakutan yang intens untuk terbang
  • Cynophobia: ketakutan yang intens terhadap anjing
  • Astraphobia: ketakutan yang intens terhadap guntur dan kilat
  • Trypanophobia: ketakutan yang intens akan suntikan
  • Fobia sosial: ketakutan yang intens terhadap interaksi sosial
  • Agoraphobia: ketakutan yang intens terhadap tempat-tempat yang sulit untuk melarikan diri, kadang-kadang melibatkan rasa takut akan ruang yang ramai atau terbuka
  • Mysophobia: ketakutan yang intens terhadap kuman, kotoran, dan kontaminan lainnya

Fobia sosial (gangguan kecemasan sosial) dan agoraphobia berada dalam kategori gangguan kecemasan. Sedangkan delapan fobia lainnya dianggap "fobia spesifik," terkait dengan objek atau situasi tertentu.

Secara keseluruhan, fobia umum ini melibatkan ketakutan yang intens atau ekstrem terhadap lingkungan, hewan, suntikan dan darah, atau situasi tertentu. 

Untungnya, perawatan yang aman dan efektif tersedia yang mungkin termasuk psikoterapi, pengobatan, atau kombinasi keduanya. Perawatan yang tepat tergantung pada berbagai faktor termasuk gejala dan tingkat keparahan fobia, jadi yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter atau terapis untuk mengembangkan rencana perawatan yang sesuai untuk fobia yang Anda alami.

Berikut penjelasan yang lebih mendalam pada masing-masing fobia.


1. Arachnophobia

7 Arti Mimpi Laba-Laba, Punya Makna Negatif Tentang Kehidupan (Sumber: Unsplash)

Arachnophobia adalah ketakutan akan laba-laba dan arakhnida lainnya. Melihat laba-laba dapat memicu respons rasa takut, bahkan dalam beberapa kasus, hanya sekadar melihat gambar arakhnida atau pikiran tentang laba-laba dapat menimbulkan perasaan takut dan panik yang luar biasa.

Meskipun ada sekitar 35.000 spesies laba-laba yang berbeda, hanya sekitar selusin yang menimbulkan ancaman nyata bagi manusia.

Salah satu penjelasan paling umum untuk ini dan fobia hewan serupa adalah bahwa makhluk seperti itu pernah menjadi ancaman besar bagi nenek moyang kita yang tidak memiliki pengetahuan medis dan alat teknologi untuk mengatasi cedera dari hewan dan serangga. Akibatnya, evolusi berkontribusi pada kecenderungan untuk takut pada makhluk-makhluk ini.

2. Ophidiophobia

Ophidiophobia adalah ketakutan akan ular. Fobia ini cukup umum dan sering dikaitkan dengan penyebab evolusi, pengalaman pribadi, atau pengaruh budaya.

Teori lain menunjukkan bahwa rasa takut terhadap ular dan hewan serupa mungkin muncul dari rasa takut yang melekat pada penyakit dan kontaminasi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa hewan-hewan ini cenderung memicu respons jijik, yang mungkin menjelaskan mengapa fobia ular begitu umum.


3. Acrophobia

Pemandangan yang terlihat dari gedung pencakar langit Lotte World Tower 123 lantai menunjukkan bangunan perumahan dan komersial di Seoul pada 22 September 2021. Ketinggian World Lotte Tower mengalahkan gedung Taipei 101 di Taiwan dan One World Trade Center di New York. (Anthony WALLACE / AFP)

Acrophobia adalah ketakutan akan ketinggian. Ketakutan ini dapat menyebabkan serangan kecemasan dan menghindari tempat-tempat tinggi. Orang yang mengidap fobia ini mungkin berusaha keras untuk menghindari tempat-tempat tinggi seperti jembatan, menara, atau gedung-gedung tinggi.

Sementara dalam beberapa kasus ketakutan akan ketinggian ini mungkin merupakan hasil dari pengalaman traumatis, pemikiran saat ini menunjukkan bahwa ketakutan ini mungkin telah berkembang sebagai adaptasi terhadap lingkungan di mana jatuh dari ketinggian menimbulkan bahaya yang signifikan.

Meskipun umum bagi orang untuk memiliki beberapa tingkat ketakutan ketika menghadapi ketinggian, fobia ini melibatkan rasa takut yang parah yang dapat mengakibatkan serangan panik dan perilaku menghindar.

4. Aerophobia

Aerophobia adalah rasa takut terbang, meskipun fakta bahwa kecelakaan pesawat sebenarnya sangat jarang. Sekitar 1 dari setiap 3 orang memiliki beberapa tingkat ketakutan untuk terbang. Beberapa gejala umum yang terkait dengan fobia ini termasuk gemetar, detak jantung yang cepat, dan perasaan bingung.

Rasa takut terbang terkadang menyebabkan orang menghindari terbang sama sekali. Hal ini sering diobati dengan menggunakan terapi pemaparan, di mana klien secara bertahap dan progresif diperkenalkan untuk terbang, kemudian mungkin mulai dengan hanya membayangkan diri mereka di pesawat sebelum perlahan-lahan bekerja sampai benar-benar duduk di pesawat dan akhirnya duduk melalui penerbangan.

