Orang Tua Wajib Tahu, Ini Ketakutan yang Dirasakan Anak Sesuai dengan Usianya

Anak-anak umumnya memiliki ketakutan tersendiri terhadap sesuatu, mulai dari takut terhadap hantu, kegelapan hingga takut ditinggal sendiri.

oleh Azizah Savira diperbarui 02 Nov 2022, 14:48 WIB
[Instagram/gendhismadaharsa]

Liputan6.com, Jakarta - Saat anak menangis bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, hal itu tentu penting untuk diketahui orangtua. Salah satu penyebab anak menangis adalah karena anak merasa tidak nyaman atau merasa takut akan suatu hal.

Terkadang ada juga orang tua yang emosi jika hal yang ditakuti anak itu adalah hal yang sepele namun merasa takut dan menangis.

Anak-anak umumnya memiliki ketakutan tersendiri terhadap sesuatu, mulai dari takut terhadap hantu, kegelapan hingga takut ditinggal sendiri.

Namun ketakutan seperti apakah yang dianggap normal dan wajar dirasakan anak-anak? Dilansir dari Kid's Health.org, ketakutan adalah bentuk emosi yang wajar dirasakan anak-anak dan emosi ini berfungsi membantu anak belajar untuk mengendalikannya. Beberapa rasa takut yang dirasakan anak-anak sangat wajar dan bisa berubah seiring bertambahnya usia.

Kecemasan sebenarnya bukan masalah atau akan jadi masalah jika itu mengganggu perkembangan kognitif, emosional, atau sosial anak atau kebahagiaan mereka. Berikut ini rasa ketakutan yang dialami anak berdasarkan usianya.

Bayi

Bayi biasanya takut dengan orang asing. Ia hanya nyaman dengan ayah ibunya atau orang-orang yang familiar dan dikenalnya saja. Bayi berusia 8-9 bulan sudah mampu mengenali wajah orang-orang yang ia ketahui yang sering berinteraksi dengannya. Itulah mengapa wajah-wajah baru memberi ketakutan atau rasa tidak nyaman pada bayi karena orang-orang baru sangatlah asing. 


Balita dan Usia di atasnya

Ketahui penyebab dan cara mengatasi balita yang mengalami susah buang air besar (BAB). | Unsplash - marcos paulo prado

Balita

Balita merasa takut akan perpisahan. Mereka umumnya takut ditinggal orangtuanya atau orang-orang yang dekat dengannya. Antara usia 10 bulan hingga 2 tahun, kebanyakan balita akan "lengket" dengan orangtuanya dan menangis jika ditinggal. Ia tak suka ditinggal di penitipan anak, di rumah nenek atau bahkan ditinggal untuk tidur sendiri.

Anak-anak usia di atas 4 tahun

Anak-anak usia 4-6 tahun mulai mengembangkan pikirannya yang imajinatif dan mulai membayangkan sesuatu. Namun mereka belum bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak. Mimpi buruk sering membuat mereka takut dan mereka berpikir ada monster yang mengintai di lemari atau kolong tempat tidur.

Anak usia 7 tahun dan usia di atasnya

Anak-anak yang mulai masuk sekolah dasar mulai takut akan hal-hal nyata dalam kehidupan seprti penculik, pencuri, pembunuh dan lainnya. Ia takut ada orang yang akan menyakitinya atau orang yang disayangnya disakiti. Ia kemungkinan merasa tak nyaman berada di lingkungan baru karena takut terhadap orang-orang. 


Remaja

Ilustrasi Pergaulan Anak Remaja Credit: pexels.com/pixabay

Remaja dan usia di atasnya

Untuk anak memasuki pubertas atau remaja, mereka cemas dan takut pada hal-hal lebih besar seperti ujian, ulangan harian, PR, dan kemarahan guru. Karena munculnya sifat kompetitif alami dalam diri, remaja juga seringkali takut akan kekalahan, takut penolakan dan takut dikucilkan.

Ketakutan adalah bagian yang sangat normal dari tumbuh dewasa. Ini adalah tanda bahwa anak kamu mulai memahami dunia dan cara kerjanya, dan mereka mencoba memahami apa artinya bagi mereka. 

Dengan waktu dan pengalaman, mereka akan menemukan sendiri bahwa hal-hal yang tampak menakutkan tidak begitu menakutkan. Seiring waktu, mereka juga akan menyadari bahwa mereka memiliki kapasitas yang luar biasa untuk mengatasinya.

Rasa takut tentu bisa menimbulkan banyak penderitaan. Tidak hanya bagi anak-anak dan remaja yang memiliki ketakutan tersebut,tetapi juga untuk orang-orang yang merasa peduli tentang suatu hal. Penting untuk diingat bahwa ketakutan pada usia tertentu benar-benar tepat dan sama sekali bukan tanda kelainan. 


Hal yang Harus Dilakukan Orangtua

Simak tips-tips jitu yang dapat dilakukan para orang tua untuk memotivasi anak. (pexels.com/Gustavo Frings)

Untuk Bayi dan Balita

• Mainkan cilukba

Ini akan mulai mengajari bayi kamu bahwa bahkan ketika wajah kamu menghilang, kamu masih berada di sana. 

• Ajari mereka bahwa perpisahan itu sementara, tetapi lakukan dengan lembut

Berlatih meninggalkan ruangan untuk waktu yang singkat pada suatu waktu sehingga bayi kamu dapat belajar bahwa kamu akan selalu kembali. Ketika kamu siap untuk meninggalkan mereka dalam perawatan orang lain, mulailah dengan orang-orang yang mereka kenal untuk waktu yang singkat, kemudian mulailah dari hal itu dengan lembut.

• Selalu ucapkan selamat tinggal

Mengucapkan selamat tinggal adalah hal terpenting yang harus dilakukan ketika kamu meninggalkan mereka. Melakukan lari cepat saat mereka tidak tahu mungkin membuat segalanya lebih mudah dalam jangka pendek, tetapi itu akan membuat bayi kamu terkejut saat mengetahui kamu tidak ada di sana.

Ini dapat menambah ketakutan mereka bahwa kamu akan menghilang secara tak terduga dan juga berisiko merusak kepercayaan mereka. Siapkan rutinitas 'kiss bye' kamu dan beri tahu mereka bahwa kamu akan pergi, ciuman cepat untuk anakmu, dan beri tahu mereka bahwa kamu akan segera kembali, atau ap pun yang cocok untuk kamu.  

Untuk Anak-Anak dan Remaja

• Beri mereka banyak informasi

Meskipun anak-anak pada usia ini sadar akan lingkungan mereka, mereka tidak memahami semua hal yang terjadi di dalam lingkungannya. Beri mereka semua informasi yang mereka butuhkan untuk menempatkan hal-hal menakutkan mereka dalam konteks, di mana mereka berada. Tidak ada yang namanya terlalu banyak bicara dan pada usia ini, mereka sangat semangat untuk belajar. Manfaatkan hal itu. 

Infografis peranan penting orang tua dalam pengasuhan anak (parenting) Source: Kementerian Sosial Reublik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya