Liputan6.com, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat tragedi halloween di Itaewon pada Sabtu malam telah bertambah satu menjadi 156.
Menurut Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat, seorang wanita berusia 20-an yang mendapat luka serius dalam tragedi Itaewon meninggal dunia pada Selasa pukul 8.49 pagi setelah kondisinya memburuk menurut situs KBS World.
Advertisement
Sebelumnya, seorang wanita lain berusia 20-an yang meninggal dalam perawatan perawatan pada hari Senin. Wanita tersebut menjadi korban ke-155 dari insiden maut Itaewon.
Pada Selasa pukul 11 pagi, jumlah orang yang terluka terhitung mencapai 151, dengan 29 dalam kondisi kritis, menjadikan jumlah total korban sebanyak 307.
Di antara korban yang tidak selamat, 101 korban adalah perempuan dan 55 sisanya adalah laki-laki. Mayoritas korban berusia 20-an dengan jumlah 104 orang, diikuti 31 orang berusia 30-an dan 12 remaja.
Jumlah orang asing yang tewas dalam kecelakaan itu tetap 26 korban dari 14 negara, termasuk Iran, China, Rusia, AS, Jepang, Australia, dan Prancis.
Tragedi ini menyisakan trauma di seluruh negeri. Di tengah suasana berkabung, masyarakat menuntut jawaban, menempatkan pihak berwenang segera menetapkan apa yang salah dan siapa yang bertanggung jawab atas insiden maut ini.
Cerita Salah Satu Orangtua Korban
Salah satu korban Insiden Halloween Itaewon yaitu James Sim yang berusia 28 tahun. Orangtua James membagikan kisah pilu untuk mengenang anaknya yang kini terbaring diam di rumah duka Seoul, melansir dari situs BBC.
James, pacarnya, dan Yoon pergi ke Itaewon pada Sabtu malam bersama dua teman lainnya untuk merayakan Halloween. James menjadi salah satu dari 156 orang yang tewas dalam tragedi itu ketika gang sempit yang dipagari besi menjadi sangat penuh sesak.
Orangtua James mulai merasa ada yang ganjil ketika mereka tidak menemukan putranya di tempat tidur saat bangun.
Rupanya, James merupakan salah satu korban dari tragedi Itaewon. Di malam itu, mereka terjebak dalam insiden maut, dua temannya berhasil menemukan jalan melewati kerumunan dan naik ke pagar di tepi gang. Sayangnya, James, pacarnya, dan Yoon terjebak dan tidak bisa keluar.
James suka berolahraga, dan menghabiskan sebagian besar waktu luangnya di gym, mengangkat beban untuk membentuk otot tubuhnya, kata ibunya. Dia tidak mengerti bagaimana hal itu tidak mampu menyelamatkan dirinya di malam itu.
"James adalah kakak laki-laki terbaik," kenangnya. "Bagaimana putra bungsu saya dapat bertahan tanpanya?"
Advertisement
Kenangan Tentang James dan Yoon
Di dalam ruangan, duduk beberapa teman sekolah James. Park Ju-sung yang paling lama mengenalnya, yaitu sejak keduanya berusia delapan tahun.
"Saya adalah anak yang pemalu," kata Ju-sung.
"James adalah satu-satunya teman saya. Dia mengajak saya untuk melakukan apapun dan mendorong saya untuk belajar taekwondo bersamanya. Dia membantu saya menjadi lebih percaya diri."
Orangtua James belum siap untuk menyalahkan siapa-siapa atas bencana yang menimpa putranya. "Putra kami didorong, dan dia meninggal. Itu kecelakaan. Kami belum memikirkan siapa yang bertanggung jawab. Kami tidak bisa berpikir. Yang bisa kami lakukan hanyalah menangis."