Liputan6.com, Jakarta - Setiap 2 November, seluruh umat Katolik di dunia memperingati Hari Semua Jiwa atau Hari Arwah sedunia. Tujuannya untuk mengenang dan mendoakan kerabat, keluarga, dan orang beriman yang sudah dibaptis dan sudah berada dalam api penyucian.
Dilansir laman resmi Katolisitas.org, Rabu (2/11/2022), api penyucian atau purgatorium adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan.
Advertisement
Namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian (proses arwah disucikan). Artinya, di situ mereka dibersihkan dari dosa mereka yang tidak bisa diampuni.
Berdasarkan buku Catechism of the Catholic Church, api penyucian dibutuhkan agar seseorang bisa ”memperoleh kekudusan dan diizinkan masuk ke dalam kebahagiaan surgawi.”
Dilansir dari National Day Calendar, istilah api penyucian muncul selama abad pertengahan pada tahun 1170. Ajaran ini berasal dari sebuah ayat dalam kitab 2 Makabe, yang termasuk dalam Alkitab Katolik.
Dilansir dari Britannica, dalam Katolik Roma, hari arwah untuk memperingati semua umat beriman yang pergi, orang-orang Kristen yang dibaptis yang diyakini berada di api penyucian karena mereka mati dengan rasa bersalah atas dosa-dosa yang lebih rendah pada jiwa mereka.
Cara Memperingati Hari Arwah
Untuk memperingati Hari Arwah, ada berbagai cara yang bisa dilakukan:
1. Berkunjung ke makam kerabat atau keluarga yang sudah meninggal
2. Nyalakan lilin dan letakkan di makam
3. Berdoalah bersama-sama untuk minta pengampunan bagi mereka yang sudah meninggal
4. Jika tidak bisa ke makam, Anda bisa meminta ujud misa di Gereja
5. Abadikan momen ke makam lalu unggah di media sosial dengan hastag #AllSoulsDay
Advertisement
Doa Umat Katolik
Berikut doa untuk anggota keluarga yang sudah meninggal dari Puji Syukur nomor 169:
Allah, pangkal kehidupan semua insan,
Engkau telah memanggil ... (sebutkan namanya)... dari tengah-tengah kami untuk kembali ke hadirat-Mu.
Dia sekarang berada di pangkuan-Mu.
Tetapi kami tetap merasa bersatu dengan dia.
Sebab kami semua adalah putra-Mu, kami sama-sama anggota Tubuh Kristus yang satu,
warga persekutuan kaum beriman dahulu, kini, dan yang akan datang.
Kami yakin bahwa hidupnya hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan;
dan bahwa suatu kediaman abadikini tersedia baginya di surga:
Didasari oleh keyakinan ini, semoga dalam menghadapi maut yang tak terelakkan kami tidak lagi merasa takut,
karena sungguh-sungguh didukung oleh harapan akan hidup abadi yang Kau janjikan kepada kami.
Bapa, ampunilah segala dosanya, dan terimalah dia dalam pangkuan kasih-Mu.
la telah mati seperti Kristus; maka perkenankanlah ia pun bangkit seperti Kristus.
Kami berdoa pula bagi semua orang yang telah Kau panggil mendahului kami.
Karena belas kasih dan kerahiman-Mu, semoga mereka memperoleh kebahagiaan bersama para kudus-Mu.
Ya Bapa, semua harapan ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
(Amin.)
Lagu yang Biasa Dinyanyikan
Biasanya, umat Katolik menyanyikan lagu Nderek Dewi Maria sebelum atau sesudah mulai doa untuk mengantarkan doa-doa dan arwah.
Lirik Nderek Dewi Maria
Ndherek Dewi Maria, temtu geng kang manah
Boten yen kuwatosa, ibu njangkung tansah
Kanjeng ratu ing swarga, amba sumarah samya
Sang Dewi, Sang Dewi mangestonana
Sang Dewi, Sang Dewi mangestonana
Nadyan manah getera, dipun godha setan
Nanging batos engetnya, wonten pitulungan
Wit sang Puteri Maria, mangsa tega anilar
Sang Dewi, Sang Dewi mangestonana
Sang Dewi, Sang Dewi mangestonana
Menggah saking apesnya, ngantos kelu setan
Boten yen ta ngantosa, klantur babar pisan
Ugeripun nyenyuwun, ibu tansah tetulung
Sang Dewi, Sang Dewi mangestonana
Sang Dewi, Sang Dewi mangestonana
Advertisement