5. Fobia Sosial (Gangguan Kecemasan Sosial)

Fobia sosial melibatkan ketakutan akan situasi sosial dan bisa sangat melemahkan. Dalam banyak kasus, fobia ini bisa menjadi sangat parah sehingga orang menghindari peristiwa, tempat, dan orang yang cenderung memicu serangan kecemasan.

Orang dengan fobia ini takut diawasi atau dipermalukan di depan orang lain. Bahkan tugas sehari-hari yang biasa seperti makan dapat menimbulkan kecemasan. Fobia sosial sering berkembang selama masa pubertas dan dapat bertahan sepanjang hidup kecuali jika diobati.


6. Cynophobia

Ilustrasi Anjing/https://unsplash.com/Pedro Sanz

Cynophobia adalah ketakutan akan anjing, sering dikaitkan dengan pengalaman pribadi tertentu seperti digigit anjing selama masa kanak-kanak. Peristiwa semacam itu bisa sangat traumatis dan dapat menyebabkan respons ketakutan yang bertahan hingga dewasa. Fobia khusus ini bisa sangat umum.

Fobia ini bukan hanya ketakutan normal terhadap gigi taring pada anjing. Fobia ini adalah ketakutan irasional dan berlebihan yang dapat berdampak serius pada kehidupan dan fungsi seseorang.

Misalnya, seseorang dengan cynophobia mungkin merasa tidak dapat berjalan di jalan tertentu karena mereka tahu bahwa ada seekor anjing yang tinggal di lingkungan itu. Penghindaran ini dapat berdampak pada kemampuan individu untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan menyulitkan untuk pergi bekerja, sekolah, atau acara lain di luar rumah.

7. Astraphobia

Astraphobia adalah ketakutan akan guntur dan kilat. Orang dengan fobia ini mengalami perasaan takut yang luar biasa ketika mereka menghadapi fenomena yang berhubungan dengan cuaca seperti itu. Gejala astrafobia seringkali mirip dengan fobia lainnya dan termasuk gemetar, detak jantung yang cepat, dan peningkatan pernapasan.

Selama badai petir atau petir, orang dengan gangguan ini mungkin berusaha keras untuk berlindung atau bersembunyi dari peristiwa cuaca seperti bersembunyi di tempat tidur di bawah selimut atau bahkan merunduk di dalam lemari atau kamar mandi. 

Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu setiap hari untuk melacak cuaca lokal dan nasional untuk mengetahui kapan semua jenis badai mungkin terjadi. Dalam beberapa kasus, fobia ini bahkan dapat menyebabkan di mana orang sangat takut menghadapi kilat atau guntur sehingga mereka tidak dapat meninggalkan rumah mereka. 

8. Mysophobia

Mysophobia, atau ketakutan berlebihan terhadap kuman dan kotoran, dapat menyebabkan orang melakukan pembersihan yang berlebihan, mencuci tangan secara kompulsif, dan bahkan menghindari hal-hal atau situasi yang dianggap kotor. Dalam beberapa kasus, fobia ini mungkin terkait dengan gangguan obsesif-kompulsif

Fobia umum ini juga dapat menyebabkan orang menghindari kontak fisik dengan orang lain karena takut terkontaminasi, terlalu sering menggunakan disinfektan, dan terlalu asyik dengan laporan media tentang wabah penyakit.

Orang dengan fobia ini juga dapat menghindari area di mana kuman lebih mungkin ada seperti kantor dokter, pesawat terbang, sekolah, dan apotek. 


9. Trypanofobia

Suntikan/pixabay

Trypanophobia adalah ketakutan akan suntikan, suatu kondisi yang terkadang dapat menyebabkan orang menghindari perawatan medis dan dokter. Seperti banyak fobia, ketakutan ini sering tidak diobati karena orang menghindari objek dan situasi yang memicu. Perkiraan menunjukkan bahwa sebanyak 20% hingga 30% orang dewasa dipengaruhi oleh jenis fobia ini.

Ketika orang dengan fobia ini harus disuntik, mereka mungkin mengalami perasaan takut yang ekstrem dan detak jantung yang meningkat menjelang prosedur. Beberapa orang bahkan pingsan saat disuntik.

Karena gejala-gejala ini bisa sangat menyusahkan, orang dengan fobia ini terkadang menghindari dokter, dokter gigi, dan profesional medis lainnya bahkan ketika mereka memiliki beberapa jenis penyakit fisik atau gigi yang memerlukan perhatian. 

10. Agoraphobia

Agoraphobia melibatkan rasa takut sendirian dalam situasi atau tempat yang membuat pengidapnya merasa sulit untuk pergi atau merasa tidak dapat meminta pertolongan dari siapapun. Jenis fobia ini mungkin termasuk ketakutan akan area ramai, ruang terbuka, atau situasi yang mungkin memicu serangan panik.

Orang-orang akan mulai menghindari peristiwa pemicu ini, kadang-kadang sampai mereka berhenti meninggalkan rumah mereka sepenuhnya.

Sekitar sepertiga orang dengan gangguan panik mengembangkan agorafobia. Agorafobia biasanya berkembang antara akhir masa remaja dan pertengahan 30-an. Dua pertiga orang dengan agorafobia adalah wanita.

Gangguan sering dimulai sebagai serangan panik spontan dan tak terduga, yang kemudian mengarah pada kecemasan atas kemungkinan serangan lain terjadi. 

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya